29 Agustus 2011 | By: nsikome

AKHIR SEBUAH DUSTA

Seringkali, dalam hidup ini kita tak bisa memilih, karena pilihan-pilihan yg adapun tak kita sukai. Termasuk pilihan hati. Beberapa orang memilih untuk berbohong pada hati nuraninya sendiri dan mengingkari kata hatinya, namun ada orang yg melangkah maju dan merengkuh pilihan hatinya, meski kadang itu harus melukai orang lain, melukai seseorang yg kita sayangi. Kata orang, "All are fair in love, or war"..Aku sudah pernah memilih, dan semoga itu tak akan pernah salah..(NS)


AKHIR SEBUAH DUSTA


Indri lagi uring-uringan. Sudah seminggu terakhir ini sikap Gilang agak aneh. Jarang ngomong, banyak melamun, dan malas senyum. Pokoknya kayak orang lagi sakit gigi campur sariawan aja. Yang pasti, sikap cowok Indri itu bikin dia ikut-ikutan kesal tanpa judul, deh !

” Aku marah, Yun ! marah-marah-sebel !!! ” Indri mengadu setengah teriak pada Yuyun sobat karibnya.

” Ihh...dateng-dateng..sampai...eh..ngamuk, calm down, girl !! “ Yuyun tertawa geli melihat tingkah si Indri. Soalnya Indri kalo lagi marah campur sebel, jari kelingkingnya suka di masukin ke dalam lobang idung. Emang jorok itu anak, namun itulah yang menjadi ciri khas si Indri. Walaupun dia lagi senyam-senyum, tapi kalo jari kelingkingnya sedang berada di lobang idung, Yuyun langsung tahu kalo si Indri lagi marah berat.

” Yun...menurut kamu, si Gilang itu type cowok yang setia apa enggak ? “ Indri menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur sahabatnya. Yuyun tersenyum mendengar pertanyaan Indri yang mulai berbau kecurigaan itu.

” Emangnya ada apa dengan Gilang, sih...kok kamu nanya kayak gitu ? “ Indri balas bertanya.

” Bukannya apa-apa, aku hanya mau tahu pendapat kamu sebagai sobat terdekatku, si Gilang itu pantas nggak jadi cowok aku.... “ Indri berlagak sombong

” Yeeee....kamu maunyaaa...seberapa pantas...emangnya Sheila on Seven ??? “ ledek Yuyun, membuat wajah Indri menjadi lebih cemberut.

” Bukannya gitu, Yun...aku lagi bete nih, soalnya udah seminggu ini sikap Gilang agak aneh. Jarang ngomong, dan setiap kali bicara dengan aku, pikirannya kayak lagi berada di tempat lain aja. “ Indri akhirnya mengakui objek sekaligus subjek keresahannya. Yuyun tersenyum menang,

” Oh gitcuuu...denger-denger, dia punya gacoan lain tuh, In... “

” Ah... yang bener ? di mana, Yun ? “ nada suara Indri berubah ke oktaf 8

” Yeeee, aku cuman bercanda, jangan tereak di kuping dong !! “ protes Yuyun, telinganya sampe berkedap-kedip ( kok telinga bisa berkedap-kedip ? ) akibat teriakan Indri di telinganya itu. Indri menghembuskan napas lega, kira’in si Yuyun serius, sebab kalo itu bener, Indri pasti tereak keras-keras, biar kedengaran hingga ke langit yang ketujuh.

” Serius ni, Yun...si Gilang akhir-akhir ini jadi lain. Sepertinya dia itu nggak suka aku lagi. Tiap kali ketemu, sikapnya jadi aneh, deh ! “ adu Indri pada Yuyun.

” Kamu aja yang jadi terlalu sensitif, ‘kali In... “ Yuyun mencoba untuk menenangkan hati sahabatnya itu. Namun wajah Indri menjadi lebih muram, kayak langit mendung aja.

” Mulanya sih, aku juga berpikir kalo aku-nya yang jadi agak-agak manja. Maunya di perhati’in terus. Tapi, setelah tiga minggu, aku yakin kalo si Gilang emang berubah, “ cerita Indri dengan sendu, seperti di pilem-pilem India.....

” Ya udah, sebagai sahabat elo yang baik hati, aku akan bantu kamu untuk menemukan sebab-sebab berubah-nya si Gilang itu ! “ putus Yuyun.

“ In, menurut aku, si Gilang tuh punya pacar baru, ato lagi naksir cewek, “ tutur Yuyun blak-blakan. Sudah seminggu dia memulai acara ngintip dan nguping-nya. Pokok-nya, kemanapun si Gilang pergi, nggak pernah lepas dari penglihatan Yuyun. Gadis itu bahkan bela-belain bayar satpam di rumahnya untuk jadi asisten agen spesial ( agen spesial-nya, ya si Yuyun itu.... ).

Anehnya, selama seminggu pengintaian Yuyun, nggak ada yang berubah dari Gilang. Cowok itu jalannya cuman ke kampus, ato selebihnya ya ke rumah Indri buat apel.

” Bener ya, Yun ? “ tanya Indri sedih

” Eittt....tunggu dulu, tapi ini cuman dugaan aku aja. Soalnya, si Gilang tuh nggak pernah kemana-mana selain ke rumah kamu buat cium jidatmu itu.... “ tutur Yuyun agak-agak norak.

” Yeeee....kamu ngintip juga waktu aku di cium Gilang ? awas kamu, ya !!!! “ Indri gemes dengan tingkah sobatnya yang memang agak-agak sarap itu.

” Trus, kesimpulan kamu cuman segitu setelah seminggu ? payah donk... “ tak urung Indri kecewa juga, sebab dia tak mendapatkan apa yg dia inginkan

” Gini In, si Gilang kayaknya lagi naksir cewek lain. Soalnya dia tuh kalo di rumah, suka senyum-senyum sendiri kayak orang bego. Dan, pernah satu kali satpam aku liat si Gilang lagi cium-cium foto cewek... “

” Mungkin itu foto-ku, ‘kali ?! “ tukas Indri agak-agak ge-er

” Bukannn...kata satpam aku, itu foto cewek lain. Katanya dia nggak kenal, tuh ! “

” Skarang aku musti gimana, Yun ? “ mata Indri mulai meneteskan airmata, Yuyun jadi ikut sedih melihat reaksi sahabatnya itu. Dalam hati dia menyesal telah memberitahu semua itu pada Indri.

” In, cowok tu nggak cuman satu di dunia, ada banyak..lagian kita masih muda, ntar juga dapet ganti-nya “ Yuyun mencoba untuk menghibur Indri, gadis itu hanya menggelengkan kepalanya.

” Yun, aku pulang dulu, ya ? makasih udah bantu aku, besok masuk kuliah, kan ? “ Indri mencoba untuk menyembunyikan perasaannya, namun itu percuma saja, airmata yang mengalir deras di kedua belah pipi mulusnya sudah menggambarkan isi hatinya.

” Hati-hati, In..jangan ngebut, ya ? “ Yuyun merasa tak berdaya, dia ingin sekali melakukan sesuatu bagi sahabatnya itu, namun mau bagaimana lagi ? dia hanya bisa menatapi punggung sahabatnya yang melangkah ke pelataran parkir. Baru saja mobil Indri keluar dari halaman fakultas, tiba-tiba muncul si penyebab derita, Gilang.

” Yun, si Indri mau kemana ? kan dia masih punya dua mata kuliah hari ini ?! “ tanya Gilang datar. Heran, Yuyun menoleh ke arah pemuda itu, nggak ada sedikitpun nada cemas dalam suaranya. Padahal, biasanya kalo ada yg nggak ikut pelajaran seperti itu, pasti karena sakit.

” Lang, kamu kenapa sih ? “ Yuyun sewot juga dengan tingkah cowok itu.

” Kenapa apa, sih ? “ pemuda itu menatap Yuyun heran

” Jujur dong sama Indri, kalo kamu tuh udah nggak suka dia lagi, jangan bersikap kayak gitu !! “ nada suara Yuyun menjadi lebih tinggi

” Okey, karena kamu sudah tahu, aku akan jujur. Ternyata aku nggak cinta sama Indri, aku cinta KAMU !! “ tandas Gilang membuat Yuyun melongo. Gadis itu terkejut setengah mati dengan pernyataan pemuda di hadapannya itu.

Perlahan ingatan Yuyun mulai kembali ke masa lalu. Waktu SMU, dia sekelas dengan Gilang. Yuyun suka Gilang, namun terlalu malu untuk menunjukkan rasa sukanya itu.

” Kamu tuh jangan ngeledek aku, Lang ! “ Yuyun membentak pemuda itu, walau sebenarnya ada getar-getar halus yang mulai muncul di dalam hatinya

” Sumpah aku cinta-nya sama KAMU, Yun..sejak kita masih di bangku SMU, namun aku takut untuk bilang padamu, dan waktu aku akhirnya punya keberanian untuk mengungkapkan isi hatiku padamu, kamu malah comblangin aku sama Indri sahabatmu. Tau nggak, demi kamu juga aku pacaran sama Indri. Karena kamu yang minta aku untuk jadian sama dia, Yun...please..aku tahu kamu juga suka aku, jangan bohongi hati kamu... “ setengah memelas Gilang mengungkapkan isi hatinya. Yuyun tertegun lama, dia nggak tahu harus menjawab apa pada pemuda di hadapannya itu. Satu hal yang dia tahu adalah, dia juga cinta sama Gilang. Dengan wajah setengah putus asa, dia menatap mata pemuda itu, ada cinta yang tergambar jelas di sana.

” Yun...malam minggu nanti kita ke twenty-one, ya ? “ Gilang menatap Yuyun berharap. Mata gadis itu berkaca-kaca, dia bingung sekali, namun seperti ada sebuah kekuatan besar yang memaksanya, perlahan Yuyun menganggukkan kepalanya perlahan, tanda setuju, sambil bersyukur kemarin-kemarin satpamnya nggak bilang kalo gadis dalam foto itu adalah dirinya.

Maafkan aku, Indri...hatiku tak bisa berdusta lagi, maafkan aku... Bisik Yuyun dalam hatinya. Cinta itu kuat, bahkan lebih kuat dari apapun juga, bahkan kadang lebih kuat dari persahabatan.

(In searching of the real Love....)

0 komentar:

Posting Komentar