Sebenarnya, buku ini masih dalam proses penulisan, namun, karena sudah didesak-desak (caileeeee) oleh penggemarnya (bukan penggemar saya ya, hehe), here it is, Episode 1, The Lost City, Buku 2 : Bloodline-Secret of The Royal Family, selamat mengikuti!!
Photo :www.abriefhistoryoftheincas.blogspot.com
THE LOST CITY (BOOK 2)
BLOODLINE, Secret of The Royal Family
Part 1
Seminggu sudah Rapalla dan Annamaya di Jakarta. Selama
waktu yang berselang, aku dan Arya terpaksa mengambil “cuti” dari segala
kegiatan belajar kami. Untung saja, Papa dan Mama setuju-setuju saja, dan malah
ikut membantu kami untuk meminta ijin kepada pihak universitas aku dan juga
sekolah Arya, dengan alasan yang hanya mereka berdua yang tahu.
Kata
Mama, mereka berdua Papa setuju saja dengan “cuti”
aku dan Arya tersebut, karena selama ini, aku dan adikku itu sudah menghasilkan
prestasi yang cukup bagus. Memang tidak bisa dipungkiri, bila mengingat
bagaimana reputasi Arya di sekolah dulu, sungguh sangat mengherankan bagi kedua
orangtua kami, melihat anak bungsu mereka yang dulunya tidak bisa membedakan
antara Jenghis Khan dan Shah Rukh Khan, tiba-tiba menjadi seorang jenius yang
bisa menyebut segala macam bahan kimia lengkap dengan symbol-simbolnya sambil
bermain PS3 kesayangannya, dan bahkan dengan lancang menguliahi Mama tentang cara pembedahan
otak yang baik, agar tidak terlalu menimbulkan pendarahan dalam dengan
menggunakan sebuah metode, yang bahkan namanya saja susah untuk disebutkan
dengan lidahku.
“Aning, aku dan Annamaya ingin bicara sama kamu dan Arya,
secara pribadi. Kalau boleh jangan sampai ada orang yang bisa mendengarnya,”
Rapalla berucap serius, disuatu sore hari, ketika kami berempat sedang
menikmati es krim sesudah menaiki sebuah wahana di Dufan. Selama seminggu ini,
kegiatan kami memang hanya jalan-jalan terus, menikmati kota Jakarta. Annamaya
dan Rapalla sendiri sangat senang melihat negara kami, yang menurutnya “sangat di depan”.
“Nanti
malam, Mama sama Papa ada undangan ke acara kawinan, bagaimana kalau kita
bicara dirumah saja?” tanya Arya. Rapalla dan Aning menggelengkan kepala mereka
bersamaan.
“Tidak
aman, kita harus pergi ke suatu tempat, yang kita bisa memastikan bahwa tidak
akan ada
orang yang bisa mendengar pembicaraan kita” Rapalla berucap cemas, membuatku
sangat penasaran.
Sudah
seminggu ini dia dan Annamaya berada di Jakarta, tapi ini adalah yang pertama
kalinya aku melihat Rapalla bertampang “Sapa
Inca” seperti itu. Sangat serius.
“Bagaimana
kalau kita ke kafe saja, Kak?” usul Arya, yang sedari tadi hanya menjadi
pendengar.
“Boleh
juga, tapi disitu tempat duduknya berdekatan, nanti ada orang yang masuk dan
pura-pura duduk di sebelah meja kita bagaimana?” tanyaku khawatir. Arya
mengangguk-anggukan kepalanya.
“Begini
saja, kita jalan ke Monas saja, disana kan banyak tempat duduknya, nah, kita
cari tempat yang paling sepi, terus kita bisa membicarakan semua hal dengan
aman, gimana?” Arya kembali mengusulkan. Kupikir, ide itu bagus juga. Akhirnya,
kami semua setuju. Besok kami akan ke Monas.
*********************
“Nah, sekarang kita sudah berada disini, dan hanya kita
yang ada disini, kamu bisa mengatakan pada kami tentang semua hal!” ujar Arya
sambil menghempaskan pantatnya diatas rumput tebal. Kami mendapatkan tempat
yang cukup sunyi, tepat di sebelah selatan Monas.
“Begini,
sebenarnya kunjungan aku dan Annamaya kesini, bukan hanya sekedar mengunjungi
kalian berdua saja, namun kami juga ingin mencari sesuatu disini” aku mendengarkan dengan cermat setiap kata
yang diucapkan Rapalla.
“Dukun tinggi kerajaan kami, baru-baru
ini meninggal secara misterius. Sebelum dia meninggal, dia sempat meramalkan
bahwa kerajaan kami akan mengalami kehancuran total, apabila “Kunci Rahasia Para Dewa” yang telah
hilang sejak berabad-abad yang lalu tidak dikembalikan ke tempatnya semula,
yaitu di altar doa yang berada di puncak piramida emas didalam gunung suci kami,
sebelum purnama ke dua belas tahun ini!” terang Rapalla panjang lebar.
Aku
sungguh takjub mendengar penuturan Rapalla itu. Apalagi yang akan terjadi sekarang? Pikirku cemas.
“Tunggu
Rapalla, sebelum kamu melanjutkan, aku ingin bertanya dulu. Kalau memang kamu
ingin mencari kunci itu, mengapa kamu datang kesini?” Arya bertanya heran.
Aku
setuju dengan adikku itu, untuk apa mereka berdua datang ke Indonesia, yang
jelas-jelas tidak memiliki hubungan apa-apa dengan kerajaan Inca?.
“Karena
satu-satunya petunjuk dari dukun tinggi
kerajaan adalah ukiran sebuah pohon yang berada diatas kain yang kamu hadiahkan
kepada sang Ratu, dia menunjuknya dan hanya bilang ‘negeri zamrud’ tepat sebelum
sang dukun mengembuskan napas terakhirnya!” potong Annamaya cepat.
Aku
terhenyak. Sungguh tak menyangka akan kembali berhadapan dengan hal ini. Tapi,
satu hal yang pasti, aku yakin bahwa apapun yang terjadi nanti, pencarian itu
tak akan pernah mudah. Mencari sesuatu yang telah hilang selama berabad-abad,
tak ada yang tahu bagaimana bentuknya, dan satu-satunya petunjuk hanyalah
ukiran pohon pada syal batik milik Aning yang diberikan pada Sang Ratu yang
telah wafat, sungguh bukan petunjuk yang sangat mencerahkan. Bahkan jujur saja,
aku sudah merasa pesimis duluan, kalau hal itu adalah merupakan suatu misi yang
tidak mungkin.
“
Aku dan Annamaya kesini, untuk meminta bantuan kalian sekali lagi, agar kami
menemukan kunci rahasia para dewa tersebut, karena satu-satunya petunjuk dari dukun
tinggi hanyalah ukiran pohon di atas syal hadiahmu
itu, Aning.”
Rapalla
dan Annamaya memandang aku dan adikku dengan tatapan penuh permohonan. Membuat
hatiku tak tega rasanya untuk menolak. Akhirnya, dengan lemah aku menganggukkan
kepala, disambut dengan senyuman gembira Annamaya, dan cengiran Rapalla. Sedang
Arya, dia hanya diam, seperti tengah sibuk dengan pemikirannya sendiri, yang
entah apa itu.
“Kamu ini ada-ada saja, Aning! Bagaimana mungkin kamu mau
ambil cuti satu semester sekarang, kamu kan udah hampir ujian?” Mama berseru
kaget ketika aku mengungkapkan keinginanku untuk cuti selama satu semester.
Sedangkan Papa, dia terlihat sibuk dengan Koran paginya, namun aku tahu dia
juga tengah menyimak.
“Kan
cuma satu semester Ma, lagian selama ini Aning IP-nya kan 4 melulu..” rengekku
sekuat tenaga. Aku harus bisa meluluhkan hati Mama yang oleh Arya dijuluki
dengan “perempuan berhati baja”
“Lagian
untuk apa kamu mau cuti segala Aning? Gara-gara mau menemani teman Peru-mu itu
jalan-jalan keliling Indonesia? Mama tidak setuju, titik!”
“Baik…Kalau
Mama tidak setuju, Aning akan bolos kuliah terus!!” ancamku, sebenarnya agak
takut juga sih, tapi aku nekat saja, demi Rapalla dan Annamaya. Papa terlihat
masih santai dengan koran
ditangannya, bahkan dia sekarang tengah menghirup kopi hitamnya dengan nikmat.
“Papa!
Kamu dengar apa kata anak gadismu ini? Berani-beraninya dia mengancam Mama akan berhenti kuliah kalau
Mama tidak mengijinkannya mengambil cuti satu semester!” Papa hanya mendongak
sedikit dari korannya, lalu kembali menekuni bahan bacaannya itu, membuat Mama
makin naik pitam karena menganggap tidak dibela.
“Papa…kamu
dengar kata Mama nggak sih?!” raung Mama kali ini dekat di telinga Papa,
membuatnya terlonjak seketika karena kaget. Mama memang orangnya seperti itu,
kalau dia lagi marah, jangan berani untuk kelihatan acuh tak acuh dihadapannya,
suaranya bisa terdengar sampai ke Ancol sana dari rumah kami.
“Aning
kan sudah besar Ma, biarkan saja..Lagipula, kapan lagi dia jalan keliling
Indonesia gratis?” Papa berujar enteng, bukannya membuat Mama jadi tenang,
malah menambah kegeraman Mama.
“Kamu
itu ya, Pa, orangtua yang aneh. Masa depan anak sendiri sudah mau kacau balau,
dia malah tenang saja, ya Tuhan..ampuni aku, keluargaku sudah pada sinting
semua” Mama langsung ngeloyor masuk kamar. (BERSAMBUNG)
4 komentar:
cerita yang bagus.....q dah follow blog km lho...
mana nih lanjutannya kak?? Udh ga sbar nunggu kelanjutannya...
Ahmad Andry : Makasih, aku udah follow back juga
Pin : Sabar ya..masih sedang ditulis kok..
Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
Yang Ada :
TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
Sekedar Nonton Bola ,
Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
Website Online 24Jam/Setiap Hariny
Posting Komentar