14 November 2011 | By: nsikome

MENTARI RAPUH


Photo : Koleksi Pribadi


Andre terpaku di depan sebuah timbunan tanah yang masih basah belum lagi di semen. Suasana pemakaman sudah sepi. Para pelayat sudah sejak setengah jam yang lalu beranjak pergi. Tinggal Andre yang kini masih terdiam di depan makam Sarah, dengan setumpuk kesedihan yang menyekat hingga ke tenggorokan. 
Dia tak percaya kalau mimpi indahnya hanya terhenti sampai di situ. Terlalu pendek semua itu, terlalu sulit untuk di terima. Ada setitik airmata jatuh di pipi pemuda itu, bersamaan dengan kenangan-kenangan yang bercampur baur melintas di benaknya…….

Andre mengenal Sarah saat keduanya sama-sama menjadi pekerja sukarelawan di palang merah. Saat itu Andre adalah mahasiswa yang duduk di semester pertama fakultas hukum, sedangkan Sarah adalah kakak tingkatnya. Ketika Andre memutuskan untuk menjadi sukarelawan di palang merah, Sarah sudah 1 tahun lebih jadi anggota di situ.
Andre teringat betul saat pertama kali dia bertemu dengan Sarah. Dia di tugaskan oleh koordinator team untuk mengantarkan daftar sumbangan bagi korban banjir yang sudah masuk pada Sarah yang saat itu menjabat sebagai sekretaris umum. Waktu pertama kali bertatap muka dengan Sarah, Andre langsung mendapat kesan seorang gadis yang angkuh, dingin, dan tertutup. Tapi dia cantik, setidaknya itulah kesimpulan positif pertama yang di tarik Andre setelah bertemu dengan Sarah.
Hubungan keduanya menjadi dekat nanti setelah enam bulan Andre berintegrasi di palang merah. Itupun saat Andre memaksa masuk di kantor Bapak Gubernur untuk meminta bantuan dan perhatian lebih terhadap regu palang merah yang di sandera pemberontak di hutan Papua saat mereka tengah melakukan operasi distribusi obat-obatan kepada suku-suku terasing di seputar lembah Baliem.
Dia harus berdiam satu malam di hotel prodeo setelah kejadian itu, tapi usahanya membuahkan hasil. Dan yang paling menyenangkan adalah sejak saat itu Sarah mulai bersikap lebih ramah terhadapnya.
Andre sangat mengagumi Sarah, baginya gadis itu adalah matahari yang memancarkan sumber energi yang tak habis-habisnya. Dia tak pernah mengenal lelah, selalu saja ada yang dia kerjakan. Dan sembilan puluh persen dari aktivitasnya dia habiskan untuk membantu orang lain yang sedang di landa kesulitan, tanpa mengharapkan apa-apa.
“ Andre ! “ terdengar sebuah lembut mengagetkan pemuda itu dari lamunan panjangnya, ternyata Jade sahabat dekat Sarah. Malam perlahan mulai jatuh, langit barat yang tadinya merah kini mulai menghitam.
“ Kamu sudah dari tadi di sini, Jade ? ‘’ tanya Andre pelan. 
Jade mengamati pemuda tampan di hadapannya, betapa dia sangat mengharapkan perhatian lebih dari Andre, tapi dia tahu bahwa hal itu mustahil. Tapi itu saat Sarah masih ada, kini Sarah sudah pergi untuk selama-lamanya, dan tak akan pernah kembali lagi. Ada setitik harapan bersamaan dengan rasa bersalah yang timbul di hati Jade.
‘’ Jade ?!! ‘’ terdengar teguran Andre mengagetkan.
‘’ Ehh..eng..nggak, Ndre. Aku baru saja tiba, tadi aku menelepon ke rumahmu, kata Mamamu kamu belum pulang, aku jadi cemas, makanya aku nyusul ke sini. ‘’ gelagapan Jade menjawab Andre.
“ Aku nggak apa-apa kok Jade. Memang agak susah untuk menerima semua ini, tapi itu sudah takdir yang kuasa, kita semua hanya manusia biasa yang hanya bisa tunduk terhadap kuasa-Nya. “ Andre menjawab diplomatis, tapi bagi Jade semua itu terdengar seperti protes dan keluhan kepada Tuhan.
Jade sendiri masih tak mengerti, sudah jelas sekali bahwa Andre dan Sarah saling menyukai, tapi tak pernah ada satupun di antara mereka yang coba untuk memulai untuk mengungkapkan isi hati masing-masing. Sarah selalu bercerita kepada Jade tentang semua perasaannya terhadap Andre, tapi semuanya hanya sampai di situ.
Mereka bertiga membentuk sebuah segitiga persahabatan yang terasa berat, karena masing² mempunyai cinta untuk yang lain. Sayang sekali Jade hanya bisa bertepuk sebelah tangan, karena dia sendiri tahu bahwa dia tak punya arti lebih selain dari teman biasa di hati Andre.
“ Jade, kok Sarah nggak pernah bilang padaku kalau dia itu lagi sakit ? “ tanya Andre gamang. Jade menghela napas panjang, dia tahu bahwa Andre akan menanyakan hal ini. Jade sendiri sudah sejak lama tahu kalau umur Sarah tak akan panjang, dia tahu kalau kanker otak yang di derita Sarah sudah membawa gadis itu di ujung hidupnya. 
Sebenarnya Jade ingin memberitahukan hal itu kepada Andre, tapi di larang keras oleh Sarah dengan alasan bahwa dia tak ingin orang lain ikut campur dengan hal pribadinya. Benar-benar alasan yang terlalu di buat-buat, tapi Jade mematuhi permintaan sahabatnya itu.
“ Aku nggak tahu pasti kenapa dia tak mau memberitahukan hal itu kepadamu, mungkin saja dia tak ingin membuatmu kuatir, Ndre ! “ Jade terpaksa mengarang alasan yang di carinya sendiri, tapi itu adalah kejujuran yang sebenarnya, karena Jade sendiri tak tahu kenapa Sarah tak bilang pada Andre tentang penyakitnya.
“ Andre, kita pulang yuk ! sudah mulai gelap tuh. “ Jade mencoba untuk mengalihkan pembicaraan mereka, bukan hanya karena dia tak tega melihat Andre sedih seperti itu, tetapi juga suasana di sekitar pekuburan yang mulai meremang membuat bulu kuduk Jade merinding.Terdengar alunan lembut ’Jogjakarta’-nya KLA Project dari dalam kamar Andre. Pemuda itu tengah berbaring di tempat tidurnya sambil membuka-buka lembaran album foto miliknya. Ada Sarah di situ.
Hari ini genap sebulan Sarah pergi meninggalkan dunia yang fana ini. Andre masih saja di lilit oleh kesedihan yang tak berujung, dan dia sepertinya tak ingin kesedihan itu pergi darinya, seperti dia tak ingin kenangan-kenangan tentang Sarah menghilang dari benaknya. 
Dia masih terus membuka-buka lembaran album foto itu. Ada dia dan Sarah di puncak Bromo saat pelantikan ketua² wilayah palang merah Indonesia, ada dia dan Sarah di kampus, ada Sarah tengah berbasah-basahan di air terjun Kali Pineleng mirip filem-filem India, ada Sarah di sana, ada Sarah di sini, ada Sarah di semua tempat. 
Andre menutup matanya rapat, semua itu terlalu menyakitkan. Yang paling membuatnya menyesal adalah hingga Sarah meninggal, dia tak punya cukup keberanian untuk mengungkapkan isi hatinya. Andre menatap sebuah buku komik ‘Asterix & Obelix’ kesayangan milik Sarah yang di pinjamnya seminggu sebelum Sarah meninggal. Perlahan di raihnya buku itu, tiba-tiba ada sesuatu yang terjatuh dari dalamnya, ternyata sebuah amplop putih. Andre meraih amplop itu, di belakangnya tertulis ; Untuk Andre

Penasaran dia merobek amplop itu dan memulai membaca isi lembaran kertas di dalamnya…….

Dear Andre,
Sebelumnya maaf ya kalau aku mengganggu kesibukanmu

Sarah memang seperti itu, selalu minta maaf pada setiap kesempatan yang ada, seperti dia merasa bersalah terus, tapi itulah salah satu ciri khas gadis itu yang membuat Andre jatuh cinta. Dia meneruskan membaca surat Sarah.

Surat ini ku tulis seminggu sebelum aku harus di opname. Aku tahu pasti kamu marah padaku karena tak pernah memberitahukan tentang keadaanku yang sebenarnya, tentang penyakitku. Semua itu karena aku tak ingin kamu jadi repot atau kuatir. Andre, lewat surat ini aku mau bilang terima kasih untuk saat-saat indah yang kita lalui bersama, untuk semua kebahagiaan yang kurasa saat bercanda bersama denganmu. Kadang-kadang aku berpikir, kamu itu pantas untuk jadi pelawak aja, habis kamu tuh lucu sih !! hehehe…sorry…awas matanya nanti loncat kalau membelalak terus kayak gitu !!
Aku tahu skali kalau kamu suka aku ( mudah²an ini nggak hanya karena aku suka di incar banyak cowok, atau aku-nya yang ke ge-eran, An ?! )

Andre tersenyum, gadis yang pada mulanya dia nilai angkuh dan tertutup, ternyata suka bercanda dan punya sense of humor yang tinggi. Hal itu baru tersingkap setelah dia menjadi dekat dengan Sarah. Ah Sarah....gadis yang kadang membuat Andre sebal setengah mati karena ’An’. Sarah memang selalu memanggil Andre dengan sebutan itu. Sebutan yang sangat tak dia suka, sebab berbau agak kewanita-wanitaan. Seribu kali Andre berusaha untuk membuat
Sarah memanggilnya dengan sebutan lain, tapi dia tak pernah berhasil.  Matanya kembali menelusuri tulisan tangan yang sudah sangat dia kenal itu.

Aku sadar betul kalau perhatian kamu terhadapku tak hanya sebatas teman biasa, dan jujur saja akupun merasakan hal yang sama terhadapmu. Tapi penyakit yang ku derita membuatku tak ingin bermimpi lebih jauh, dan juga tak ingin membuatmu nanti kecewa. Untuk apa memupuk sesuatu bersama, kalau ternyata itu tak akan berlangsung lama, An ?! makanya aku memilih untuk diam, untuk terus bersikap sebagai seorang teman terhadapmu, tak lebih dari itu.
Maafkan aku ya untuk semua itu, kamu adalah seseorang yang baik, aku yakin pasti kamu akan dapat cewek yang sama cantik dan baik-nya dengan aku ( hehehe !! yang ini sih namanya ge-er !! )
Jaga diri baik-baik, ya ?! jangan lupa ngurus palang merah kita, banyak yang butuh kamu, An !! sampe ketemu nanti di atas...mungkin waktu kita ketemu, kamu tuh udah ubanan dan banyak keriput hehehe !! awas kena jitakkkk !!!!

Much Kisses,

SARAH

Surat itu terasa terlalu pendek, sebenarnya Andre berharap bahwa Sarah akan menulis lebih banyak lagi, tapi menulis apa ? semuanya sudah jelas di situ. Pelan namun pasti dia melipat surat itu, lalu menaruhnya ke dalam laci meja belajar. Dia tiba-tiba menyadari, bahwa Sarah memang sudah lelah, sudah selayaknya dia beristirahat dari semua beban. Andre mengucapkan dalam hati mohon ampun atas semua protes dan kritik-nya kepada Tuhan, dia tahu bahwa Tuhan sudah memberikan hal yang terbaik kepada Sarah.
Tidurlah mentari rapuhku, sudah saatnya kau berbaring. Telah banyak yang kau berikan pada kemanusiaan, kini saatnya untuk bersenang-senang di atas sana.....

6 komentar:

rofi mengatakan...

Luar biasa....Cerpennya...
"Tidurlah mentari rapuhku, sudah saatnya kau berbaring. Telah banyak yang kau berikan pada kemanusiaan, kini saatnya untuk bersenang-senang di atas sana....." Like This.....

mrofiuddin.blogspot.com

nsikome mengatakan...

Mohammad Rofiudin : Thank's :)

binkbenk mengatakan...

sob..fotonya keren ...ijin copy ya...

nsikome mengatakan...

Binbenk : OK..jgn lupa taroh sumber-nya kalau mau publish di internet ya Benk, biar gak kena pelanggaran hak cipta, hehehehe :)

TaekWerp mengatakan...

fotonya keren itu :D

Fiksi Lovers mengatakan...

Taekwerp : Pasti keren..namanya juga mentari lagi rapuh, hehehehe...

Posting Komentar