Image: www.twotourism.com
THE LOST CITY (BOOK 2)
BLOODLINE, Secret of The Royal Family
Part 2
“Kamu
tenang saja, Ning. Nanti Papa yang bicara sama Mama, ya?” Papa mengedip padaku.
Hatiku seketika langsung merasa tenang, Papa memang hebat. Sejak dulu, jika aku
dan Arya berantem sama Mama, selalu Papa yang jadi penengahnya. Dia kan yang
paling tahu bagaimana cara meluluhkan si hati baja.
“Bagaimana
urusan ijinnya, Kak?” tanya Arya. Aku hanya menggeleng lemah. Kami berempat
tengah bersantai di kamar tidur Arya usai makan malam. Tadi, Mama dengan alasan
sakit kepala, tidak ikut makan bersama kami. Aku tahu benar, pasti dia masih
marah sama aku dan Papa. Terdengar Arya mengeluh pelan.
“Bagaimana
kalau Mama tahu aku juga mau ikut-ikutan minta ijin di sekolah ya, Kak..” Aku
membelalakkan mata padanya. Perjanjiannya kan
bukan seperti itu. Arya sudah kelas 9, sebentar lagi dia akan ikut ujian akhir
untuk kelulusan SMA-nya. Mama bisa mati berdiri jika dia mendengar Arya juga
ingin ikut-ikutan membangkang. Bisa-bisa kami berdua langsung di lobotomy* sama Mama.
“Kamu
itu gila ya? Kakak kan sudah bilang, nanti seusai ujian, kamu boleh ikut kita.
Kamu mau dibunuh Mama apa? Aku saja sewaktu minta ijin sama dia tadi hampir rusak
gendang telingaku gara-gara diteriakin sama Mama, bagaimana jika dia mendengar
kamu juga mau ikutan? Bisa-bisa seisi kota Jakarta bisa mendengar aumannya!” tukasku setengah mengeluh. Arya hanya diam
saja.
“Kamu
bicara apa, Aning?” tanya Annamaya, sedari tadi dia hanya mendengarkan sambil
membolak-balik album foto Arya.
“Aku
masih belum dikasih ijin sama Mama untuk cuti kuliah satu semester, biar bisa
ikut kalian mencari kunci rahasia para
dewa.”
“Mudah-mudahan
saja, nanti Mama kamu berubah pikiran, sebab hampir pasti kami tidak bisa
melakukan pencarian tanpa kamu atau Arya, Ning. Mungkin orang lain bisa menjadi
penunjuk jalan kami saja, namun kami tidak bisa sembarang percaya orang!”
Aku
merenungkan kata-kata Rapalla. Benar juga apa yang dia katakan. Dalam hati aku
juga berharap, moga-moga Papa bisa berhasil membujuk Mama.
Keesokan
harinya, setelah semalaman hampir tak bisa tidur, aku sengaja menunggu Papa dan
Mama dimeja makan untuk sarapan pagi. Sungguh penasaran ingin mendengar
keputusan Mama dan Papa.
“Selamat
pagi Ma, Pa..” sapaku dengan suara yang dibuat seramah mungkin.
“Pagi!”
Mama menjawab agak ketus, normal. Mengingat permintaan cuti satu semesterku
padanya. Papa sendiri hanya senyum-senyum sambil mengedipkan sebelah matanya
padaku.
“Nih..Aning sudah masak dadar telur
kesukaan Mama, lengkap dengan irisan daun bawang dan bawang Bombay nya,
silahkan dimakan, Ma..” kuangkat piring berisi dadar telur dan mengangsurkannya
pada Mama.
Dengan
sikap dingin, Mama menyambut piring itu dan langsung menuangkan isinya kedalam
piring makan dihadapannya. Pertanda bagus, ujarku dalam hati, setidaknya Mama
tidak menolak sarapan pagi buatanku itu. Papa mengacungkan jempolnya
sembunyi-sembunyi dari bawah meja, tak urung membuatku tersenyum geli.
“Apa
kamu senyam-senyum gitu?” tanya Mama judes. Cepat-cepat kugelengkan kepalaku.
Kalau Mama sampai mengambek lagi, bisa runyam deh, urusannya.
“Nggak
kok Ma, emang nggak boleh senyum? Kata Oma dulu, kalau di pagi hari hati kita
gembira, maka sepanjang hari itu, akan terisi dengan kegembiraan pula!”
“Sagala rupa!!”*
Mama mulai mengoceh dengan bahasa Manado, bahasa daerah asalnya, hal yang selalu dia lakukan jika
sedang kesal.
“Ning,
kamu pernah merhatiin nggak? Mama
kalau sedang marah tambah cantik ya?” bukannya menenangkan Mama, Papa malah
menggodanya. Tapi Mama malah hanya tertawa mendengar godaan Papa, membuat
hatiku jadi lega. Sedetik kemudian, wajah Mama berubah kembali serius dan
sedikit judes, sambil menatapku tajam, dia lalu menukas,
“Aning,
Papa dan Mama sudah memutuskan, bahwa kamu bisa ikut keliling Indonesia atau
kalau perlu keliling dunia juga bersama Rapalla dan Annamaya, namun kamu harus
menyelesaikan ujian semestermu yang sekarang. Tidak ada tawar-menawar, titik!”
Ku tatap Papa dengan wajah memelas, tapi dia hanya mengangkat bahu, lalu
kembali membungkuk ke piring rotinya, yang bagiku itu adalah jawaban final
mereka berdua. Seperti kata Mama, tak akan ada lagi tawar-menawar.
“Ma,
aku juga pengen ngomong, nih..” terdengar suara Arya, dia sudah berdiri
diantara pintu ruang makan dan ruang tengah.
“Kamu
juga mau minta cuti? Sekalian saja berhenti sekolah dan kalian berdua jadi
penyamun!” tandas Mama galak, sebelum Arya bersuara lebih jauh.
“Ihh
Mama, judes amat sih..Arya balik jadi anak bego seperti kata Mama dulu baru
tahu rasa..”
“Memangnya
Mama peduli? Nggak lah ya..” Dengan
lagak acuh tak acuh, Mama menelan suapan nasi dan dadar telur terakhirnya, lalu berdiri dan melenggang
melewati Arya.
“Minggir!
Mama mau mandi! Ada operasi pagi ini di Rumah Sakit!”
Aku,
Arya dan Papa hanya terpana melihat tingkah Mama. Namun sedetik kemudian, kami
bertiga langsung tertawa terbahak-bahak, karena baru kali ini kami melihat Mama
berlagak seperti anak muda jaman sekarang yang sok cuek.
“Jadi,
kamu harus menyelesaikan ujian sekolahmu dulu ya?” tanya Annamaya begitu
kuceritakan tentang keputusan Mama dan Papa. Aku mengangguk mengiyakan
“Tapi
kan sudah tidak lama lagi kakak akan ujian..lebih baik menunggu sebentar, dari
pada tidak diijinkan sama sekali oleh Mama” saran Arya
“Aku
sendiri, sudah pasti tidak akan diijinkan, kakak lihat sendiri apa kata Mama,
pas aku mau ngomong tadi pagi? Aku disuruh jadi penyamun!” lanjutnya, sambil
tergelak ketika mengingat ucapan Mama tadi pagi. Aku ikut-ikutan tertawa.
Rapalla
tak bersuara, dia kelihatan sangat serius, dan tengah memikirkan sesuatu.
Tiba-tiba dia melonjak bangkit dari karpet bergambar Superman-nya Arya.
“Katamu
ujiannya tinggal seminggu lagi ya, Ning? “ tanya Rapalla antusias. Kuanggukkan
kepalaku.
“Kita
kan tidak harus pergi sekarang, bagaimana kalau selama seminggu ini, sebelum
ujianmu dilaksanakan, kita melakukan riset dulu, seperti yang sering kamu
lakukan untuk mencari informasi lewat apa namanya ya, layar kecil yang sering
kamu bawa-bawa, yang menyimpan lukisan-lukisanmu itu?”
Aku
tertawa kecil mendengar ucapan Rapalla yang bersemangat. Walaupun mereka sudah
berkeliling setengah belahan dunia, dia masih sangat terisolasi dari dunia
modern. Bahkan, laptop saja tak dia tahu apa namanya, dan lukisan yang dia
maksudkan, adalah foto-foto koleksi dari kamera digitalku yang kusimpan disana.
“Maksudmu
laptopku?” Dia menganggukkan kepalanya.
“Katamu,
barang itu, bisa memberikan informasi yang sangat banyak bagi manusia, mungkin
saja kita bisa mendapatkan informasi dari sana”
Astaga! Rapalla benar juga. Kenapa tidak terpikirkan olehku sejak sebelumnya, ya? Kami
kan bisa memulai untuk melakukan riset lewat internet sejak Annamaya dan
Rapalla mengungkapkan maksud utama mereka berkunjung ke Indonesia. Bodoh benar
aku!
Seminggu
kemudian, kami berempat jadi jarang keluar rumah. Rapalla dan Annamaya bahkan
menjadi semacam penjaga rumah kami, sebab, setelah aku pergi kuliah dan Arya
pergi ke sekolahnya, Mama dan Papa juga berangkat ke kantor mereka
masing-masing, dan hanya tinggal mereka berdua dirumah, ditemani Mbok Iyem,
pembantu kami.
Annamaya
bahkan jadi ketagihan dengan permainan Zuma
yang ada di komputerku, dia tak henti-hentinya memainkan permainan itu.
Sedangkan Rapalla, semenjak kuajarkan bagaimana cara membuka internet, yang
langsung dia kuasai dengan cepat, dia hanya menghabiskan waktunya didepan
laptopku, mencari informasi tentang gambar pohon di lukisan kain batik, yang
masih tak menghasilkan apapun juga.
Semuanya
mulai menjadi sedikit terang, ketika pada hari pertama ujian semesterku
dimulai. Aku baru saja menghempaskan tas punggungku yang berat di kursi, ketika
terdengar teriakan Arya dari halaman depan.
“Kaaaaakkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk……ada
berita baguuuuuuuuuusss!!!”
(Bersambung)
1 komentar:
Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
Yang Ada :
TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
Sekedar Nonton Bola ,
Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
Website Online 24Jam/Setiap Hariny
Posting Komentar