06 Maret 2009 | By: nsikome

DI PERSIMPANGAN

Seminggu kembali berganti....
Tanpa terasa, aku harus posting lagi,
Semoga, friends masih setia menanti,
Dan terus setia pada blog-ku ini.....
:-):-)-:)-:)

With Love, N.Sikome


DI PERSIMPANGAN

By : N. Sikome


" Selamat malam...Jane ada ? " sebuah suara mengucapkan salam. Andra mengangkat kepalanya dari buku Matematika yang semenjak satu jam lalu dia tekuni. Si pemilik suara ternyata adalah seorang cowok bertampang innocent dengan senyum manis, tengah menggenggam seikat bunga mawar kuning segar didepan pintu rumah yang tak tertutup. Mm....seperti difilm--film romantis aja, pake bawa bunga segala ! Andra berkata dalam hatinya.
" Jane ada didalam kamarnya, masuk dulu...nanti saya panggilkan, " tawar Andra mempersilahkan. Cowok itu hanya mengangguk perlahan, lalu duduk dengan gaya canggung.
" Oh ya, saya harus bilang siapa yang datang pad Jane ? " Andra berbalik
" Bilang aja Steve, Mbak " jawabnya sopan, namun tak urung membuat Andra menggerutu dalam hatinya, Mbak...emangnya aku udah kelihatan tua, apa ? gadis itu lalu melangkah kearah kamar adiknya. Jane tengah telungkup diatas tempat tidurnya saat Andra memasuki kamar yang selalu berantakan setiap saat itu.
" Jane, ada yang cari tuh ! Steve, " Andra memberitahu. Yang ditujukan suara malah cuman cuek bebek sambil terus membuka-buka majalah bulanan Disney nya.
" Jane....ada yang cari kamu didepan, kok gitu sih ? " Andra mulai marah melihat kelakuan adiknya yang memang manja itu.
" Suruh dia pulang aja, Kak. Bilang sama Steve, Jane udah punya pacar baru, dan nggak sudi lihat tampangnya FOREVER titik !! " Jane mulai ngamuk. Membuat Andra jadi lebih heran dengan tingkah adiknya itu. Dia hanya menggeleng, lalu kembali keruang tamu. Nampa disana, Steve tengah duduk menanti, masih dengan seikat mawar ditangannya.
" Dik Steve, si Jane kayaknya lagi ngambek saat ini, dia katanya nggak mau ketemu sama kamu, emangnya ada apa sih ? kamu lagi marahan ya, sama si manja itu ? " tanpa malu-malu Andra langsung mencecar cowok itu dengan pertanyaan. Sebenarnya dia merasa tak pantas untuk bertanya seperti itu, apalagi pada seseorang yang baru dikenalnya. Namun, rasa ingin tahunya yang agak-agak diluar batas normal mengalahkan semua itu.
" Anuu..Jane mungkin marah karena sabtu kemarin, saya janji mau datang kesini, tapi nggak jadi karena kakek saya sakit, dan Mama mengajak saya untuk mennjenguk kakek di desa " tutur cowok itu pelan. Andra membelalakkan matanya, si manja itu emang keterlaluan tingkahnya, masak si Steve nggak jadi datang karena menjenguk kakeknya yang sakit, langsung di diemin begitu.
" Tapi kamu bilang kan ke Jane, kalo kamu nggak bisa datang ? " tanya Andra penuh selidik
" Iya, sehari sebelumnya malah, tapi Jane kelihatannya nggak senang " Steve menunduk sedih. Andra mendadak kasihan melihat tampang imut cowok itu, kelihatannya seperti menderita banget.
" Ya udah, Steve, sekarang kamu pulang aja. Nanti aku akan mencoba untuk membujuk si manja...eh maksudku, si Jane, " putus Andra
" Bener, Mbak ? makasih sebelumnya, ya ?! " wajah Steve bersinar lagi. Entah kenapa hati Andra ikut senang melihat senyum cowok bertampang innocent itu. Steve berdiri, lalu menyalami Andra,
" Mbak... "
" Panggil saja Andra, " potong gadis itu cepat, kelihatannya agak kaku mendengar cowok imut itu menyapanya dengan sebutan 'Mbak'.
" Sekali lagi, thank's ya, An, tolong bunga sekalian bunga ini dikasih ke Jane, kalau dia nggak mau terima, Mbak...eh Andra ambil aja, " suara Steve terdengar lucu saat dia mengucapkan kata-kata itu, tak urung membuat Andra tersenyum.
Hingga motor cowok imut itu hilang diujung jalan, Andra masih terpaku didepan pagar rumahnya. Entah mengapa, senyum Steve mengingatkannya pada seseorang, Danny. Namun gadis itu dengan cepat menepiskan semua pikiran-pikiranyang mulai muncul dikepalanya tentang Danny. Untuk apa lagi dia memikirkan cowok itu, toh sekarang Danny sudh tak sendiri lagi, sudah ada seseorang yang telah ditakdirkan untuk mendampingi hidupnya. Andra rela, namun tak urung kisah pedih itu menyisakan sebuah luka yang hingga saat ini masih menganga lebar dihatinya, membuatnya menolak tawaran lebih dari selusin cowok yang ngin menjadi pacarnya. Andra selalu menolak dengan alasan ingin konsentrasi dulu ke kuliahnya.
" Kak An, siapa sih yang datang pake motor tadi ? " suara Jill, adiknya yang paling bungsu menyadarkan Andra dari lamunannya.
" Oh itu...namanya Steve, katanya sih dia pacaran sama si manja " jawab Andra
" Pacaran sama si manja, tapi kok Kak Andra yang nganterin ? " selidik Jill
" Abis si manja lagi ngambek, nggak mau ketemu sama Steve, jadi aku yang nganterin, "
" Ya ampun tu anak...cowok keren gitu di sia-siakan, ntar kusambar baru tahu rasa !! " seloroh Jill genit.
" Yee...emangnya motor ? pake acara sambar segala !! " Andra menjitak kepala adiknya pelan, sambil terkekeh geli. Mereka berdua lalu berjalan berbarengan memasuki rumah.
" Ngapain kamu dua ketawa-ketiwi kayak gitu ?! " baru saja Andra dann Jill hendak naik ke teras rumah, si manja Jane sudah menghadang didepan pintu
" Emangnya kita-kita nggak boleh ketawa ? sirik yeee !! " Jill yang pada dasarnya emang gampang naik darah langsung sewot.
" Pasti lagi ngomongin Steve ! " tuduh Jane
" Ini anak, asal banget deh mulutnya ! emang kenapa kalau iya ? " Jill malah menantang, mereka berdua memang dari kecil nggak pernah bisa akur biar cuma sehari.
" Sudah...sudah...kalian ini, nggak bisa akur biar cuman semenit, ya ? sudah masuk sana !! " Andra memutuskan untuk melerai keduanya,soalnya bulan lalu dia terpaksa memanggil si Parno, tukang kebun tetangga sebelah buat misahain si Jill sama Jane yang saking serunya berantem, rambut keduanya sudah pada terlingkar-lingkar ditangan masing-masing dan susah untuk dilepasin lagi. Jill dan Jane saling mencibir lalu masuk kedalam rumah. Andra hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan kedua anak itu. Kata orang, anak kembar itu susah banget untuk dipisahin biar cuma semenit, tapi yang ini aneh, nggak cuman kembar aja, wajah Jill dan Jane susah banget untuk dibedakan, namun keduanya semenjak kecil kayak Tom and Jerry aja, selalu bertengkar setiap ada kesempatan.
Andra tengah mengatur bunga-bunga segar di dalam vas-nya saat telpon berdering. Dia tahu, kalau nggak ada gunanya mengharap seseorang datang dan mengangkat telpon itu, apalagi Jill atau Jane ? agak enggan gadis itu melangkah ke meja telpon.
" Hallo...bisa bicara dengan Andra ? " terdengar suara cowok diseberang sana, menyapa.
" Ini Andra sendiri, siapa ya ? " gadis itu heran, soalnya jarang banget ada cowok yang nelpon cari dia dirumah, semenjak Danny..ah ! hati Andra kembali perih.
" Ini Steve, yang kemarin itu.... " ternyata pacar si manja
" Steve ! apa kabarnya nih ? mau bicara sama Jane, ya ? " tanya Andra
" Eng...enggak...cuman mau bicara sama kamu, boleh kan ? " suara Steve merendah
" Kok sama aku ? bener nih nggak mau bicara sama Jane ? " tawar Andra
" Aku sudah putus sama Jane... " ujar Steve, Andra kaget setengah mati mendengar ucapan cowok itu, kan belum lagi seminggu yang lalu si Steve ngobrol di rumah.
" Ah..kenapa ? " tak urung ucapan Steve membuat Andra penasaran
" Jane yang mau putus, katanya aku nggak masuk kategori cowok idamannya, " Steve berucap getir, membuat Andra makin terheran-heran saja, apalagi mendengar alasan Jane yang nggak masuk akal itu, kayak lagi milih barang aja.
" Trus...kamu-nya nggak apa-apa ka ? " Andra merasa kasihan juga dengan anak itu
" Sakit sih, tapi nggak apa-apa, itu kan udah biasa, " ucapan Steve membuat Andra kagum, kuat juga tu anak.
" Trus, kenapa kamu mau bicara denganku, Steve ? "
" Mmm....boleh nggak aku ketemu sama kamu ? tapi jangan dirumahmu, aku nggak enak sama Jane. Ada yang mau aku omongin sama kamu, " suara Steve seperti memohon. mungkin dia mau ngomong tentang Jane, pikir andra.
" Boleh, gimana kalo besok jam 4 sore si Sunset Cafe, aku pulang kuliah agak cepetan soalnya, " usul Andra
" Ok, makasih sebelumnya ya An... " suara Steve terdengar gembira, telpon lalu ditutup.
Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, Andra masih nongkrong di depan komputernyya, dia sedang chatting.
>Skywalker<: Gue mau ketemu kamu, An, besok boleh ?
Andra tertawa kecil, si Skywalker emang udah lama jadi temen chattingnya. Katanya sih, dia cowok. Cuman salahnya dia nggak pernah mau bilang nama aslinya, tapi yang pasti dia sekota dengan Andra, kelihatan dari IP-adress nya. Dulu Andra pengen ketemu dia, tapi si Sky nggak pernah mau. Sekarang malah dia yang mau ketemu sama Andra.
>Skywalker<: Boleh, tapi gue punya janji besok, sorry yach....
>Andra<: Janji sama siapa ? dimana ? boleh ikutan dong ?!!
Andra merasa geli, si Skywalker emang aneh, tapi juga lucu dan baik. Sudah hampir setahun Andra chatting dengannya, dia jadi tempat curhat Andra, dan anehnya dia selalu kasih solusi yang bagus. Waktu problem dengan Danny dulu, si Sky yang rajin ngasih nasehat unntuk tabah de el el.
>Andra<: Boleh, janjiannya di Sunset Cafe. Pake baju apa biar gue gampang liat kamu ?
>Skywalker<: Gue bawa bunga mawar merah plastik aja, ya ? udah ngantuk nih...sampe ketemu besok di Sunset Cafe, ciaoo...
Skywalker langsung menghilang. Andra jadi kesal setengah mati, padahal dia baru mau nanya banyak hal. Sky memang selalu begitu, namun Andra suka gayanya yyang memang agak-agak penuh misteri itu.
Sunset Cafe masih sepi. Saat Andra memasuki ruangan yang dominan dengan warna hijau pastel itu, nampak Steve tengah duduk di sudut dekat meja bar.
" Udah lama nunggu, Steve ? " tanya Andra begitu sampai dihadapan cowok itu
" Nggak, baru aja kok. Sorry ya, udah ngerepotin kamu, " ucap Steve meminta maaf
" Nggak apa-apa, aku sekalian juga janjian sama teman disini, "
" Oooo..... " bibir Steve membentuk huruf O besar, Andra lalu memutuskan untuk langsung ke pokok masalahnya
" Kamu mau ngomong apa sama aku, Steve ? "
" Aku nggak mau ngomong apa-apa, aku hanya mau kasih ini ke kamu " Steve menyodorkan selembar kertas. Dengan heran Andra meraih kertas putih itu, dia langsung mengenalinya, itu kan lembaran Diary-nya.
" Kok bisa sampai ke tangan kamuu, Steve ? " Andra merasa privacy nya terusik, lagian, apa maksud Steve memperlihatkan lembaran Diary yang berisi curhatnya tentang rasa suka dia pada Skywalker.
" Aku mau kasih ini juga sama kamu, " Steve mengeluarkan sesuatu dari dalam ransel kecilnya. Andra terperangah, setangkai mawar merah plastik.
" Lembaran kertas itu kudapat didalam tas Jane, waktu tasnya teringgal didalam mobilku dulu " terang Steve. Andra terbungkam, dia tak bisa percaya dengan semua ini, benar-benar sebuah kebetulan yang langka. Andra memang suka nulis puisi, dan fans pertamanya si Jane. Makanya dari dulu anak itu suka nyolong lembaran Diary Andra, yang berisikan puisi karya gadis itu. Dibelakang kertas yang berisi curhatnya tentang Skywalker memang ada sebuah puisi.
" An, kamu nggak marah kan ? " Steve meraih tangan Andra lembut. Gadis itu tak tahu harus bilang apa lagi, semuanya terlalu mendadak dan tak bisa dipercaya. Steve dengan Jane, Skywalker sebenarnya adalah Steve, Andra jatuh cinta pada Skywalker...
" Aku nggak tahu harus ngomong apa, Steve... " akhirnya Andra membuka suara juga. Pelan dia menarik tangannya dari genggaman Steve, hatinya mulai kacau lagi, dia merasa sudah menemukan sesuattu yang hilang pada sosok Skywalker, namun saat dia mengetahui kenyataan yang sebenarnya bahwa Steve adalah Skywalker, serta isi Diary Jabe yang sempat di bacanya tadi pagi tentang rasa cintanya pada Steve, Andra jadi bingung.
" An... " suara Steve memohon
" Beri aku waktu ya, Sky...eh Steve...aku nggak bisa ngomong sekarang tentang itu, " Andra lalu berdiri dan melangkah pergi dari situ, hatinya semakin gamang, dia ingin berteriak. Mengapa selalu dia yang harus menghadapi pilihan-pilihan sulit ? dulu dia harus memilih antara Danny dan kuliahnya, dan kini rasa cintanya dan perasaan adiknya sendiri ? mengapa dia harus selalu berdiri disebuah persimpangan, yang selalu membingungkan ?