30 Oktober 2011 | By: nsikome

RAHASIA RANI (Novel Part 3)


Photo : www.chilloutpoint.com

        Bel tanda jam sekolah usai berdering keras, wajah seisi kelas nampak berseri-seri. Maklum, saat yang paling membahagiakan bagi seorang siswa kalau bukan naik kelas, libur, atau tamat sekolah, salah satunya adalah bunyi bel pulang.
Rani sudah janjian dengan Winda sama Rino untuk jalan-jalan di mall sepulang sekolah nanti. Berhubung si Rino di pinjamin mobil sama Bapaknya, dia yang bertugas nganterin Rani sama Winda pulang ke rumah nanti.
“ Rino, kita ke mall apa toko buku, nih ? “ tanya Winda saat mereka sudah melaju di jalan.
Tauk tuh, tanya sama Rani ! “ jawab cowok itu kalem
“ Si Rani diam aja dari tadi, masih malu kali di hukum sama Bu Lasut tadi hihihi ! “ tukas Winda setengah meledek. Rani memang hanya diam semenjak tadi, sejak peristiwa melorotnya rok Bu Lasut di kelas saat jam Aritmetika.
“ Ran !! “ panggil Winda heran melihatan tatapan sahabatnya yang kosong seperti tengah berada di tempat lain
“ Y..ya, Win ? “ gugup Rani menjawab panggilan Winda karena kaget. Si Winda sih pake acara terik di telinga segala.
“ Pikiran kamu lagi di mana, sih ? aku panggil-panggil dari tadi, nggak mau nyahut “ ujar Winda setengah kesal.
“ Sorry Win, kamu mau tanya apa, sih ? “ Rani meminta maaf
“ Kita mo kemana sekarang tuan putri........ “ Rino mengoceh sambil senyum miring
“ Ehmmm...ke toko buku aja, deh. Aku mau beli sesuatu di sana ! “ akhirnya Rani yang memutuskan.
Sesampai mereka bertiga di toko buku besar, kelihatan ramai di sana. Sudah banyak ABG yang hilir-mudik di depan toko itu. Soalnya, di situ kan ada cafe-cafe gaul yang punya internet wireless buat anak-anak muda. Konsep toko itu bagus juga, dulunya jarang ada anak² yang ngumpul di situ, paling-paling hanya Ibu-ibu yang datang belanja keperluan sekolah anak mereka. Tapi setelah di taruh cafe gaul, wuihhh...langsung deh jadi tempat nongkrongnya para ABG, apalagi seusai jam sekolah seperti ini.
Setelah Rino memarkir mobilnya, mereka bertiga langsung berjalan menuju ke arah pintu masuk toko. Saat mereka hendak menyeberang jalan, tiba-tiba dari tempat parkir sebelah cafe, muncul sebuah mobil jeep, sedangkan dari dalam sebuah mobil yang baru saja di parkir, seorang anak kecil berusia kira-kira 5 tahun berlari turun dan langsung menyeberang jalan.
“ Awaaaaasssss stoooooopppp !!!!! “ Rani berteriak panik sambil mengangkat tangannya, saat melihat jeep yang tengah melaju itu menuju cepat ke arah si anak kecil yang terpaku ketakutan melihat mobil yang berlari agak cepat itu.
Tiba-tiba, seperti di tahan oleh sebuah tenaga yang sangat kuat, mobil jeep itu terhenti sejenak, sebelum akhirnya terbalik perlahan.
Semua orang yang ada di sekitar situ berlarian ke arah mobil jeep yang mulai berasap, nampak di dalam seorang laki-laki berusaha untuk keluar.                                                       
“ Tolong sayaa, kaki saya terjepit ...... “ laki-laki itu merintih kesakitan,
Rani dan teman²nya yang sudah sampai situ lebih dahulu mencoba untuk mengangkat sedikit mobil, agar laki-laki itu bisa mengeluarkan kakinya yang terjepit kap. Nampak ada darah yang sudah mulai mengalir. Winda mulai panik, mukanya berubah menjadi pucat pasi, dia memang anaknya nggak bisa melihat darah seperti itu.
“ Rino, si Winda mau pingsan !! “ Rani berseru tegang, dia juga mulai merasa takut sekali, sementara itu orang² yang berdatangan mulai mengitari mobil untuk membantu mengeluarkan laki-laki yang terjepit di dalamnya.
“ Waduh, mobilnya berat sekali, kita harus mencari mobil penderek utk bisa mengangkat dan mengeluarkan orang itu ! “ seorang laki-laki setengah baya berkata. Rani tiba-tiba mendapat akal,
“ Apa ada yang punya dongkrak di sini ? “ tanya Rani keras
“ Saya punya, Ran. “ sebuah suara menjawab, Rani menoleh, ternyata Didi sudah ada di situ.
“ Kita mungkin bisa mengeluarkan tangannya yang terjepit itu dengan mendongkrak kap mobil sedikit ke atas ! “ ujar Rani menerangkan
Didi berlari cepat menuju mobilnya, mengambil pendongkrak dan langsung membawanya ke sisi jeep yang terbalik itu.
“ Siaap ? “ tanya Didi memberi aba-aba
“ Begitu saya sudah berhasil mendongkrak kap mobil ke atas, bapak yang di dalam harus segera di tarik keluar dari mobilnya, okey , “ tambah Didi seraya mulai bersiap-siap untuk memasang dongkrak.
Lima belas menit setelah itu, laki-laki yang terjepit di dalam mobilnya sudah menuju ke rumah sakit, dengan ambulans rumah sakit yang datang karena di telepon pihak toko buku.
“ Aneh ya, bagaimana mungkin jeep itu bisa terbalik ? “ Rani mendengar suara gadis di sebelahnya bicara pada seseorang.
“ Iya..ya..yang paling aneh, mobil itu terhenti sebelum menabrak anak kecil tadi, dan langsung terbalik perlahan, seperti ada yang menahannya dan kemudian menggulingkan mobil itu ! “
Mereka berdua kemudian meninggalkan Rani yang tertegun dengan pembicaraan kedua orang itu. Rani mengedarkan pandangannya ke sekeliling, Rino dan Winda tidak ada lagi di situ, mereka ikut mobil ambulans ke rumah sakit untuk menemani laki-laki yang terluka itu.
“ Ran, kamu nggak apa-apa ? “ terdengar suara Didi di samping gadis itu
“ Ah, itu kamu Di. Aku baik-baik saja, makasih. “ jawab Rani
“ Kamu kelihatan pucat, yakin nggak sakit ? “ Didi kelihatan kuatir
“ Bener Di, cuman masih tegang aja dengan kejadian tadi. “ Rani mencoba senyum untuk meyakinkan cowok itu.
“ Bagaimana kalau aku traktir kamu makan es cream di cafe, untuk menghilangkan ketegangan kamu, Ran ?! “ tawar Didi
Rani hanya menyahut dengan kepalanya, kemudian mengekor di belakang Didi menuju ke dalam cafe.
“ Rani, lagi mikir apa ? “ suara Didi lembut bertanya.
Rani masih belum bisa melepaskan pikirannya dari kejadian tadi. Semuanya itu sudah terlalu banyak, bukan hanya kejadian dengan kakaknya Andi itu, tapi saat di mobil Ayahnya juga, sewaktu mereka berdua stop karena lampu merah, Rani yang mulai panik takut terlambat, mengharap lampu lalu lintas itu untuk segera berubah menjadi hijau, dan itu menjadi kenyataan.
“ Aku masih agak shock, Di’ “ jawab Rani setengah berkeluh kesah. Dia ingin membagi kebingungannya itu dengan seseorang, namun dengan siapa ? apa ada orang yang bisa mengerti nanti ? apa ada yang bisa percaya bahwa dia kelihatannya mempunyai kekuatan supernatural ? Rani bingung.
“ Aku pikir, orang yang punya jeep itu dia nggak parah-parah amat keadaannya, Ran. Kamu nggak usah terlalu kuatir dengan hal itu. “ Didi mencoba menenangkan Rani yang kelihatan gelisah.
“ Makasih Di’, kamu baik. “ desah gadis itu perlahan. Entah mengapa, walaupun kegelisahan Rani bukan di sebabkan oleh hal yang Didi katakan, dia merasa mulai tenang setelah di hibur cowok itu.
“ Kamu pulangnya pake apa, Ran ? “ tanya Didi lagi
Rani tersentak, dia tak memikirkan hal itu sejak tadi, sebab otaknya tidak bisa lagi berpikir hal lain.
“ Seharusnya aku di antar Rino, tapi dia ikut ambulans ke rumah sakit dengan Winda, mungkin aku naik angkot Di’. “
“ Nggak usah, Ran. Biar aku antar kamu, “ tawar Didi yang langsung di iyakan oleh gadis manis itu.
                                                                      ********************
Semenjak kecelakaan di depan toko buku itu, Rani tak lagi mengalami hal-hal aneh, dia merasa gembira. Sebab itu artinya dia sejak kemaren-kemaren hanya berhayal melulu. Dia masih berpikir seperti itu hingga tadi sore, saat dia tengah membersihkan kamarnya.
Seperti biasa, setiap sabtu sore Rani selalu membersihkan dan menata kembali kamarnya. Saat gadis itu tengah menyapu lantai, tanpa di sengaja dia menyenggol vas bunga berisi anggrek hidup yang berada di meja belajarnya. Rani terkejut dan langsung menutup matanya, seperti orang normal lain kalau menjatuhkan sesuatu yang bisa pecah dan berbunyi keras.
Anehnya, vas bunga yang terbuat dari kristal berat berisi air dan bunga anggrek itu tak terdengar jatuh ke lantai. Perlahan Rani membuka matanya, betapa terkejutnya dia saat melihat vas bunga itu tengah melayang di udara. Rani mulai gemetaran. Tiba-tiba terdengar suara sesorang di depan pintu kamarnya,
“ Rani, bagaimana mungkin itu bisa terjadi ??? “ ternyata Andi kakaknya sudah berada di situ, terheran-heran menatap pemandangan luar biasa yang  dia lihat di kamar adiknya itu.
“ Aku sendiri tak tahu kak Andi, aku sama sekali tidak mengerti. “ ucap Rani dengan suara hampir tak terdengar.
“ Itu kamu yang melakukannya ? “ Andi berjalan pelan menuju vas yang tengah melayang itu.
“ Mungkin, aku tak tahu...... “ Rani mulai menangis
“ Ran, ini benar-benar aneh, apa sebenarnya yang terjadi ?? “ Andi merangkul adiknya ke dalam pelukan, mencoba untuk menenangkan Rani.
“ Aku nggak tahu Kak Andi, aku tadi lagi nyapu, trus nggak sengaja aku menyenggol vas itu, aku ingin menahannya agar tidak jatuh, dan yang ku temukan adalah vas itu tengah melayang di udara, benar-benar membuat aku takut....” gadis itu menjadi semakin terisak-isak.
“ Apa yang kamu lakukan untuk mencoba menahan vas itu, Ran ? “ Andi mencoba untuk mencari penjelasan lebih masuk akal.
“ A...aku han..ya berpikir untuk me....me..nahannya, “ jawab Rani terputus-putus
“ Dan skarang kamu masih berpikir itu ? “
“ Iya Kak Andi “
“ Ran, coba kamu berpikir untuk memindahkan vas itu ke atas meja belajarmu “ saran Andi yang mulai tertarik dengan fenomena aneh yang terjadi di kamar adiknya itu
“ Tapi apa yang harus saya lakukan ? “
“ Kamu hanya harus berkonsentrasi pada vas bunga itu, dan berpikir bahwa kamu memindahnya ke atas meja, ayo ! “ desak Andi, dia sudah pernah mendengar tentang kekuatan telekinetik yaitu kekuatan memindahkan benda hanya dengan berkonsentrasi pd benda tersebut.
Tentu saja hal itu hanya ada di film² atau buku-buku cerita fiksi, tapi yang di lihatnya ini benar-benar membuatnya takjub, dua kali Andi harus mencubit tangannya utk meyakinkan dirinya sendiri bahwa dia nggak tengah bermimpi.
“ Ayo Ran ! “
Rani mengusap airmatanya, dia lalu mengikuti perintah kakaknya, mulai berkonsentrasi pada vas bunga itu, tiba-tiba vas bunga yang tengah melayang itu mulai bergerak, lalu melayang ke arah meja belajar Rani.
“ Bagus Ran, sekarang turunkan vas bunga itu perlahan ke atas meja.... “ tukas Andi memberi instruktur pada adiknya. Rani melakukan apa yang di perintahkan Andi, vas bunga itu mulai melayang turun dan mendarat perlahan di atas meja belajar Rani.
“ Waw....benar-benar luar biasa, Rani cubit saya dong, agar saya yakin bahwa ini bukan mimpi. “ pinta Andi dengan mata terkagum² pada apa yang dia saksikan barusan.
Rani mendekati kakaknya, sedetik kemudian terdengar suara Andi berteriak kesakitan,
“ Aiiiiiiii.....telinga kelinci, sakit cubitanmu itu !!!!!!!! “
“ Sorry....keasyikan sih.....!! “ Rani terkekeh melihat wajah kakaknya.
“ Ran, sejak kapan kamu punya kekuatan supernatural ? “ muka Andi berubah menjadi sangat serius. Dia tahu bahwa sebenarnya adiknya itu sedang ketakutan.
“ Semuanya berawal di Mesir............. “ Rani mulai bercerita. Dia lalu menceritakan semua kepada kakaknya, tentang ruangan kecil di bawah tanah yang dia temukan ketika dia tengah berlindung dari serangan badai pasir, dan juga tentang batu yang mengeluarkan cahaya berwarna biru yang meledak saat dia mencoba untuk meraihnya. Saat Rani selesai bercerita, lama Andi terdiam takjub dengan kisah Rani itu.
“ Ku pikir, batu itulah yang membuatmu punya kekuatan supernatural itu.. “ tukas
Andi pelan. Rani hanya mengangkat bahunya.
“ Kak Andi, jangan dulu bilang sama Mama dan Papa tentang semua ini, ya ? Rani nggak mau mereka jadi kuatir. “ pinta Rani pada kakaknya
“ Tapi Ran__ “
“ Rani takut mereka nanti-nya jadi panik, sebelum kita berdua tahu pasti kekuatan Rani punya efek samping apa tidak, sebaiknya yang tahu hal ini cukup kita berdua saja, gimana Kak Andi ? “ potong Rani sebelum Andi menyelesaikan kata-katanya.
“ Okey deh. “ putus Andi akhirnya. Dia tahu bahwa Rani benar, dan dia akan mengawasi perkembangan kekuatan yang Rani punya itu dengan teliti, sejujurnya walaupun mereka sering bertengkar, Andi sangat sayang pada adik satu²nya itu, dan dia tak ingin Rani mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan. Kekuatan yang Rani miliki itu membuat Andi sedikit merinding. (BERSAMBUNG)



8 komentar:

Unknown mengatakan...

Mantap... Mantap...
Sixsense nya Rani perlu pendampingan khusus nich biar berkembang dan bermanfaat...
Nice Post Sobat...
Happy Blogging

nsikome mengatakan...

Bang Toyib Palsu : benar...benar..benar...tapi jangan Bang Toyib ya? nanti gak pulang2 lageee, hehehehe...Happy blogging Bang!

binkbenk mengatakan...

Nice2..lanjut Sob

Fiksi Lovers mengatakan...

Binkbenk : Senin lanjutannya sob :)

anak medan mengatakan...

"visiting back me...... :)"

Belajar gitar mengatakan...

nice post..... salam kenal dari belajar gitar

nsikome mengatakan...

Anak Medan : Done visiting back-nya..thank's udah singgah

Belajar Gitar : Salam kenal juga :)

Ban Terbaik di Indonesia GT Radial mengatakan...

Berkunjung kembali ke blog sahabat....kunjungi nkoment balik y dblogku :)

Posting Komentar