Hai semua...sekarang udah part 5, selamat membaca dan seperti biasanya, jangan lupa komen sama kritikannya yaaa...............
Photo: www.telegraph.co.uk
Seminggu kemudian, Rani sudah
bisa mengontrol kekuatannya dengan baik. Andi merasa senang dengan perkembangan
adiknya itu, sebab sekarang dia menjadi kurang khawatir. Dia tahu bahwa Rani
sudah bisa mengendalikan energi itu. Hanya saja, kadang-kadang Andi merasa
sebel setengah mati, sebab adiknya itu suka menjahili dia dengan memakai tenaga
supernatural miliknya. Dan, yang paling menjengkelkan bagi Andi adalah, dia
sama sekali tak bisa berbuat apa-apa atas perbuatan adiknya itu.
“ Win, kamu percaya nggak kalo
kekuatan supernatural itu ada ? “ Rani bertanya pada Winda, mereka berdua
sedang menikmati bakso Mbok Mirah di kantin sekolah.
“ Nggak tuh. Emangnya kenapa,
Ran ? “ Winda balas bertanya tanpa mengalihkan pandangannya dari mangkuk bakso
di hadapannya.
“ Cuman nanya aja. Soalnya aku
pernah denger, kalo kekuatan supernatural itu eksis, nggak cuman mitos doang. “
“ Mitos? apaan tuh ?!! jenis
makanan dari Aceh, ya ? “ Winda berucap enteng. Rani jadi kesal dengan
sahabatnya, namun dia tak bisa menyalahkan siapa-siapa, apalagi Bunda si Winda
yang mengandung, anak itu memang sudah di takdirkan untuk jadi cewek yang
TelMi-nya agak-agak di luar batas.
“ Aduh Win.....mitos aja kamu
nggak tau itu apa ?! emangnya kamu selama ini lagi tinggal di bulan, apa ? “
- Bodo’ ah....lagian aku nggak
mau tau mitos itu dia mau makanan tradisional Aceh, atou pakaian tradisional
Bali, emangnya aku pikirin ?!! – Winda membalas dengan gaya cuek kebangsaannya.
Rani hanya mengurut-urut dadanya melihat tingkah Winda.
Si Winda itu kalo lagi
mo di ajak ngomong serius, dia suka nggak nyambung. Pas lagi waktu bercanda,
dia malah ngomong politik, sampe sejarah politik Pandawa & Kurawa dia kupas
habis-habisan ! pokoknya adakali Rani terpaksa harus nebalin kupingnya, abis si
Winda kadang kalo udah ngomong lupa berenti, sih !
“ Ran, emangnya kenapa kamu
tanya hal begituan ? “ Winda mencomot kerupuk di tepi mangkuk bakso Rani.
“ Tanya apaan ? “ kali ini Rani
yang balas menjawab cuek.
“ Itu...tentang orang yang punya
kekuatan supernatural.... “ Winda mulai penasaran melihat tingkah Rani yang
mulai balas mengejeknya.
“ Oh....itu...tadi aku tanya,
kalau kamu itu percaya nggak kalo kekuatan supernatural itu eksis. “
“ Nggak, aku nggak percaya.
Kalo jalinan batin sih aku percaya. Misalnya, antara seorang Ibu dan anaknya.
Saat anaknya sakit ketika berada jauh dari sisinya, pasti sang Ibu akan merasakan
kalau ada yang nggak beres. “ Winda menjelaskan pendapatnya.
“ Bukan itu yang aku maksudkan,
kekuatan supernatural yang aku maksudkan adalah seperti kekuatan bisa
memindahkan barang cukup hanya dengan berpikir saja. “ tukas Rani. Winda
menatap wajah sahabatnya dengan pandangan heran, berubah menjadi tak percaya,
lalu kemudian dia mulai tertawa terbahak-bahak,
“ Hahahahaha
!!!......Rani....Rani...kamu itu terlalu banyak nonton film fiksi, deh. Yang
begituan cuman ada di film, di novel, atau di cerpen aja, Nona.....!!! “
Wajah Rani kembali cemberut, tiba-tiba
sebuah pikiran melintas di otak gadis itu.
“ Win....apa itu di belakang
kepala kamu ? “ Rani menunjuk ke belakang sahabatnya. Refleks Winda menoleh ke
belakang, ransel sekolahnya ternyata sudah tergeletak di lantai kantin.
“ Sialan...kerja siapa lagi
ini, pasti si Rino lewat sini tadi, ya Ran ? “ Winda merasa sebel setengah
gondok. Soalnya tas itu adalah tas kesayangannya, yang di kasih paman dan
bibi-nya sewaktu mereka pulang liburan dari Amerika. Apalagi ransel seperti itu
mungkin hanya si Winda yang punya di Indonesia tercinta ini.
Rani hanya tersenyum penuh
misteri mendengar omelan sahabatnya itu, sebab sebenarnya dialah yang
menjatuhkan ransel Winda ke lantai dengan tenaga telepati-nya.
“ Win, jadi menurut kamu,
kekuatan supernatural seperti itu nggak ada, ya ? “ Rani bertanya lagi tanpa
memperdulikan omelan temannya itu.
“ Ya enggak dong, Ran. Kamu ini
ada-ada aja, nanya kayak orang serius. Emang kamu percaya tentang hal itu ? “
Winda balas bertanya menyelidik, soalnya sikap Rani sedari tadi yang tak
henti-hentinya mencecar dia dengan pertanyaan-pertanyaan aneh tentang kekuatan
supernatural membuat gadis itu berpikir, jangan-jangan sahabatnya memang mulai
agak-agak sarap, percaya dengan kekuatan supernatural seperti yang dia
ceritakan itu.
“ Enggak sih, Win. Tapi aku
percaya kalo di dalam dunia ini, ada hal-hal atau kekuatan-kekuatan di luar
batas manusia biasa yang nggak bisa di jelaskan dengan akal sehat ! “ jawab
Rani panjang lebar, membuat Winda tertawa. Si Rani akhir-akhir ini memang aneh
menurut Winda, semenjak pulang dari Mesir. Yang paling mengherankan adalah,
gadis itu kini akrab dengan kakaknya si Andi, padahal mereka berdua itu kan
dari dulu kayak kucing sama tikus, nggak pernah cocok. Sekarang kok kayak
amplop sama perangko, lengket banget.
“ Terserah kamu deh, Ran. Asal
aja jangan sampe nggak makan cuman karena mikirin hal itu, apalagi sampe lupa
pacaran, hehehehe !!!..... “ Winda tertawa meledek Rani, membuat gadis itu
menjadi sedikit geram, dalam hati dia ingin menunjukkan pada sahabatnya bahwa
kekuatan supernatural itu ada, namun dia selalu teringat akan kata-kata Andi
kakaknya, bahwa terlalu berbahaya untuk bilang pada orang lain tentang kekuatan
yang dia miliki, apalagi pada Winda yang
nggak bisa nyimpan rahasia sama sekali itu. Bisa-bisa hanya dalam waktu
semenit, semua orang di dunia sudah bakal tahu kalo Rani punya tenaga ajaib,
bila dia memberitahukan hal itu pada Winda.
Rani dan Andi tengah
berkeliling Mall. Sebenarnya dia sangat tidak suka jalan-jalan ke tempat ramai
seperti ini dengan di temani kakaknya, soalnya si Andi itu kalo lagi
jalan-jalan tingkahnya suka nyebelin Rani. Apalagi kalo dia udah ketemu toko
yang berhubungan dengan alat-alat komputer, pasti dia bakal lupa kalo Rani ada
di dekat dia. Namun, karena mereka berdua di tugaskan oleh ibu mereka untuk
membeli bahan-bahan kue buat persiapan ulang tahun Ayah, Rani terpaksa harus
rela jalan dengan si buntut Keledai yang sebenarnya sangat dia sayang itu.
Jelek-jelek, Andi itu kan kakaknya juga ??!!
“ Ran, kamu tahu kan toko
tempat Ibu biasa beli bahan-bahan kue-nya ? “ tanya Andi agak khawatir, soalnya
terakhir kali dia jalan sama Rani ke mall, kaki Andi jadi lecet gara-gara
kebanyakan jalan. Dasar perempuan emang nggak bisa jalan ke tempat-tempat
seperti itu, nggak bisa liat counter baju, kayak orang dapet berlian segenggam
aja, apalagi liat counter pernak-pernik buat anak gadis, si Rani langsung
histeris, kayak liat si Tobey Maguire di filem Spiderman aja. Ngegemesin deh,
pokoknya !!
“ Ya tau, dong !! “ jawab Rani
sewot. Si Andy emang bawaannya begitu setiap kali hendak belanja ke mall. Kedua
kakak beradik itu baru saja hendak melewati sebuah deretan toko-toko perhiasan
emas maupun tiruan yang bagus-bagus, namun tiba-tiba terdengar suara tembakan
senjata api yang di lepaskan ke udara. Refleks Andy mendorong adiknya hingga
rebah ke lantai, setelah itu merebahkan dirinya di samping Rani. Gadis itu
mulai panik. Dia nggak tahu apa yang tengah terjadi. Mungkin
lagi ada kerusuhan di dalam mall, pikir Rani resah. Tiba-tiba
dari terdengar suara kaca yang di pecahkan dari arah sebuah toko perhiasan
emas, dan sedetik kemudian, dua orang laki-laki bertopeng hitam keluar dari
sana, dengan pistol di tangan masing-masing.
“ Jangan ada yang bergerak !!
harap semua rebah di lantai !!! “ teriak salah satu dari mereka yang
mengenakkan jaket kulit berwarna hitam.
Rasa panik Rani perlahan-lahan
mulai hilang, setelah dia teringat akan kekuatan yang dia miliki. Gadis itu
lalu mencoba untuk melihat lebih jelas ke dalam toko perhiasan, nampak di dalam
ada 4 orang bertopeng yang bersenjata api berlaras panjang tengah menguras isi
toko.
Nampak karyawan-karyawan yang
bekerja di toko itu sudah berada di sudut dengan tangan terangkat, dan di jaga
oleh salah satu dari kawanan bandit itu, sedangkan teman-temannya masih
melanjutkan acara nguras isi toko.
Segera Rani memusatkan
konsentrasi-nya, dia merasa agak susah, sebab ini adalah yang pertama kalinya
dia berkonsentrasi dalam keadaan agak-agak panik dan di tengah-tengah orang
banyak. Perlahan-lahan, ke empat penjahat yang tengah berada di dalam toko
mulai terangkat ke udara. Andy menatap adiknya, segera dia tahu bahwa Rani
tengah menggunakan tenaganya.
“ Rani, hati-hati jangan sampai
ketahuan... “ bisik Andy pelan
Penjahat-penjahat itu langsung
panik saat tubuh mereka terangkat ke udara tanpa sebab. Mereka mulai ketakutan
dan berteriak minta tolong pada kedua teman mereka yang tengah berjaga di luar
toko. Namun, dua orang yang berada di luar itu malah lebih ketakutan melihat
keadaan teman-teman mereka yang tengah tergantung-gantung di udara seperti
kehilangan gravitasi.
Baru saja mereka hendak melarikan diri, Rani sudah
menggerakkan tangannya yang satu-nya, dan mereka berdua mengalami nasib sama
seperti ke-empat temannya, menggantung di udara, di saksikan oleh ratusan
pasang mata pengunjung mall yang merasa heran dengan fenomena itu.
Tanpa menunggu lebih lama, Andy
langsung berdiri,
“ Pak !! ayo kita cari tali
untuk mengikat mereka. Yang lain, segera hubungi pihak berwajib !! “ Andy
memberi instruksi. Bagai tersadar dari mimpi, semua orang langsung bergerak.
Ada yang lari keluar karena ketakutan, namun ada juga yang berkerumun di
sekeliling tempat di mana penjahat-penjahat itu tengah melayang-layang di
udara, ingin tahu apa yang terjadi. Sedangkan laki-laki setengah baya yang di
tunjuk Andy langsung meminta ikat-ikat pinggang orang-orang di sekitar situ.
Secara tersembunyi, Andy memberi kode pada Rani untuk menurunkan
penjahat-penjahat yang sudah bermuka pucat itu. Saking takutnya,
senjata-senjata api yang mereka pegang tadi, langsung jatuh ke lantai saat
tubuh mereka terangkat ke udara. Lima menit sesudah itu, ke-enam penjahat yang
tadinya kelihatan sangar dan jahat, kini terikat bagaikan hewan kurban yang tak
berdaya.
Orang-orang di mall yang masih tersisa tak mampu mencerna hal yang
mereka baru saja saksikan itu. Semua saling bercakap dan saling bertanya antara
satu dengan yang lain, mencoba untuk mengerti apa yang terjadi tadi. Namun
semua tak berhasil mendapatkan jawaban yang mereka inginkan. Tak ada yang bisa
menjelaskan fenomena itu.
Dan saat dua mobil penuh dengan
polisi masuk ke halaman mall, Andy memberi isyarat kepada adiknya untuk segera
pergi dari situ, mereka berdua lalu berjalan perlahan agar tak menarik
perhatian orang. Dan ketika akhirnya kedua kakak beradik itu sampai di luar
mall, dari lantai atas, nampak sepasang mata tengah memandang Rani tajam, dan
kemudian dia menghela napas panjang, lalu melangkah pergi dari situ.(BERSAMBUNG)
2 komentar:
manteeep postingannya....
jangan lupa komen juga dipostingan terbaru ane....
http://mrofiuddin.blogspot.com/2011/11/tips-dan-trik-mengetahui-orang.html
tank's before...salam blogger Indonesia...
Mohammad Rofiudin : Thank's udah singgah, segera meluncur ke TKP :)
Posting Komentar