THE DIARY OF JANDA-JANDA KAMPUNG (1)

Hai guys...satu lagi, serial baru dari aku. Ini yang ter-gres alias yang paling baru. Ceritanya lucu dan unik, dan beberapa juga diangkat dari true story. Selamat menikmati, dan jangan lupa buku saya di beli ya..hehehe

Photo :id.wikipedia.org

THE DIARY OF JANDA-JANDA KAMPUNG (1)

Akhir-akhir ini, saya memperhatikan, ada sesuatu hal yang berubah di kampung tempat saya tinggal, yang terus-terang hal tersebut sungguh mengganggu batin dan lubuk hati terdalam saya. Ada banyak perempuan-perempuan muda sampai setengah baya, yang tiba-tiba saja menjadi janda. Lewat kematian para suaminya, namun mayoritas malah lewat perpisahan penuh tangisan dan dendam membara dengan para suami mereka, yang kedapatan selingkuh, atau melakukan KDRT sebagai pelampiasan hobby tinju mereka yang tidak tersalurkan.

Mengapa saya menulis tentang ini? Saya juga bingung sebenarnya. Karena, kalau menulis sebuah diary atau buku harian, biasanya, si pemilik cerita yang menulisnya langsung. Tapi kok saya malah yang menulisnya?. Begini ceritanya ; jujur saja, saya adalah salah satu dari para janda tersebut. Bisa dibilang juga, saya termasuk perempuan pertama di kampung, yang berani menjanda pada usia 25 tahun! Menceraikan suami pula.

Mungkin itulah sebabnya, para janda-janda fresh graduated disini, suka sharing sama saya tentang persoalan-persoalan mereka. Bahkan, saya sering ikut terlibat dalam proses konflik, meskipun sebatas penata gaya (ya iyalah…emangnya, mentang-mentang udah mau jadi janda trus kita-kita harus mati gaya? sorry lah yaaa…).

Jujur, saya sukses men-janda kan beberapa orang perempuan di kampung dengan opini-opini “hebat” dan juga pemikiran-pemikiran saya. Sejauh yang saya amati, hingga sekarang, janda-janda hasil didikan saya itu, hidupnya aman-aman dan berhasil-berhasil saja tanpa suami. Malah kehidupan mereka lebih baik pada saat sudah menjanda dibandingkan masih bersama dengan suami mereka.

Contohnya si Angie, janda muda berusia 22 tahun. Dia datang mengadu ke saya (emang saya kotak pengaduan apa, ya?) setahun yang lalu. Suaminya kedapatan selingkuh, dan suka main badminton (lho, apa hubungannya?). Maksudnya dengan main badminton itu, tangan suaminya suka main smash kayak Simon Santoso yg keren itu lho..Namun bukan bola yang jadi sasarannya, malah pipi kurus si Angie. Dia itu memang tergolong sangat kurus setahun yang lalu. Sekarang, setelah perpisahan yang menyakitkan, kini dia terlihat lebih santai dan damai (kelihatan dari raut wajahnya….), bekerja sebagai seorang SPG sebuah produk kecantikan terkenal, dan mengurus Fleur, anak semata wayangnya yang sangat cantik (syukur banyak ikut wajah Ibunya dan bukan ayahnya). Dia masih sendiri hingga kini, karena katanya, dia ingin menikmati masa mudanya yang terenggut dulu, karena sudah harus menikah dulu akibat hamil duluan (kayak lagu dangdut aja). 

Kata si Angie, sekarang dia belum ingin memikirkan untuk mencari pengganti mantan suaminya, karena dia hanya ingin fokus pada karir dan anaknya dulu, serta ingin mengejar ketertinggalannya. Bayangkan, Facebook setahun yang lalu dia pikir itu nama masakan Eropa?!. Dulu saat masih bersama dengan suaminya, dia tak pernah dijinkan sedikitpun untuk bergaul, dan hanya terus-menerus berada di dapur, sumur, dan kasur.

Saya sendiri sih, bersyukur melihat si Angie yang kini kelihatan lebih bahagia, dan nggak kurus kering kayak dulu. Dan, yang paling penting, dengan kegagalannya itu, dia makin selektif dan tidak mau sembarangan memilih pacar. Mudah-mudahan saja dia akan emnemukan pasangan hidup yang tepat. Jangan kayak si Neni.

Si Neni ceritanya lain lagi. Dia itu juga janda di kampung saya. Tapi, maaf seribu maaf. Dia sama sekali tak bisa disandingkan dengan janda-janda lain. Saya menamainya, “Janda Kaki Lima”. Kenapa? Karena janda-janda seperti dia itulah yang membuat reputasi para janda yang sudah rusak, makin rusak saja. Si Neni adalah momok menakutkan bagi para istri di kampung sini. Bagi perempuan-perempuan yang bersuami, si Neni itu dianggap sebagai wabah penyakit yang patut untuk dihindari. Bagaimana tidak, meskipun sudah uzur (dia sudah punya cucu sebiji), si Neni genitnya gak ketulungan, dan bahkan, dia tak pernah segan-segan untuk menggoda para pria yang sudah beristri, dan bahkan gosipnya nih, dia sudah meniduri sebanyak1/2  penduduk berjenis kelamin lelaki dan sudah beristri di RT 01 di lingkungan 1 di kampung kami!. Bagaimana ceritanya? nanti disambung lain waktu ya, saya harus nonton bola nih! Ciao..