19 Oktober 2011 | By: nsikome

CERITA DARI LAUT


Photo www.teen-beauty-tips.com


Udara pagi begitu segar, nyaman terasa dan membuat aku merasa damai. Jauh dari keributan dan keruwetan kota besar yang sibuk, membuat aku jadi berpikir, bahwa seringkali kita lupa bahwa alam ini begitu indah. Ku langkahkan kaki-ku menuju pantai yang berjarak kira-kira 20 meter dari rumah keluarga Paman Marten. Aku memang selalu melewatkan lebih dari separuh masa liburan sekolah di situ.

Jam di pergelangan tangan-ku menunjukkan pukul 5:30 pagi. Pantai masih saja sepi. Kali ini, aku bukan hanya berlibur ke kota desa Paman Marten, tapi sejujurnya aku melarikan diri, dari rasa sakit yang malah lebih terasa di hati. Semakin ku coba untuk menjauh, semakin aku tak bisa menghapus wajahnya dari benakku, wajah Sonia.

Sonia, sebuah nama yang menggoreskan luka di hatiku. Kalau saja aku tak terlalu berharap padanya, mungkin jadinya tak akan sesakit ini. Mengapa harus Jude ? mengapa dia tak memilih orang lain untuk menyakiti aku, mengapa harus sahabat karibku ?

Aku masih menyusuri pantai berpasir hitam legam itu, dengan pikiran yang terus saja di penuhi dengan berbagai hal tentang Sonia. Tiba-tiba, kakiku terantuk pada sesuatu, sebuah botol bekas sirop. Di pedesaan seperti ini, budaya untuk membuang sampah pada tempatnya memang belum di kenal. Mereka lebih suka memilih tempat yang lebih gampang, yaitu laut. Aku hendak mengambil botol itu, untuk membuangnya ke tempat sampah di rumah paman, saat mataku menangkap sebuah gulungan kertas di dalam botol itu, yang di ikat rapi dengan sebuah pita berwarna hitam. Segera ku ambil kertas dari dalam botol itu, lalu membukanya. Mungkin itu sebuah lembaran buku harian, aku jadi bertanya-tanya dalam hati, tapi yang tertulis di atas kertas itu lebih berupa pengeluhan. Aku lalu mulai membacanya,

Welcome the new year !!
Aku punya banyak harapan untuk tahun ini tapi aku tak tahu apakah itu bisa menjadi kenyataan. Aku hanya bisa berdoa, berharap, dan juga berusaha. Untuk memberikan yang terbaik yang ku punya, di tahun ini.
Sayang sekali, segalanya begitu membingungkan sekarang. Dan, di atas segalanya, yang paling membingungkan adalah perasaanku terhadap dia, apakah aku benar-benar lagi jatuh cinta ? sebab, kadang kita berpikir, bahwa kita sudah menemukan CINTA, namun ternyata kita salah. Andai saja, ada yang bisa mendefinisikan CINTA itu dengan tepat...mungkin aku nggak akan bingung lagi.
Semua itu, sangat melukai aku, saat aku berpikir tentang dia dan aku. Ada kedamaian yang indah muncul di hatiku, setiap kali aku bersama dengan-nya. Tapi saat aku berpikir tentang perbedaan yang yang ada, aku jadi sedih, jadi frustrasi.....

Sudah pasti tulisan itu di buat di awal tahun. Tak bernama, tanpa tanda tangan atau indikasi apapun di atas kertas itu. Untung saja aku bukanlah type seorang yang suka cari tahu, lembaran kertas itu lalu ku isi kembali ke dalam botol, aku akan melemparkannya kembali ke laut. Aku jadi berpikir tentang film-nya Kevin Costner 'message in the bottles', itu membuatku tertawa sendiri. Baru saja botol itu hendak ku lempar, mataku kembali menangkap sebuah botol yang sama, kira-kira lima meter di hadapanku, tengah terapung di atas air. Cepat ku gulung celana jogging-ku hingga ke atas lutut, dan menceburkan kakiku ke air, meraih botol itu. Ternyata tidak hanya satu botol, karena saat aku berbalik ke pantai, di dekat batu-batu karang, ada 4 botol lain yang semuanya identik.

Botol-botol itu juga berisikan sebuah lembaran kertas yang sama, terikat rapi dengan pita berwarna hitam. Aku lalu mulai membaca isi botol yang kedua. Isinya sebuah puisi, kelihatan sangat putus asa.

Semerbak wangi, bunga asmara
Bertaburan, menghiasi hati sepi
Yang lama nantikan,
Setetes embun kasih.....
Sekian lama,
Kemarau panjang gersangi kalbu
Hanya tetesan airmata mengalir
Tak mampu redakan dahaga.....
Kini, CINTA singgah di hati
Bangkitkan bahagia
Setelah sekian lama
Mengembara entah kemana........
Namun seonggok prahara
Menyapa samar,
Di tengah hati penuh suka...
Airmata kembali jatuh,
Perlahan angan terhempas
Jatuh ke dasar terakhir
Mengapa harus aku, TUHAN ??

Tulisan² itu mulai menarik perhatianku. Dalam hati aku bertanya-tanya, siapakah yang menulis semua itu ? apakah dia seorang laki-laki ataukah perempuan ? dan umur berapa dia ? rasa ingin tahu mulai menjalari hatiku, cepat ku ambil isi botol berikutnya, lalu mulai membaca lagi,

Kenapa seorang manusia tak bisa memilih untuk di lahirkan sebagai apapun yang dia inginkan, laki-laki atau perempuan ? terserah padanya...Kalau saja waktu bisa berputar, dan kalau saja aku bisa memilih, aku ingin di lahirkan sebagai seorang laki-laki...

Ah !! ternyata dia seorang perempuan. Semuanya mulai jadi lebih menarik bagiku. Segera ku lanjutkan meneliti tulisan itu,

Dalam adat kehidupan masyarakat kita, dimana seorang anak laki-laki lebih di anggap sebagai pembawa berkah, sedangkan anak perempuan sebagai 'beban', menjadi seorang anak gadis itu adalah bencana, apalagi lahir dalam sebuah keluarga yang 'menyanjung' anak laki-laki, karena dia yang akan memimpin kelak perusahaan keluarga.
Dan aku, salahku terbesar adalah lahir sebagai seorang perempuan. Membuat ayah tak henti-hentinya menyalahkan aku, karena gara² aku, darah dagingnya tak akan memegang perusahaan keluarga, karena adiknya punya anak laki-laki, dan menurut ketentuan, hanya laki-laki yg berhak memimpin. Ah !! selamat kembali ke empat abad yang lalu...seperti cerita tentang kerajaan² saja, memuakkan !!
Aku punya banyak hal yang di inginkan oleh orang² di dunia ini, yaitu materi berlimpah. Namun aku lebih memilih hidup sederhana, tapi tanpa tekanan dari orang² yang sebenarnya harus melimpahi aku dengan kasih sayang. Mungkinkah mereka lupa, bahwa aku masih berumur 18 tahun ? harusnya aku bahagia....untung saja ada Andri, yang selalu mendukung-ku. Aku hanya takut, nantinya dia akan kecewa, karena kalau sampai ayah tahu tentang hubungan kami...andai saja ada jalan keluar terbaik untuk semua ini..

Kedengarannya mulai seperti cerita² di sinetron-sinetron saja. Orang kaya yang di larang pacaran dengan orang miskin ( memangnya si Andri miskin ? aku belum tahu.. )
lalu tentang keluarga kaya yg mau anak laki-laki untuk memegang perusahaan mereka. Semuanya kelihatan terlalu mengada-ada.

‘’ Kak Andrian....di panggil Mama, tuh ! katanya sarapan pagi dulu baru berenang di pantai !!! ‘’ terdengar seruan Maya, sepupu kecilku. Ku urungkan niatku untuk membaca tulisan di kertas² lain. Aku lalu memasukkan semua kertas-kertas itu ke dalam kantong celana-ku, lalu melangkah ke arah rumah Paman.
“ Pagi-pagi kok udah bangun, Ian ? “ tanya Bibi begitu aku sampai di hadapannya
“ Pengen liat matahari terbit, Bi...di kota susah untuk melihatnya...terlalu banyak gedung bertingkat.. “ jawabku memberi alasan. Bibi Icha hanya tersenyum mendengar penuturanku. Dia lalu menyodorkan sepiring nasi goreng kesukaanku,
“ Makan dulu, berenangnya nanti saja sesudah sarapan !! “ tukas Bibi Icha. 

Tapi aku punya hal lain untuk ku kerjakan setelah sarapan pagi, yaitu meneruskan membaca isi kertas² di dalam botol-botol yang ku temukan di pantai tadi.
Ku sandarkan tubuhku dengan malas, aku benar-benar kekenyangan. Di rumahku, tak pernah aku makan sebanyak ini.

“ Bi, aku ke pantai dulu, ya ? “ aku meminta ijin. Bibi hanya mengangguk, tapi saat aku sudah keluar dari rumah, dia sempat berteriak mengingatkan,
“ Ian...jangan lupa pulang untuk makan siang, yaaaa !!! “ Saat aku berada di rumah Paman, sering aku lupa untuk pulang saat makan siang tiba.

 Rumah Paman Marten terletak di tepi pantai, namun di belakangnya adalah hutan alami. Aku suka sekali berkeliling di sekitar hutan itu. Melihat binatang-binatang bebas berkeliaran. Satu kali aku malah pernah bertemu dengan seekor sapi hutan besar. Yang membuatku langsung lari tunggang langgang. Apalagi saat teringat cerita Paman, tentang bagaimana binantang itu bisa membunuh manusia hanya dengan sekali tanduk saja.
Aku hanya mengangkat tangan ke arah Bibi, lalu meneruskan langkahku menuju rimbunan pohon-pohon bakau di ujung pantai.
Setelah mendapat tempat nyaman, aku langsung membuka lembaran ketiga, dan membacanya,

Saat hidup seseorang di tentukan oleh orang lain, dimanakah kebebasan itu ? aku ingin lari. Dari semua kenyataan yang semakin hari semakin menekan aku. Kemarin ayah marah besar. Dia sudah mengetahui tentang Andri, dan dia mengancam aku bahwa akan terjadi sesuatu pada Andri jika aku tak menjauhi dia. Aku kenal ayahku, dan ku tahu bahwa dia akan melaksanakan ancamannya. Aku benci ayahku, benci sifat diktator- nya yang keterlaluan. Yang paling menyebalkan adalah, aku ternyata sudah di jodohkan dengan anak relasi bisnis-nya, yang aku sendiri tak pernah melihat wujud cowok itu. Bayangkan...di abad 21, dan masih ada orangtua yang menjodohkan anak²nya ? Namun, aku akan membiarkan ayahku berpikir bahwa dia sudah menang, tapi aku bersumpah akan melakukan sesuatu yang akan membuat dia menyesal, lihat saja nanti !!

Gadis itu mulai berani, pikirku. Tapi, dia hanya berani mengungkapkan isi hatinya kepada laut. Dia hanya berani bercerita pada laut. Cuman, ada yang aneh dari semua itu. Mengapa dia menulis semua itu lalu menaruhnya ke dalam botol² itu ?. Apakah dia ingin seseorang untuk bicara ? Tulisan di kertas selanjutnya membuat aku mulai merinding,

Aku berpikir, bagaimana cara untuk membuat ayahku menyesal dengan semua yg dia lakukan padaku selama ini ? oh ya...lari dengan Andri, pasti ayah akan marah besar, dan mudah²an dia kena serangan jantung dan mati !!
Tapi bagaimana jika dia menemukan kami berdua ? sudah pasti dia akan membunuh Andri, dan aku...?? kalau aku beruntung, dia akan membunuhku juga. Tapi, sudah pasti dia lebih memilih untuk menyelamatkan muka-nya, dan akan menikahkan aku dengan anak relasi bisnisnya itu !! sialan.....

Saat aku meneruskan membaca kertas² yang lainnya, semuanya berisi tentang keluhan²nya, dan juga pertanyaan-pertanyaan tentang jalan keluar dari semua masalahnya. Aku jadi kasihan sama gadis itu. Sampai di mana sakit yang dia rasakan hingga tega²nya menyumpahi ayahnya agar dia mati ?
Hingga aku pulang, pikiranku terus di penuhi dengan cerita tentang gadis itu, cerita yang ku dapat dari laut.

Liburan sudah selesai, aku harus kembali ke kampus. Sebenarnya, aku masuk dalam panitia Orientasi pengenalan kampus pada mahasiswa baru. Namun semua yang terjadi antara Sonia dan aku membuatku memilih untuk menjauh dari mereka berdua. Apalagi Jude dan Sonia juga masuk dalam anggota panitia. Aku tak yakin bisa menahan sakit hatiku melihat kemesraan mereka berdua.

“ Andrian...kamu ke kampus pake mobil Papa aja, ya ?! “ aku sedang bersiap-siap untuk berangkat saat Papa menawarkan aku utk membawa mobilnya ke kampus. Aku terperangah. Sudah berkali-kali aku memohon agar di ijinkan untuk meminjam mobilnya, tak sekalipun Papa mengijinkan. Aku suka sekali mobil milik Papa. Sebuah VW kodok yang di modifikasi jadi open-kap. Wuihh...aku kan gila banget sama mobil² tua semacam itu. Dan, aku hanya harus puas untuk mengoleksi minatur²nya saja.

“ Pa...Ian nggak mimpi, nih ?? “ tanyaku tak yakin sambil mengucek-ucek mata
“ Nggak, lagian Papa pikir, sudah saatnya kamu punya mobil... “ ucapan Papa membuatku melonjak girang. Tanpa sadar ku peluk pria setengah baya itu, hingga dasinya berantakan
“ Iannn....dasi Papa, nih.... !! “ gerutu Papa. Dia paling benci kalau ikatan dasinya jadi berantakan, karena nanti harus bikin lagi dari pertama. Dan, Papa paling bego dalam urusan memasang dasi.
“ Eittt....jangan senang dulu, karena semua ini ada aturan mainnya. Nanti malam, Papa ada pertemuan bisnis, dan kamu harus ikut untuk menjadi asisten Papa, ok ?! “ tanya Papa, yang tanpa banyak komentar langsung ku iyakan. 

Jadi asisten Papa itu sih perkara gampang, yang penting mobil VW kodok itu sudah akan jadi milikku. Memang Papa punya mobil² lain, tapi aku lebih menyukai mobil tua itu.
Malamnya, aku langsung bersiap² untuk ikut Papa ke pertemuan bisnisnya. Aku baru saja hendak mengenakan sepatu basket-ku saat Mama keluar dari kamar dan berteriak setengah histeris,

“ Aduh Iann.....kok pake celana belel begitu ? nanti di bilang apa sama Pak Hendro ?!..
ini Mama sudah siapin setelan jas untukmu... “ Mama menyodorkan setelan jas berwarna hitam. Aku tak percaya dengan penglihatanku,

“ Ma....serius nih..aku harus pakai ini ? “ tanyaku, Mama menganggukkan kepalanya.
“ Kayak mo ke acara pemakaman aja...!!” rutukku kesal. 

Sungguh, mengikuti Papa ke acara pertemuan bisnisnya sudah cukup nggak masuk akal menurutku, dan sekarang aku harus memakai setelan jas hitam dengan dasi ? Namun mengingat mobil VW kodok open-kap itu, aku langsung menelan kata-kata penolakan. Di bantu oleh Mama, aku langsung mengenakan setelan jas itu.

Pertemuan bisnis Papa ternyata berlangsung di sebuah rumah mewah. Aku heran, kok Mama juga ikut ? ini pertemuan bisnis apa reuni keluarga, sih ??
Saat kami sampai, kami langsung di sambut oleh seorang laki-laki kira-kira seumur dengan Papa, dengan seorang wanita di sampingnya yang sudah pasti adalah istrinya.

“ Hello Benny....kamu kok jadi kurus, sih ?! “ laki² itu memeluk Papa
“ Hendro....aku bukan jadi lebih kurus, kamu yang jadi lebih gemuk !! “ mereka lalu tertawa bareng. Kelihatan benar mereka bersahabat sudah sejak lama.
“ Ini anakku satu-satunya, ayo Ian....salaman sama om Hendro dan tante Erna... “ perintah Papa. Aku lalu menyalami kedua orang itu dengan sopan.
“ Erna...mana Karen ? kok dia belum keluar ?? “ tanya om Hendro pada istrinya, kelihatan banget kalau dia kurang senang
“ Aku di sini, Ayah !! “ suara seorang gadis seumurku menyahut dari belakang om Hendro. Aku bisa melihatnya dengan jelas, dia cantik, namun berwajah sedih.
“ Karen....ayo salaman sama om Benny dan tante Rita... “ ucapan om Hendro lebih berupa perintah mutlak, yang tak bisa di bantah. Gadis itu lalu melangkah mendekati Mama dan Papa, setelah menyalami mereka, dia lalu menghampiri aku. Karen mengulurkan tangannya, lalu berucap dingin,
“ Namaku Karen “ aku baru hendak memeperkenalkan diri, tapi dia langsung menyambung dengan berbisik di telinga-ku,
“ Kalau kamu pikir akan berjodoh denganku, kamu salah besar. Kamu akan menyesal karena setuju dengan kedua orangtua-mu dalam perjodohan ini. Seperti ayahku, kamu akan ku buat menyesal !! “ ada nada ancaman dalam bisikannya. Aku terperangah, dan pikiranku langsung melayang ke lembaran² kertas yang ku temukan di pantai. Mungkinkah itu Karen ??

“ Aku tak mengerti maksudmu, perjodohan apa yg kamu maksudkan ? “ tanyaku balas berbisik
“ Kamu belum tahu ? mereka-mereka itu mau menjodohkan kita berdua !! “ tukasnya pelan sambil menatapi ke-empat orangtua kami yang tengah berjalan masuk ke ruang tamu. Sepertinya mereka sengaja untuk meninggalkan kami berdua.
“ Sungguh aku tak tahu tentang semua itu, bahkan malam ini yang ku tahu hanyalah Papaku punya pertemuan bisnis, dan aku harus ikut karena dia akan memberi aku mobil VW kodok tua-nya... “ ceritaku jujur
“ Dan setelah kamu tahu, apa yang kamu pikirkan ? “ tanya Karen setengah menyelidik
“ Entahlah.....mungkin ada baiknya___ “
“ Jangan pernah berpikir untuk setuju !! aku akan membencimu sampai mati !! “ sela Karen tandas dan agak kasar. Aku menatap gadis itu, dia kelihatan menderita dan tiba-tiba saja, aku langsung jadi kasihan padanya.
“ Karen, gimana kalau kita pura-pura saling suka...dan nantinya setelah kamu sudah cukup dewasa dan bisa mandiri, kamu bisa pergi dengan Andri... “ tuturku pelan, hampir tak terdengar. Karen melonjak kaget.
“ Darimana kamu____ “
“ Tahu semua itu ? dari laut... “ jawabku memotong ucapannya
“ Kamu menemukan botol²ku ?? “ mata gadis itu membulat tak percaya. Aku hanya menganggukkan kepalaku.
“ Aku setuju dengan usulmu... “ ujar Karen. Aku hanya tersenyum lalu ku genggam tangannya, menarik Karen masuk ke ruang tamu. Di sana, empat pasang mata tengah menatap kami dengan senyum lebar. 
Ku lirik Karen, dia tengah tersenyum licik, sedangkan aku...tahu apa yg bersarang di otakku ? aku akan membuat Karen jatuh cinta pada-ku !! sebab aku sudah suka dia, sejak ku temukan cerita²nya di laut...lagipula, seperti yang tertulis di lembaran Karen, dia belum tahu kalau yang dia rasakan untuk Andri adalah CINTA, siapa yang tahu ??

(untuk kekasih abadiku......)

4 komentar:

pin. mengatakan...

wuaaahh. . .suka banget sama cerita2 nya,kereeeennn. . .
Kapan ya bisa nulis bagus kaya gini #ngarepbanget hehehe
salam kenal kak nsikome^^

nsikome mengatakan...

@PIN : Makasih ya dek...latihan terus nulisnya, biar bisa....salam kenal juga buat kamu..

Anonim mengatakan...

untuk cerita yg ini buat sekuelnya dong..atau next serial cerber

Fiksi Lovers mengatakan...

Anon : Wahhh...nanti gak seru lagi dong, tapi bisa dicoba juga...cuman, swinging between 6 novel sama cerpen2...terus kerja nyangkul cari sepiring nasi en segenggam berlian, susah banget waktunya :(

Posting Komentar