Photo : www.chilloutpoint.com
Bel tanda jam sekolah usai
berdering keras, wajah seisi kelas nampak berseri-seri. Maklum, saat yang
paling membahagiakan bagi seorang siswa kalau bukan naik kelas, libur, atau
tamat sekolah, salah satunya adalah bunyi bel pulang.
Rani sudah janjian dengan Winda
sama Rino untuk jalan-jalan di mall
sepulang sekolah nanti. Berhubung si Rino di pinjamin mobil sama Bapaknya, dia
yang bertugas nganterin Rani sama Winda pulang ke rumah nanti.
“ Rino, kita ke mall apa toko
buku, nih ? “ tanya Winda saat mereka sudah melaju di jalan.
“ Tauk tuh, tanya sama Rani ! “ jawab cowok itu kalem
“ Si Rani diam aja dari tadi,
masih malu kali di hukum sama Bu Lasut tadi hihihi ! “ tukas Winda setengah
meledek. Rani memang hanya diam semenjak tadi, sejak peristiwa melorotnya rok
Bu Lasut di kelas saat jam Aritmetika.
“ Ran !! “ panggil Winda heran
melihatan tatapan sahabatnya yang kosong seperti tengah berada di tempat lain
“ Y..ya, Win ? “ gugup Rani
menjawab panggilan Winda karena kaget. Si Winda sih pake acara terik di telinga
segala.
“ Pikiran kamu lagi di mana,
sih ? aku panggil-panggil dari tadi, nggak mau nyahut “ ujar Winda setengah
kesal.
“ Sorry Win, kamu mau tanya
apa, sih ? “ Rani meminta maaf
“ Kita mo kemana sekarang tuan
putri........ “ Rino mengoceh sambil senyum miring
“ Ehmmm...ke toko buku aja,
deh. Aku mau beli sesuatu di sana ! “ akhirnya Rani yang memutuskan.
Sesampai mereka bertiga di toko
buku besar, kelihatan ramai di sana. Sudah banyak ABG yang hilir-mudik di depan
toko itu. Soalnya, di situ kan ada cafe-cafe gaul yang punya internet wireless buat anak-anak muda. Konsep
toko itu bagus juga, dulunya jarang ada anak² yang ngumpul di situ,
paling-paling hanya Ibu-ibu yang datang belanja keperluan sekolah anak mereka.
Tapi setelah di taruh cafe gaul, wuihhh...langsung deh jadi tempat nongkrongnya
para ABG, apalagi seusai jam sekolah seperti ini.
Setelah Rino memarkir mobilnya,
mereka bertiga langsung berjalan menuju ke arah pintu masuk toko. Saat mereka
hendak menyeberang jalan, tiba-tiba dari tempat parkir sebelah cafe, muncul
sebuah mobil jeep, sedangkan dari dalam sebuah mobil yang baru saja di parkir,
seorang anak kecil berusia kira-kira 5 tahun berlari turun dan langsung
menyeberang jalan.
“ Awaaaaasssss stoooooopppp
!!!!! “ Rani berteriak panik sambil mengangkat tangannya, saat melihat jeep
yang tengah melaju itu menuju cepat ke arah si anak kecil yang terpaku
ketakutan melihat mobil yang berlari agak cepat itu.
Tiba-tiba, seperti di tahan
oleh sebuah tenaga yang sangat kuat, mobil jeep itu terhenti sejenak, sebelum
akhirnya terbalik perlahan.
Semua orang yang ada di sekitar
situ berlarian ke arah mobil jeep yang mulai berasap, nampak di dalam seorang
laki-laki berusaha untuk keluar.
“ Tolong sayaa, kaki saya
terjepit ...... “ laki-laki itu merintih kesakitan,
Rani dan teman²nya yang sudah
sampai situ lebih dahulu mencoba untuk mengangkat sedikit mobil, agar laki-laki
itu bisa mengeluarkan kakinya yang terjepit kap. Nampak ada darah yang sudah
mulai mengalir. Winda mulai panik, mukanya berubah menjadi pucat pasi, dia
memang anaknya nggak bisa melihat darah seperti itu.
“ Rino, si Winda mau pingsan !!
“ Rani berseru tegang, dia juga mulai merasa takut sekali, sementara itu orang²
yang berdatangan mulai mengitari mobil untuk membantu mengeluarkan laki-laki
yang terjepit di dalamnya.
“ Waduh, mobilnya berat sekali,
kita harus mencari mobil penderek utk bisa mengangkat dan mengeluarkan orang
itu ! “ seorang laki-laki setengah baya berkata. Rani tiba-tiba mendapat akal,
“ Apa ada yang punya dongkrak
di sini ? “ tanya Rani keras
“ Saya punya, Ran. “ sebuah
suara menjawab, Rani menoleh, ternyata Didi sudah ada di situ.
“ Kita mungkin bisa
mengeluarkan tangannya yang terjepit itu dengan mendongkrak kap mobil sedikit
ke atas ! “ ujar Rani menerangkan
Didi berlari cepat menuju
mobilnya, mengambil pendongkrak dan langsung membawanya ke sisi jeep yang
terbalik itu.
“ Siaap ? “ tanya Didi memberi
aba-aba
“ Begitu saya sudah berhasil
mendongkrak kap mobil ke atas, bapak yang di dalam harus segera di tarik keluar
dari mobilnya, okey , “ tambah Didi seraya mulai bersiap-siap untuk memasang
dongkrak.
Lima belas menit setelah itu,
laki-laki yang terjepit di dalam mobilnya sudah menuju ke rumah sakit, dengan
ambulans rumah sakit yang datang karena di telepon pihak toko buku.
“ Aneh ya, bagaimana mungkin
jeep itu bisa terbalik ? “ Rani mendengar suara gadis di sebelahnya bicara pada
seseorang.
“ Iya..ya..yang paling aneh,
mobil itu terhenti sebelum menabrak anak kecil tadi, dan langsung terbalik
perlahan, seperti ada yang menahannya dan kemudian menggulingkan mobil itu ! “
Mereka berdua kemudian
meninggalkan Rani yang tertegun dengan pembicaraan kedua orang itu. Rani
mengedarkan pandangannya ke sekeliling, Rino dan Winda tidak ada lagi di situ,
mereka ikut mobil ambulans ke rumah sakit untuk menemani laki-laki yang terluka
itu.
“ Ran, kamu nggak apa-apa ? “
terdengar suara Didi di samping gadis itu
“ Ah, itu kamu Di. Aku baik-baik
saja, makasih. “ jawab Rani
“ Kamu kelihatan pucat, yakin
nggak sakit ? “ Didi kelihatan kuatir
“ Bener Di, cuman masih tegang
aja dengan kejadian tadi. “ Rani mencoba senyum untuk meyakinkan cowok itu.
“ Bagaimana kalau aku traktir
kamu makan es cream di cafe, untuk menghilangkan ketegangan kamu, Ran ?! “
tawar Didi
Rani hanya menyahut dengan
kepalanya, kemudian mengekor di belakang Didi menuju ke dalam cafe.
“ Rani, lagi mikir apa ? “
suara Didi lembut bertanya.
Rani masih belum bisa
melepaskan pikirannya dari kejadian tadi. Semuanya itu sudah terlalu banyak,
bukan hanya kejadian dengan kakaknya Andi itu, tapi saat di mobil Ayahnya juga,
sewaktu mereka berdua stop karena lampu merah, Rani yang mulai panik takut
terlambat, mengharap lampu lalu lintas itu untuk segera berubah menjadi hijau,
dan itu menjadi kenyataan.
“ Aku masih agak shock, Di’ “
jawab Rani setengah berkeluh kesah. Dia ingin membagi kebingungannya itu dengan
seseorang, namun dengan siapa ? apa ada orang yang bisa mengerti nanti ? apa
ada yang bisa percaya bahwa dia kelihatannya mempunyai kekuatan supernatural ?
Rani bingung.
“ Aku pikir, orang yang punya
jeep itu dia nggak parah-parah amat keadaannya, Ran. Kamu nggak usah terlalu
kuatir dengan hal itu. “ Didi mencoba menenangkan Rani yang kelihatan gelisah.
“ Makasih Di’, kamu baik. “
desah gadis itu perlahan. Entah mengapa, walaupun kegelisahan Rani bukan di
sebabkan oleh hal yang Didi katakan, dia merasa mulai tenang setelah di hibur
cowok itu.
“ Kamu pulangnya pake apa, Ran
? “ tanya Didi lagi
Rani tersentak, dia tak
memikirkan hal itu sejak tadi, sebab otaknya tidak bisa lagi berpikir hal lain.
“ Seharusnya aku di antar Rino,
tapi dia ikut ambulans ke rumah sakit dengan Winda, mungkin aku naik angkot
Di’. “
“ Nggak usah, Ran. Biar aku
antar kamu, “ tawar Didi yang langsung di iyakan oleh gadis manis itu.
********************
Semenjak kecelakaan di depan
toko buku itu, Rani tak lagi mengalami hal-hal aneh, dia merasa gembira. Sebab
itu artinya dia sejak kemaren-kemaren hanya berhayal melulu. Dia masih berpikir
seperti itu hingga tadi sore, saat dia tengah membersihkan kamarnya.
Seperti biasa, setiap sabtu
sore Rani selalu membersihkan dan menata kembali kamarnya. Saat gadis itu
tengah menyapu lantai, tanpa di sengaja dia menyenggol vas bunga berisi anggrek
hidup yang berada di meja belajarnya. Rani terkejut dan langsung menutup
matanya, seperti orang normal lain kalau menjatuhkan sesuatu yang bisa pecah
dan berbunyi keras.
Anehnya, vas bunga yang terbuat
dari kristal berat berisi air dan bunga anggrek itu tak terdengar jatuh ke
lantai. Perlahan Rani membuka matanya, betapa terkejutnya dia saat melihat vas
bunga itu tengah melayang di udara. Rani mulai gemetaran. Tiba-tiba terdengar
suara sesorang di depan pintu kamarnya,
“ Rani, bagaimana mungkin itu
bisa terjadi ??? “ ternyata Andi kakaknya sudah berada di situ, terheran-heran
menatap pemandangan luar biasa yang dia
lihat di kamar adiknya itu.
“ Aku sendiri tak tahu kak
Andi, aku sama sekali tidak mengerti. “ ucap Rani dengan suara hampir tak
terdengar.
“ Itu kamu yang melakukannya ? “
Andi berjalan pelan menuju vas yang tengah melayang itu.
“ Mungkin, aku tak tahu...... “
Rani mulai menangis
“ Ran, ini benar-benar aneh,
apa sebenarnya yang terjadi ?? “ Andi merangkul adiknya ke dalam pelukan,
mencoba untuk menenangkan Rani.
“ Aku nggak tahu Kak Andi, aku
tadi lagi nyapu, trus nggak sengaja aku menyenggol vas itu, aku ingin
menahannya agar tidak jatuh, dan yang ku temukan adalah vas itu tengah melayang
di udara, benar-benar membuat aku takut....” gadis itu menjadi semakin
terisak-isak.
“ Apa yang kamu lakukan untuk
mencoba menahan vas itu, Ran ? “ Andi mencoba untuk mencari penjelasan lebih
masuk akal.
“ A...aku han..ya berpikir
untuk me....me..nahannya, “ jawab Rani terputus-putus
“ Dan skarang kamu masih berpikir
itu ? “
“ Iya Kak Andi “
“ Ran, coba kamu berpikir untuk
memindahkan vas itu ke atas meja belajarmu “ saran Andi yang mulai tertarik
dengan fenomena aneh yang terjadi di kamar adiknya itu
“ Tapi apa yang harus saya
lakukan ? “
“ Kamu hanya harus
berkonsentrasi pada vas bunga itu, dan berpikir bahwa kamu memindahnya ke atas
meja, ayo ! “ desak Andi, dia sudah pernah mendengar tentang kekuatan telekinetik
yaitu kekuatan memindahkan benda hanya dengan berkonsentrasi pd benda tersebut.
Tentu saja hal itu hanya ada di
film² atau buku-buku cerita fiksi, tapi yang di lihatnya ini benar-benar
membuatnya takjub, dua kali Andi harus mencubit tangannya utk meyakinkan
dirinya sendiri bahwa dia nggak tengah bermimpi.
“ Ayo Ran ! “
Rani mengusap airmatanya, dia
lalu mengikuti perintah kakaknya, mulai berkonsentrasi pada vas bunga itu,
tiba-tiba vas bunga yang tengah melayang itu mulai bergerak, lalu melayang ke
arah meja belajar Rani.
“ Bagus Ran, sekarang turunkan
vas bunga itu perlahan ke atas meja.... “ tukas Andi memberi instruktur pada
adiknya. Rani melakukan apa yang di perintahkan Andi, vas bunga itu mulai
melayang turun dan mendarat perlahan di atas meja belajar Rani.
“ Waw....benar-benar luar
biasa, Rani cubit saya dong, agar saya yakin bahwa ini bukan mimpi. “ pinta
Andi dengan mata terkagum² pada apa yang dia saksikan barusan.
Rani mendekati kakaknya,
sedetik kemudian terdengar suara Andi berteriak kesakitan,
“ Aiiiiiiii.....telinga kelinci,
sakit cubitanmu itu !!!!!!!! “
“ Sorry....keasyikan sih.....!!
“ Rani terkekeh melihat wajah kakaknya.
“ Ran, sejak kapan kamu punya
kekuatan supernatural ? “ muka Andi berubah menjadi sangat serius. Dia tahu
bahwa sebenarnya adiknya itu sedang ketakutan.
“ Semuanya berawal di
Mesir............. “ Rani mulai bercerita. Dia lalu menceritakan semua kepada
kakaknya, tentang ruangan kecil di bawah tanah yang dia temukan ketika dia
tengah berlindung dari serangan badai pasir, dan juga tentang batu yang
mengeluarkan cahaya berwarna biru yang meledak saat dia mencoba untuk
meraihnya. Saat Rani selesai bercerita, lama Andi terdiam takjub dengan kisah
Rani itu.
“ Ku pikir, batu itulah yang
membuatmu punya kekuatan supernatural itu.. “ tukas
Andi pelan. Rani hanya
mengangkat bahunya.
“ Kak Andi, jangan dulu bilang
sama Mama dan Papa tentang semua ini, ya ? Rani nggak mau mereka jadi kuatir. “
pinta Rani pada kakaknya
“ Tapi Ran__ “
“ Rani takut mereka nanti-nya
jadi panik, sebelum kita berdua tahu pasti kekuatan Rani punya efek samping apa
tidak, sebaiknya yang tahu hal ini cukup kita berdua saja, gimana Kak Andi ? “
potong Rani sebelum Andi menyelesaikan kata-katanya.
“ Okey deh. “ putus Andi
akhirnya. Dia tahu bahwa Rani benar, dan dia akan mengawasi perkembangan
kekuatan yang Rani punya itu dengan teliti, sejujurnya walaupun mereka sering
bertengkar, Andi sangat sayang pada adik satu²nya itu, dan dia tak ingin Rani
mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan. Kekuatan yang Rani miliki itu
membuat Andi sedikit merinding. (BERSAMBUNG)
8 komentar:
Mantap... Mantap...
Sixsense nya Rani perlu pendampingan khusus nich biar berkembang dan bermanfaat...
Nice Post Sobat...
Happy Blogging
Bang Toyib Palsu : benar...benar..benar...tapi jangan Bang Toyib ya? nanti gak pulang2 lageee, hehehehe...Happy blogging Bang!
Nice2..lanjut Sob
Binkbenk : Senin lanjutannya sob :)
"visiting back me...... :)"
nice post..... salam kenal dari belajar gitar
Anak Medan : Done visiting back-nya..thank's udah singgah
Belajar Gitar : Salam kenal juga :)
Berkunjung kembali ke blog sahabat....kunjungi nkoment balik y dblogku :)
Posting Komentar