10 Desember 2011 | By: nsikome

The Diary of Janda-Janda Kampung (2)


Photo:www.pinkplasticpony.com

TENTANG NENI, SI JANDA KAKI LIMA

Sampai dimana kita kemaren ya? Oh iya…saya ngomongin dan ngegosipin si Neni, janda uzur yang genitnya nggak ketulungan itu?!. Saya sih senang-senang aja melihat si Angie hidupnya kini baik-baik saja, nggak kayak si Neni. Kemarin waktu nulis di bagian 1, ada yang komen 1/1 penduduk?. Namanya juga gosip mas Fahmi, sah-sah saja, hehehe. Tapi, anehnya, meskipun gosip itu sudah merebak semerbak, yang empunya cerita malah adem-ayem saja, dan malah menganggap hal itu sebagai suatu kebanggaan bagi dirinya.
Sumpah mati saya nggak bakalan percaya jika tidak mendengar dengan kuping saya sendiri apa kata si Neni. “Nggak ada suami-suami di kampung ini, yang tidak bisa saya taklukkan!!”. Waktu itu, dia lagi ngomong lewat HaPe, entah dengan siapa.
Sahabat saya Evi malah bilang, kata temannya yang ponakannya temenan sama ponakan si Neni (nah ini nih…yang bahaya, karena susah ditelusuri versi asli-nya kalau jalinan komunikasinya saja udah panjang kayak gini), yang mengatakan pada ponakan temannya, dan kemudian ponakan temannya bercerita pada temannya si Evi, yang akhirnya menceritakan hal tersebut pada Evi yang akhirnya bercerita pada saya (hodoh!! capek juga..), bahwa, ternyata si Neni, janda kaki lima itu, punya sebuah buku Diary (idih11..tua-tua pake nulis diary segala..malu tuh, sama boy band dan girl band yg lagi menjamur di Indonesia, mereka aja yg masih fresko_kata orang Manado utk orang muda dan masih segar_belum tentu nulis diary saking sibuknya keliling panggung).
Diary si Neni, katanya disembunyikan disebuah tempat khusus, pake acara dikunci segala, dan kuncinya disembunyikan di kantong celana dalamnya!! (nah, ini makin parah, gosipnya seperti udah di poles biar makin seru. Mana ada celana dalam punya kantong? aya-aya wae, ckckckck)
Hanya ada sedikit orang yg beruntung atau malah sial (tergantung sudut pandangnya sih), yang berhasil melihat isi buku Diary si Neni. Salah satu orang tersebut, adalah om Playboy saya, om Beno. Dia itu sih, semacam kutukan di keluarga bagi kami (saya sih tidak menganggapnya begitu, soalnya om saya itu orangnya asyik, pintar main musik dan gaul banget lagi!).
Kata Ibu, sudah tidak bisa dihitung lagi, ada berapa ratus perempuan yang jadi korban kebuasan om Beno, semenjak dia masih ABG hingga di dewasa. Bahkan, oma dan opa saya dulu sering kelabakan, karena banyak dari perempuan-perempuan korban om Beno, datang sampai kerumah nyariin dia, kata mereka dia sudah berjanji akan menikahi mereka-mereka itu, tapi sudah beberapa bulan om Beno kok tak kunjung-kunjung datang lagi.
Lucunya, om Beno selalu bisa menghindar dari semua itu, dengan berpura-pura jadi idiot setiap kali para fans-nya itu muncul ke rumahnya, lengkap dengan air liur yang menetes-netes dari bibir ke dagunya segala!!. Sedangkan Opa dan Oma, dengan alasan tidak ingin menimbulkan kekecauan diantara para perempuan yang sedang antri diruang tamu (kayak di puskesmas aja pake antri segala), terpaksa ikut-ikutan bersandiwara dengan mengarang berbagai macam alasan, agar bisa menyelamatkan om Beno.
Pernah suatu ketika, Oma bilang pada perempuan-perempuan yang ada dalam antrian ruang tamu, bahwa om Beno kena penyakit otak  yang membuat dia hilang ingatan dan jadi idiot seperti itu. Sialnya, ada seorang perempuan disitu yang menganggap hal itu romantis, dan memaksa untuk tetap menikahi om Beno, karena dia merasa terpanggil untuk merawat om saya itu, atas nama cinta!! WAH. Ini sih menurut saya, tipe-tipe perempuan yang bego-nya melebihi kadar batas normal manusia biasa.
Waduh, kok udah ngomongin si om Beno bukannya Neni ya.. singkat kata, om Beno yg playboy, juga salah satu merupakan koleksinya si Neni (dalam hal ini, saya sebetulnya kurang yakin, siapa yg mengoleksi siapa, mengingat reputasi keduanya sungguh sangat mengaburkan penilaian). Suatu hari, om Beno secara tidak sengaja, melihat isi buku Diary si Neni, yang katanya, berisi semua laki-laki yang sudah pernah tidur dengan si Neni, dan bahkan nama-nama lelaki yang baru merupakan “calon korban” dia, yang oleh sang janda kaki lima ditaruh di bagian “waiting list”!!.
Saya sempat kaget dan melongo, saat dengan sikap santai serta cueknya, om Beno memberitahukan nama-nama lelaki-lelaki di kampung kami yang sudah pernah “beradu nyali” di kasur dengan sang janda genit. Dengan terkekeh-kekeh, om Beno malah menyebutkan, kalau namanya ada dalam urutan ke 87!. Dan sungguh, bila melihat jumlah populasi penduduk berjenis kelamin pria yg sudah beristri di RW 01 Lingkungan 1 di kampung saya, jumlahnya memang sudah 1/2 RW!.
Sedangkan nama-nama lelaki lain itu. Sungguh sangat diluar dugaan saya, karena beliau-beliau itu ada yang posisinya sebagai tokokh-tokoh panutan di desa, yang sangat dihormati. Ada juga tokoh-tokoh agama, serta para lelaki-lelaki yang sebelumnya saya pikir adalah suami-suami ter-keren di kampung saya, karena pembawaan mereka selalu tak bercacat cela, serta nampak selalu mesra sama istri dan sayang sama keluarganya.
Namun, tentu saja, sekali lagi saya hanya bisa mengatakan, bahwa daftar-daftar korban di buku harian si janda kaki lima itu, tidak bisa dibuktikan kebenaran maupun ketidak benarannya. Hanya Tuhan dan para lelaki serta si Neni yang tahu kebenarannya.
Tak jarang, si Neni suka diteriakin oleh ibu-ibu sekampung, yang suami-suami mereka di sinyalir suka menggoda dan di goda si janda. Seperti dua minggu yang lalu. Ketika saya lewat dekat rumah si Neni, terdengar suara gaduh, orang teriak dan memaki-maki. Di dorong oleh rasa ingin tahu yang melebihi reporter-nya Kompas, saya langsung mengendap-endap mendekati asal muasal suara teriakan itu. Ternyata tante Rosye, si penggosip ulung di kampung kami.
“Hey Neni!! keluarkan suami saya dari situ!! dasar perempuan bejat!!” demikian teriakan tante Rosye, dengan amarah membara, kayak di filem-filem silet.
“Rosye, suami kamu yang mana? setahu saya kamu sudah janda, kayak saya juga!” balas si Neni cuek, sambil menggunting kuku kaki-nya santai di teras depan rumahnya. Jelas saja kelakuannya itu membuat tante Rosye makin geram.  

Waduh, udah ampir jam 3 sore, saya harus ngurus bunga anggrek saya, soalnya Manado baru saja hujan lebat, dan kalau kebanyakan kena hujan, bunga anggrek biasanya bisa jadi busuk akarnya. Nanti disambung kalau sempay ya coy!! ^__^

2 komentar:

Goesphin mengatakan...

masih menyimak...

cici mengatakan...

Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
Yang Ada :
TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
Sekedar Nonton Bola ,
Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
Website Online 24Jam/Setiap Hariny

Posting Komentar