14 November 2011 | By: nsikome

RAHASIA RANI (Novel Part-5)


Hai semua...sekarang udah part 5, selamat membaca dan seperti biasanya, jangan lupa komen sama kritikannya yaaa...............
Photo: www.telegraph.co.uk

Seminggu kemudian, Rani sudah bisa mengontrol kekuatannya dengan baik. Andi merasa senang dengan perkembangan adiknya itu, sebab sekarang dia menjadi kurang khawatir. Dia tahu bahwa Rani sudah bisa mengendalikan energi itu. Hanya saja, kadang-kadang Andi merasa sebel setengah mati, sebab adiknya itu suka menjahili dia dengan memakai tenaga supernatural miliknya. Dan, yang paling menjengkelkan bagi Andi adalah, dia sama sekali tak bisa berbuat apa-apa atas perbuatan adiknya itu.

“ Win, kamu percaya nggak kalo kekuatan supernatural itu ada ? “ Rani bertanya pada Winda, mereka berdua sedang menikmati bakso Mbok Mirah di kantin sekolah.
“ Nggak tuh. Emangnya kenapa, Ran ? “ Winda balas bertanya tanpa mengalihkan pandangannya dari mangkuk bakso di hadapannya.
“ Cuman nanya aja. Soalnya aku pernah denger, kalo kekuatan supernatural itu eksis, nggak cuman mitos doang. “
“ Mitos? apaan tuh ?!! jenis makanan dari Aceh, ya ? “ Winda berucap enteng. Rani jadi kesal dengan sahabatnya, namun dia tak bisa menyalahkan siapa-siapa, apalagi Bunda si Winda yang mengandung, anak itu memang sudah di takdirkan untuk jadi cewek yang TelMi-nya  agak-agak di luar batas.
“ Aduh Win.....mitos aja kamu nggak tau itu apa ?! emangnya kamu selama ini lagi tinggal di bulan, apa ? “
- Bodo’ ah....lagian aku nggak mau tau mitos itu dia mau makanan tradisional Aceh, atou pakaian tradisional Bali, emangnya aku pikirin ?!! – Winda membalas dengan gaya cuek kebangsaannya. Rani hanya mengurut-urut dadanya melihat tingkah Winda. 
Si Winda itu kalo lagi mo di ajak ngomong serius, dia suka nggak nyambung. Pas lagi waktu bercanda, dia malah ngomong politik, sampe sejarah politik Pandawa & Kurawa dia kupas habis-habisan ! pokoknya adakali Rani terpaksa harus nebalin kupingnya, abis si Winda kadang kalo udah ngomong lupa berenti, sih !
“ Ran, emangnya kenapa kamu tanya hal begituan ? “ Winda mencomot kerupuk di tepi mangkuk bakso Rani.
“ Tanya apaan ? “ kali ini Rani yang balas menjawab cuek.
“ Itu...tentang orang yang punya kekuatan supernatural.... “ Winda mulai penasaran melihat tingkah Rani yang mulai balas mengejeknya.
“ Oh....itu...tadi aku tanya, kalau kamu itu percaya nggak kalo kekuatan supernatural itu eksis. “
“ Nggak, aku nggak percaya. Kalo jalinan batin sih aku percaya. Misalnya, antara seorang Ibu dan anaknya. Saat anaknya sakit ketika berada jauh dari sisinya, pasti sang Ibu akan merasakan kalau ada yang nggak beres. “ Winda menjelaskan pendapatnya.
“ Bukan itu yang aku maksudkan, kekuatan supernatural yang aku maksudkan adalah seperti kekuatan bisa memindahkan barang cukup hanya dengan berpikir saja. “ tukas Rani. Winda menatap wajah sahabatnya dengan pandangan heran, berubah menjadi tak percaya, lalu kemudian dia mulai tertawa terbahak-bahak,
“ Hahahahaha !!!......Rani....Rani...kamu itu terlalu banyak nonton film fiksi, deh. Yang begituan cuman ada di film, di novel, atau di cerpen aja, Nona.....!!! “
Wajah Rani kembali cemberut, tiba-tiba sebuah pikiran melintas di otak gadis itu.
“ Win....apa itu di belakang kepala kamu ? “ Rani menunjuk ke belakang sahabatnya. Refleks Winda menoleh ke belakang, ransel sekolahnya ternyata sudah tergeletak di lantai kantin.
“ Sialan...kerja siapa lagi ini, pasti si Rino lewat sini tadi, ya Ran ? “ Winda merasa sebel setengah gondok. Soalnya tas itu adalah tas kesayangannya, yang di kasih paman dan bibi-nya sewaktu mereka pulang liburan dari Amerika. Apalagi ransel seperti itu mungkin hanya si Winda yang punya di Indonesia tercinta ini.
Rani hanya tersenyum penuh misteri mendengar omelan sahabatnya itu, sebab sebenarnya dialah yang menjatuhkan ransel Winda ke lantai dengan tenaga telepati-nya.
“ Win, jadi menurut kamu, kekuatan supernatural seperti itu nggak ada, ya ? “ Rani bertanya lagi tanpa memperdulikan omelan temannya itu.
“ Ya enggak dong, Ran. Kamu ini ada-ada aja, nanya kayak orang serius. Emang kamu percaya tentang hal itu ? “ Winda balas bertanya menyelidik, soalnya sikap Rani sedari tadi yang tak henti-hentinya mencecar dia dengan pertanyaan-pertanyaan aneh tentang kekuatan supernatural membuat gadis itu berpikir, jangan-jangan sahabatnya memang mulai agak-agak sarap, percaya dengan kekuatan supernatural seperti yang dia ceritakan itu.
“ Enggak sih, Win. Tapi aku percaya kalo di dalam dunia ini, ada hal-hal atau kekuatan-kekuatan di luar batas manusia biasa yang nggak bisa di jelaskan dengan akal sehat ! “ jawab Rani panjang lebar, membuat Winda tertawa. Si Rani akhir-akhir ini memang aneh menurut Winda, semenjak pulang dari Mesir. Yang paling mengherankan adalah, gadis itu kini akrab dengan kakaknya si Andi, padahal mereka berdua itu kan dari dulu kayak kucing sama tikus, nggak pernah cocok. Sekarang kok kayak amplop sama perangko, lengket banget.
“ Terserah kamu deh, Ran. Asal aja jangan sampe nggak makan cuman karena mikirin hal itu, apalagi sampe lupa pacaran, hehehehe !!!..... “ Winda tertawa meledek Rani, membuat gadis itu menjadi sedikit geram, dalam hati dia ingin menunjukkan pada sahabatnya bahwa kekuatan supernatural itu ada, namun dia selalu teringat akan kata-kata Andi kakaknya, bahwa terlalu berbahaya untuk bilang pada orang lain tentang kekuatan yang dia  miliki, apalagi pada Winda yang nggak bisa nyimpan rahasia sama sekali itu. Bisa-bisa hanya dalam waktu semenit, semua orang di dunia sudah bakal tahu kalo Rani punya tenaga ajaib, bila dia memberitahukan hal itu pada Winda.

Rani dan Andi tengah berkeliling Mall. Sebenarnya dia sangat tidak suka jalan-jalan ke tempat ramai seperti ini dengan di temani kakaknya, soalnya si Andi itu kalo lagi jalan-jalan tingkahnya suka nyebelin Rani. Apalagi kalo dia udah ketemu toko yang berhubungan dengan alat-alat komputer, pasti dia bakal lupa kalo Rani ada di dekat dia. Namun, karena mereka berdua di tugaskan oleh ibu mereka untuk membeli bahan-bahan kue buat persiapan ulang tahun Ayah, Rani terpaksa harus rela jalan dengan si buntut Keledai yang sebenarnya sangat dia sayang itu. Jelek-jelek, Andi itu kan kakaknya juga ??!!
“ Ran, kamu tahu kan toko tempat Ibu biasa beli bahan-bahan kue-nya ? “ tanya Andi agak khawatir, soalnya terakhir kali dia jalan sama Rani ke mall, kaki Andi jadi lecet gara-gara kebanyakan jalan. Dasar perempuan emang nggak bisa jalan ke tempat-tempat seperti itu, nggak bisa liat counter baju, kayak orang dapet berlian segenggam aja, apalagi liat counter pernak-pernik buat anak gadis, si Rani langsung histeris, kayak liat si Tobey Maguire di filem Spiderman aja. Ngegemesin deh, pokoknya !!
“ Ya tau, dong !! “ jawab Rani sewot. Si Andy emang bawaannya begitu setiap kali hendak belanja ke mall. Kedua kakak beradik itu baru saja hendak melewati sebuah deretan toko-toko perhiasan emas maupun tiruan yang bagus-bagus, namun tiba-tiba terdengar suara tembakan senjata api yang di lepaskan ke udara. Refleks Andy mendorong adiknya hingga rebah ke lantai, setelah itu merebahkan dirinya di samping Rani. Gadis itu mulai panik. Dia nggak tahu apa yang tengah terjadi. Mungkin lagi ada kerusuhan di dalam mall, pikir Rani resah. Tiba-tiba dari terdengar suara kaca yang di pecahkan dari arah sebuah toko perhiasan emas, dan sedetik kemudian, dua orang laki-laki bertopeng hitam keluar dari sana, dengan pistol di tangan masing-masing.
“ Jangan ada yang bergerak !! harap semua rebah di lantai !!! “ teriak salah satu dari mereka yang mengenakkan jaket kulit berwarna hitam.
Rasa panik Rani perlahan-lahan mulai hilang, setelah dia teringat akan kekuatan yang dia miliki. Gadis itu lalu mencoba untuk melihat lebih jelas ke dalam toko perhiasan, nampak di dalam ada 4 orang bertopeng yang bersenjata api berlaras panjang tengah menguras isi toko.
Nampak karyawan-karyawan yang bekerja di toko itu sudah berada di sudut dengan tangan terangkat, dan di jaga oleh salah satu dari kawanan bandit itu, sedangkan teman-temannya masih melanjutkan acara nguras isi toko.
Segera Rani memusatkan konsentrasi-nya, dia merasa agak susah, sebab ini adalah yang pertama kalinya dia berkonsentrasi dalam keadaan agak-agak panik dan di tengah-tengah orang banyak. Perlahan-lahan, ke empat penjahat yang tengah berada di dalam toko mulai terangkat ke udara. Andy menatap adiknya, segera dia tahu bahwa Rani tengah menggunakan tenaganya.
“ Rani, hati-hati jangan sampai ketahuan... “ bisik Andy pelan
Penjahat-penjahat itu langsung panik saat tubuh mereka terangkat ke udara tanpa sebab. Mereka mulai ketakutan dan berteriak minta tolong pada kedua teman mereka yang tengah berjaga di luar toko. Namun, dua orang yang berada di luar itu malah lebih ketakutan melihat keadaan teman-teman mereka yang tengah tergantung-gantung di udara seperti kehilangan gravitasi. 
Baru saja mereka hendak melarikan diri, Rani sudah menggerakkan tangannya yang satu-nya, dan mereka berdua mengalami nasib sama seperti ke-empat temannya, menggantung di udara, di saksikan oleh ratusan pasang mata pengunjung mall yang merasa heran dengan fenomena itu.
Tanpa menunggu lebih lama, Andy langsung berdiri,
“ Pak !! ayo kita cari tali untuk mengikat mereka. Yang lain, segera hubungi pihak berwajib !! “ Andy memberi instruksi. Bagai tersadar dari mimpi, semua orang langsung bergerak. Ada yang lari keluar karena ketakutan, namun ada juga yang berkerumun di sekeliling tempat di mana penjahat-penjahat itu tengah melayang-layang di udara, ingin tahu apa yang terjadi. Sedangkan laki-laki setengah baya yang di tunjuk Andy langsung meminta ikat-ikat pinggang orang-orang di sekitar situ. 
Secara tersembunyi, Andy memberi kode pada Rani untuk menurunkan penjahat-penjahat yang sudah bermuka pucat itu. Saking takutnya, senjata-senjata api yang mereka pegang tadi, langsung jatuh ke lantai saat tubuh mereka terangkat ke udara. Lima menit sesudah itu, ke-enam penjahat yang tadinya kelihatan sangar dan jahat, kini terikat bagaikan hewan kurban yang tak berdaya. 
Orang-orang di mall yang masih tersisa tak mampu mencerna hal yang mereka baru saja saksikan itu. Semua saling bercakap dan saling bertanya antara satu dengan yang lain, mencoba untuk mengerti apa yang terjadi tadi. Namun semua tak berhasil mendapatkan jawaban yang mereka inginkan. Tak ada yang bisa menjelaskan fenomena itu.
Dan saat dua mobil penuh dengan polisi masuk ke halaman mall, Andy memberi isyarat kepada adiknya untuk segera pergi dari situ, mereka berdua lalu berjalan perlahan agar tak menarik perhatian orang. Dan ketika akhirnya kedua kakak beradik itu sampai di luar mall, dari lantai atas, nampak sepasang mata tengah memandang Rani tajam, dan kemudian dia menghela napas panjang, lalu melangkah pergi dari situ.(BERSAMBUNG)

2 komentar:

rofi mengatakan...

manteeep postingannya....
jangan lupa komen juga dipostingan terbaru ane....

http://mrofiuddin.blogspot.com/2011/11/tips-dan-trik-mengetahui-orang.html

tank's before...salam blogger Indonesia...

nsikome mengatakan...

Mohammad Rofiudin : Thank's udah singgah, segera meluncur ke TKP :)

Posting Komentar