29 Agustus 2011 | By: nsikome

SELAMAT DATANG, CINTA….


SELAMAT DATANG, CINTA….

Walau tak datang,

Dengan sejuta bunga,

Ataupun jatuh,

Bertaburan bintang….

Dan menyapa

Bersama duka….

Biarpun tak seharum

Mawar merah…..dan…..

Singgah dan menyapa

Di tengah suka,

Lalu goreskan luka…..

Tersenyum mencibir,

Terkorek airmata

Dari lubuk terdalam

Jiwa-jiwa dahaga…..dan….

Titip derita….

Walaupun…..demikian….

Ku ingin berkata,

Hanya ingin bicara,

Walau hati perih bernanah,

‘Selamat datang, CINTA…..’

( Marseille-France, Juli ’03 )

AKHIR SEBUAH DUSTA

Seringkali, dalam hidup ini kita tak bisa memilih, karena pilihan-pilihan yg adapun tak kita sukai. Termasuk pilihan hati. Beberapa orang memilih untuk berbohong pada hati nuraninya sendiri dan mengingkari kata hatinya, namun ada orang yg melangkah maju dan merengkuh pilihan hatinya, meski kadang itu harus melukai orang lain, melukai seseorang yg kita sayangi. Kata orang, "All are fair in love, or war"..Aku sudah pernah memilih, dan semoga itu tak akan pernah salah..(NS)


AKHIR SEBUAH DUSTA


Indri lagi uring-uringan. Sudah seminggu terakhir ini sikap Gilang agak aneh. Jarang ngomong, banyak melamun, dan malas senyum. Pokoknya kayak orang lagi sakit gigi campur sariawan aja. Yang pasti, sikap cowok Indri itu bikin dia ikut-ikutan kesal tanpa judul, deh !

” Aku marah, Yun ! marah-marah-sebel !!! ” Indri mengadu setengah teriak pada Yuyun sobat karibnya.

” Ihh...dateng-dateng..sampai...eh..ngamuk, calm down, girl !! “ Yuyun tertawa geli melihat tingkah si Indri. Soalnya Indri kalo lagi marah campur sebel, jari kelingkingnya suka di masukin ke dalam lobang idung. Emang jorok itu anak, namun itulah yang menjadi ciri khas si Indri. Walaupun dia lagi senyam-senyum, tapi kalo jari kelingkingnya sedang berada di lobang idung, Yuyun langsung tahu kalo si Indri lagi marah berat.

” Yun...menurut kamu, si Gilang itu type cowok yang setia apa enggak ? “ Indri menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur sahabatnya. Yuyun tersenyum mendengar pertanyaan Indri yang mulai berbau kecurigaan itu.

” Emangnya ada apa dengan Gilang, sih...kok kamu nanya kayak gitu ? “ Indri balas bertanya.

” Bukannya apa-apa, aku hanya mau tahu pendapat kamu sebagai sobat terdekatku, si Gilang itu pantas nggak jadi cowok aku.... “ Indri berlagak sombong

” Yeeee....kamu maunyaaa...seberapa pantas...emangnya Sheila on Seven ??? “ ledek Yuyun, membuat wajah Indri menjadi lebih cemberut.

” Bukannya gitu, Yun...aku lagi bete nih, soalnya udah seminggu ini sikap Gilang agak aneh. Jarang ngomong, dan setiap kali bicara dengan aku, pikirannya kayak lagi berada di tempat lain aja. “ Indri akhirnya mengakui objek sekaligus subjek keresahannya. Yuyun tersenyum menang,

” Oh gitcuuu...denger-denger, dia punya gacoan lain tuh, In... “

” Ah... yang bener ? di mana, Yun ? “ nada suara Indri berubah ke oktaf 8

” Yeeee, aku cuman bercanda, jangan tereak di kuping dong !! “ protes Yuyun, telinganya sampe berkedap-kedip ( kok telinga bisa berkedap-kedip ? ) akibat teriakan Indri di telinganya itu. Indri menghembuskan napas lega, kira’in si Yuyun serius, sebab kalo itu bener, Indri pasti tereak keras-keras, biar kedengaran hingga ke langit yang ketujuh.

” Serius ni, Yun...si Gilang akhir-akhir ini jadi lain. Sepertinya dia itu nggak suka aku lagi. Tiap kali ketemu, sikapnya jadi aneh, deh ! “ adu Indri pada Yuyun.

” Kamu aja yang jadi terlalu sensitif, ‘kali In... “ Yuyun mencoba untuk menenangkan hati sahabatnya itu. Namun wajah Indri menjadi lebih muram, kayak langit mendung aja.

” Mulanya sih, aku juga berpikir kalo aku-nya yang jadi agak-agak manja. Maunya di perhati’in terus. Tapi, setelah tiga minggu, aku yakin kalo si Gilang emang berubah, “ cerita Indri dengan sendu, seperti di pilem-pilem India.....

” Ya udah, sebagai sahabat elo yang baik hati, aku akan bantu kamu untuk menemukan sebab-sebab berubah-nya si Gilang itu ! “ putus Yuyun.

“ In, menurut aku, si Gilang tuh punya pacar baru, ato lagi naksir cewek, “ tutur Yuyun blak-blakan. Sudah seminggu dia memulai acara ngintip dan nguping-nya. Pokok-nya, kemanapun si Gilang pergi, nggak pernah lepas dari penglihatan Yuyun. Gadis itu bahkan bela-belain bayar satpam di rumahnya untuk jadi asisten agen spesial ( agen spesial-nya, ya si Yuyun itu.... ).

Anehnya, selama seminggu pengintaian Yuyun, nggak ada yang berubah dari Gilang. Cowok itu jalannya cuman ke kampus, ato selebihnya ya ke rumah Indri buat apel.

” Bener ya, Yun ? “ tanya Indri sedih

” Eittt....tunggu dulu, tapi ini cuman dugaan aku aja. Soalnya, si Gilang tuh nggak pernah kemana-mana selain ke rumah kamu buat cium jidatmu itu.... “ tutur Yuyun agak-agak norak.

” Yeeee....kamu ngintip juga waktu aku di cium Gilang ? awas kamu, ya !!!! “ Indri gemes dengan tingkah sobatnya yang memang agak-agak sarap itu.

” Trus, kesimpulan kamu cuman segitu setelah seminggu ? payah donk... “ tak urung Indri kecewa juga, sebab dia tak mendapatkan apa yg dia inginkan

” Gini In, si Gilang kayaknya lagi naksir cewek lain. Soalnya dia tuh kalo di rumah, suka senyum-senyum sendiri kayak orang bego. Dan, pernah satu kali satpam aku liat si Gilang lagi cium-cium foto cewek... “

” Mungkin itu foto-ku, ‘kali ?! “ tukas Indri agak-agak ge-er

” Bukannn...kata satpam aku, itu foto cewek lain. Katanya dia nggak kenal, tuh ! “

” Skarang aku musti gimana, Yun ? “ mata Indri mulai meneteskan airmata, Yuyun jadi ikut sedih melihat reaksi sahabatnya itu. Dalam hati dia menyesal telah memberitahu semua itu pada Indri.

” In, cowok tu nggak cuman satu di dunia, ada banyak..lagian kita masih muda, ntar juga dapet ganti-nya “ Yuyun mencoba untuk menghibur Indri, gadis itu hanya menggelengkan kepalanya.

” Yun, aku pulang dulu, ya ? makasih udah bantu aku, besok masuk kuliah, kan ? “ Indri mencoba untuk menyembunyikan perasaannya, namun itu percuma saja, airmata yang mengalir deras di kedua belah pipi mulusnya sudah menggambarkan isi hatinya.

” Hati-hati, In..jangan ngebut, ya ? “ Yuyun merasa tak berdaya, dia ingin sekali melakukan sesuatu bagi sahabatnya itu, namun mau bagaimana lagi ? dia hanya bisa menatapi punggung sahabatnya yang melangkah ke pelataran parkir. Baru saja mobil Indri keluar dari halaman fakultas, tiba-tiba muncul si penyebab derita, Gilang.

” Yun, si Indri mau kemana ? kan dia masih punya dua mata kuliah hari ini ?! “ tanya Gilang datar. Heran, Yuyun menoleh ke arah pemuda itu, nggak ada sedikitpun nada cemas dalam suaranya. Padahal, biasanya kalo ada yg nggak ikut pelajaran seperti itu, pasti karena sakit.

” Lang, kamu kenapa sih ? “ Yuyun sewot juga dengan tingkah cowok itu.

” Kenapa apa, sih ? “ pemuda itu menatap Yuyun heran

” Jujur dong sama Indri, kalo kamu tuh udah nggak suka dia lagi, jangan bersikap kayak gitu !! “ nada suara Yuyun menjadi lebih tinggi

” Okey, karena kamu sudah tahu, aku akan jujur. Ternyata aku nggak cinta sama Indri, aku cinta KAMU !! “ tandas Gilang membuat Yuyun melongo. Gadis itu terkejut setengah mati dengan pernyataan pemuda di hadapannya itu.

Perlahan ingatan Yuyun mulai kembali ke masa lalu. Waktu SMU, dia sekelas dengan Gilang. Yuyun suka Gilang, namun terlalu malu untuk menunjukkan rasa sukanya itu.

” Kamu tuh jangan ngeledek aku, Lang ! “ Yuyun membentak pemuda itu, walau sebenarnya ada getar-getar halus yang mulai muncul di dalam hatinya

” Sumpah aku cinta-nya sama KAMU, Yun..sejak kita masih di bangku SMU, namun aku takut untuk bilang padamu, dan waktu aku akhirnya punya keberanian untuk mengungkapkan isi hatiku padamu, kamu malah comblangin aku sama Indri sahabatmu. Tau nggak, demi kamu juga aku pacaran sama Indri. Karena kamu yang minta aku untuk jadian sama dia, Yun...please..aku tahu kamu juga suka aku, jangan bohongi hati kamu... “ setengah memelas Gilang mengungkapkan isi hatinya. Yuyun tertegun lama, dia nggak tahu harus menjawab apa pada pemuda di hadapannya itu. Satu hal yang dia tahu adalah, dia juga cinta sama Gilang. Dengan wajah setengah putus asa, dia menatap mata pemuda itu, ada cinta yang tergambar jelas di sana.

” Yun...malam minggu nanti kita ke twenty-one, ya ? “ Gilang menatap Yuyun berharap. Mata gadis itu berkaca-kaca, dia bingung sekali, namun seperti ada sebuah kekuatan besar yang memaksanya, perlahan Yuyun menganggukkan kepalanya perlahan, tanda setuju, sambil bersyukur kemarin-kemarin satpamnya nggak bilang kalo gadis dalam foto itu adalah dirinya.

Maafkan aku, Indri...hatiku tak bisa berdusta lagi, maafkan aku... Bisik Yuyun dalam hatinya. Cinta itu kuat, bahkan lebih kuat dari apapun juga, bahkan kadang lebih kuat dari persahabatan.

(In searching of the real Love....)
25 Agustus 2011 | By: nsikome

Miniseri : Kisah keluarga Om Kalo dan Tanta Onya (seri 5-CERDAS CERMAT ANTAR KAMPUNG)

Hodohh!!!...maaf for samua yg suka deng miniseri "Kisah Keluarga om Kalo deng Tanta Onya" bukan maksud so nemau taruh depe lanjutan kasiang, mar memang so lupa akang, untung ada salah satu penggemar (miniseri ini, bukang kita pe penggemar, hehe) yg sindir alus, deri kita so sengaja bekeng lupa kata....Untuk Manadoners...napa dang, silahkan nikmati kong brenti ba veto nech? :))

CERDAS CERMAT ANTAR KAMPUNG

Pagi-pagi hari minggu, seperti biasanya sebelum smokol campur pa tanta Yeni pe warong, tanta Onya salalu urus depe taman kacili di muka rumah. Pokoknya mulai dari cabu tu rumpu-rumpu alus yang rajin skali bartumbuh ganggu depe bunga-bunga, sampe sirang dengan kasih sayang tu depe bunga anggrek, bunga aster, terutama tu tanta Onya pe bunga anggrek itam, yang dia dapa pe stengah mati skali di utang Papua waktu ada pasiar ka sana pa Om Kalo pe anak basudara.

Depe perjuangan waktu ada bacari tu anggrek langka itu memang for Tanta Onya takkan terlupakan seumur hidup. Terutama waktu tu anggota separatis di utang Papua datang so deng senapan rupa om Utu jaga pake batembak babi utang. Tanta Onya kwa riki totofore sampe di ujung rambu, mar dorang langsung lapas pa dia sarta dorang dapa tau kalu tanta Onya orang Manado.

Bulum lagi deng persoalan dengan dinas kehutanan, tanta Onya sempat barmain paka-paka sambunyi deng petugas jaga di batas utang, soalnya tu spesis anggrek itang itu kan di lindungi, bukannya tanta Onya nentau itu, cuma depe gila suka skali batanang bunga, apalagi bunga anggrek, bekeng dia nekat. Makanya sampe skarang, tanta Onya bertekad untuk kase berkembang biak tu tanaman langka itu. Waktu pertama kali tanta Onya pe anggrek itang itu babunga, 1 x 24 jam tanta Onya baforo di muka anggrek, kurang om Kalo ada sirang deng aer dingin di muka, baru tanta Onya takage dari depe acara ‘mengagumi tanaman bunga’ – nya.

- Pagi Onya !! – suara orang basalam bekeng Tanta Onya takage jaha, soalnya dia sementara asyik melamun. Noh bayangkan jo kalu da sementara tahaga-haga kong orang datang bekeng kage jaha-jaha.

- Adodoh eh !! pagi Ungke, ngana ini bekeng kage orang jo !! jang bagitu kwa, bae le kita nyanda ada panyaki jantong !! – tanta Onya mulai bafeto.

- Adoh Onya jangang marah dang, kita so tiga kali da kase selamat pagi, ngana cuma acuh, makanya kita kase kuat ta pe suara. Sorry dang, - om Ungke minta maaf, dia le so gugup dapa lia tanta Onya pe muka so jadi putih rupa kapas baru pete dari pohong.

- Adoh torang dua ini, hari minggu kong masih pagi-pagi so bakufeto, apa kabar ini dang Ungke ? tumben pagi-pagi so tasopu kamari ?! – tanta Onya pe suara jadi manis ulang, maklum, tanta Onya kwa paling pantang marah-marah di hari minggu bagini.

- Kita kwa ada perlu pa ngana Onya. Bagini, ngana kan ketua seksi pemberdayaan SDM pa torang pe kampung, kita kalamaring sore ada dapa undangan lomba

cerdas cermat antar kampung tingkat kecamatan. Kita mo minta ngana pe pendapat, menurut ngana torang mo iko ato nyanda, Nya ? – om Ungke menerangkan panjang lebar.

- Kalu kita sih mo lia dulu dari depe segi positif, sebagai ketua seksi pemberdayaan SDM di kampung, menurut kita itu lomba semacam itu bagus, yah rekeng-rekeng for asah otak, lah !. Mar yang kita mo cari tau, itu for orang-orang umur brapa, Ungke ? – tanta Onya mulai berteori.

Kalu di kampung sablah, dorang pe kuntua musti sebut dengan sebutan ‘Pak Kuntua’ tiap kali bicara deng dia, mar om Ungke kan ‘low profile’, biar dia so tapilih jadi kuntua, orang musti pangge pa dia rupa dulu, cumu depe nama. Itulah depe untung dapa kuntua ‘low profile’, nyanda ada yang berubah, beda deng tu kuntua di kampung sabalah, baru abis tapilih, hele bajalang mar nemau ba tengo ka tanah.

- Dari yang kita baca di surat undangan, itu terbagi for 3 kategori, kategori anak, kategori remaja/pemuda, deng kategori dewasa. Bagimana menurut ngana pe pendapat ? – om Ungke batanya pa tanta Onya.

- Bagini Ungke, for kita, lebe bae torang tempel tu surat undangan di papan pengumuman balai desa, sekalian taruh keterangan for calon-calon yang mo mendaftar, harap ke bagian administrasi. Nanti dari samua calon² itu, torang akan seleksi ketat yang mo pigi bertanding. Masih brapa lama sebelum lomba itu, Ungke ? -

- Torang masih ada waktu 3 bulan for persiapan, Onya. Jadi bagitu jo dang ? kita mo bilang pa tanta Yulin*, supaya basadia trima calon. Menurut ngana Onya, torang ada kans mo untung ? – om Ungke ragu-ragu, soalnya kasiang dia jaga perhatikan tu depe rakyat di kampung, pe banyak IQ maruku, terutama tu depe tua-tua. Bagimana om Ungke so bekeng akang perpustakaan di balai desa, dorang cuma manyao : ‘ itu kwa cuma for anak² yang masih skolah, torang-torang ini yang so tua so balajar banyak lewat pengalaman !’. Yah, om Ungke terpaksa langsung tutu mulu, so nembole manyao banyak. Jadi tu dorang pe perpustakaan cuma anak-anak skolah tu jaga baforo di sana.

- Kalu bagitu, kita ley somo basiap kumpul tu bahan-bahan for test. Adoh kasiang mo saki ini ontak !! – tanta Onya so mengeluh baru mo bapikir tu karja yang dia musti beking.

Biar busu-busu, tanta Onya itu pernah injang bangku kuliah, sampe semester 3. Yah, maar so bagitu, rupa tu oma-oma bilang, kalu cinta so datang, butyaa tu matyaa !! so bagitu yang da jadi deng tanta Onya. Pe berkenalan deng om Kalo, tanta Onya langsung ba bacao. Depe laste, tanta Onya pe Ajus deng Sebe so pastiu, dorang langsung pi maso minta pa om Kalo, memang kwa so tabubale tu dunia, bae le om Kalo pe Ma’ deng Pa’ setuju, tu cirita jadi lancar-lancar. Skarang tanta Onya baru manyasal, bukang manyasal kaweng deng om Kalo, mar manyasal dulu berenti kuliah. Tu rasa mangiri di hati jaga datang, apalagi kalu so dapa lia

tanta Ola si ‘business woman’ so lewat deng depe oto mo pi kantor, memang tanta Onya rasa mo maleleh, dapa lia kwa pe pasung skali, mandiri, nyanda tagantong pa paitua, pokoknya tu ‘wanita ideal’ menurut tanta Onya, noh so tanta Ola itu ! skarang tanta Onya musti kumpul bahan test, tu otak so mulai jaga bakarat kasiang, so lama bukang tanta Onya meninggalkan bangku kuliah, mulai dari itu, dia cuma jaga buka-buka Keke pe buku for bahoba kalu depe Keke ada bekeng PR ato nyanda. Nyanda pernah talebeh dari itu.

Baru tanta Onya deng om Ungke tampal tu surat undangan deng pengumuman pendaftaran calon. Depe sore so satu tambung tu da datang mendaftar pa tanta Yulin. Om Ungke riki taherang-herang. Dia nyanda sangka kalu depe masyarakat pe antusias skali bagitu. Om Ungke nentau stengah mo mati, kalu tanta Onya so pi ba ober pa ‘ The Queen of Karlota’ si tanta Reni, kalu di lomba nanti, tu peserta mo maso televisi. Noh, tau sandiri kalu ada cirita sampe pa tanta Reni pe talinga, nyanda rekeng tiga depe sasadiki orang satu kampung so tau, kalah kalu Cuma SMS deng Facebook pe kecepatan bakirim.. Sapa nemau maso televisi ? tu orang-orang di kampung pe pikiran, biar sube’-sube’, kalu so tua kamari boleh mo bacirita pa cucu, Opa ato Oma pernah maso televisi dulu. Apalagi kalu untung lomba, dapa piala, dorang mo pajang di balai desa, kong boleh mo basombong akang, kita itu yang da dapa tu piala. Pokoknya so bermacam pikiran mulai dari yang biasa-biasa jo sampe yang muluk-muluk so muncul tentang persoalan maso televisi itu.

Bahkan si Angela, anaknya tanta Kalista deng Mister Opo yang pe pasung skali (maklum indo !!), dia kan bercita-cita mo jadi top model internasional, mar Mister Opo nyanda kase lantaran si Angela kata musti klaar depe skolah dokter baru boleh berlenggak-lenggok di catwalk. Angela pe nafsu dalang hati memang nya’ dua. Dari pi tunggu akang jo, nanti so kerepo tu muka baru depe dokter dia dapa, lama bukang skolah dokter, blum mo bakurekeng deng tu stress balajar. Pas dia pe dapa tau tu lomba mo dapa syuting TV, nyanda pake pikir panjang, dia langsung pi mendaftar pa tanta Yulin. Dia pikir, sapa tau ada pencari top model yang dapa lia pa dia kong pangge pi Paris ? rupa Claudia Schieffer kan dulu bagitu ?!! demikian Angela pe angan-angan.

Akhirnya, setelah seleksi yang cukup ketat deng susah, tu peserta yang mo di utus dari kampung om Kalo deng tanta Onya dorang so dapa. Di kategori anak-anak, tanta Onya nyanda dapa kesulitan yang berarti, soalnya tu anak-anak kacili ber-IQ tinggi, banya pa dorang sana, riki bingo mo pilih. Jadi yang mo pigi, tanta Ola pe anak, si Remon, om Emil pe anak, si Nadia, deng pilihan spesial, si Caloutje, anaknya tanta Kalista deng Mister Opo yang paling bungsu. Sebenarnya si Caloutje nyanda maso hitungan untuk tingkat IQ, mar gara-gara tanta Mien pe argumentasi, samua nyanda berkutik. Tanta Mien bilang, so musti kase maso pa Caloutje, dorang samua di rapat haga herang pa tanta Mien, kong depe laki om ungke tanya dari kiapa, tanta Mien manyao ; ‘ dia kan jago bahasa Inggris si Caloutje itu !! ‘ kong waktu tanta Onya tanya apa depe alasan bilang bagitu,

soalnya dari dulu si Catoutje kan nyanda pernah dapa dengar dia bicara pake bahasa Inggris, tanta Mien cuma manyao kalem ; ‘ dia kan bule pe anak, ngoni lia tu bule-bule pe jago inggris !! ‘Ya do’ do’…pa tanta Mien dang, dia pe kira samua bule stou bicara pake bahasa Inggris. Maar lantaran hormat pa om Ungke, dorang kase biar tanta Mien pe mau itu, yang paling penting ada Remon deng Nadia, dorang dua itu kan yang bertindak sebagai ‘pemikir’.

Dari kategori pemuda/remaja, yang dapa utus si Keke (tanta Reni sempat bagosip, kalu si Keke jawab banyak yang butul dari depe Mama yang susun tu soal test, kong so kase tau pa Keke, bae tanta Onya nyanda dapa dengar tu gosip, bagini kwa tanta Reni pe testa mo kanal ulang tu tanta Onya pe solop nileks !!), si Eva, anaknya tanta Reni, deng si ‘little’ Ungke, anaknya om Utu deng tanta Lena.

For kategori dewasa, so yakin dan pasti ada tanta Ola, om Ody deng om Utu. Sebenarnya om Abe yang mo duduk di kursinya om Utu, mar lagi-lagi tanta Mien sang ‘penindas laki’, bilang musti om Utu yang pigi, soalnya om Utu jago bahasa Inggris kata !! padahal waktu da test, om Utu pe jawaban cuma satu tu butul, yaitu pertanyaan tentang bahasa Inggris. Waktu dorang ada ambe keputusan itu, tanta Onya deng om Ungke lagi nyanda ada di rapat, dorang dua lagi ke kantor kecamatan for kase maso tu doi partisipasi. Nanti tanta Onya dapa tau, mar so terlambat. Memang tanta Onya pe nafsu so sampe di solop pa tanta Mien itu.

Hari ‘H’ akhirnya tiba. Nentau kiapa, samua orang satu kampung so gugup. Untuk kase semangat pa dorang pe team, samua orang kampung bakumpul di balai desa.

- Adoh kasiang coba kaluar dulu ngoni, napa ini om Utu pe dasi so basah deng suar ehhh !!!!!!! – tanta Mien bafeto-feto, soalnya so pe sesak di dalam balai desa, lantaran tu manusia so satu tambung da maso ka dalam.

- Tanta Mieeennn, mana tu semengken di sini ???? – kali ini tanta Ola pe suara yang da dape dengar pe kuat. Tanta Mien yang di tugaskan jadi ketua seksi ‘sibuk’ langsung taputar-putar kasana-kamari cari tu semengken.

- Tanta Mieeenn, napa kita pe calana panjang depe gonop so ciriii !!!!! – suara-nya si Toar bataria dari dalam kantor om Ungke.

- Tanta Mieennnn, kita pe sanggul palsu jatuuunggg !!!!!! – Eva bataria stengah manangis.

- HOIIIIIIIIIIIIIIIII !!!!!!!!!!!! KITA PE TANGAN CUMA DUAAAAA !!!!! – samua orang di balai desa langsung tadiang, memang tu suasana dari tadi pe hiruk-pikuk, langsung jadi sunyi lantaran tanta Mien bataria panik campur kalap.

Akhirnya, samua selesai. Rombongan langsung berangkat setelah berdoa singkat yang di pimpin oleh dorang pe pendeta baru, yang masih nyong-nyong, deng fasung skali.

Selama rombongan di tampa lomba, samua di kampung nyanda berenti-berenti berdoa, bahkan om Odo sampe pake acara manangis, dorang pe kira lantaran da memohon dengan sungguh-sungguh, nentau katu depe panggulu di kaki dorang dapa injang lantaran tu manusia so baku ruju di balai desa.

Dorang pe penasaran mo suka lia di TV, mar itu siaran bukang langsung, dorang rekam kong nanti minggu depan depe penayangan. Jadi samua berela-rela tunggu tu rombongan pulang.

Pas jam 11 malam, rombongan utusan kampungnya om Kalo pulang. Dari atas oto Trek yang om Odo da kase pinjam akang, turun pêserta kategori anak-anak, dorang pe muka berseri-seri, memang riki tarang tu balai desa deng tu anak tiga pe senyum lebar sampe di talinga. Dorang dapa juara pertama.

Abis itu, muncul peserta kategori pemuda remaja, samua senyum lebar mar nyanda sampe di talinga, soalnya dorang kwa cuma dapa juara kadua.

So lama tu utusan kategori remaja/pemuda da turung, tu kategori dewasa bulum dapa lia dorang pe lobang-lobang idong.

- Utuuuu !!! turung jo kamari !!!! – tanta Lena pe suara dapa dengar stengah baancam.

Om Utu lantaran okat pa tanta Lena, dia turung palang-palang dari oto trek, menyusul tanta Ola deng om Ody, maruku dapa lia malo, mar kalu jaga batengo pa om Utu, dapa lia sama deng dorang rasa-rasa mo talang malintang pa dia itu.

- Onya, kiapa kong dorang tiga pe model bagitu ? – om Kalo batanya pa depe bini penasaran. Soalnya dia kan nyanda iko, cuma boleh tu yang ‘bersangkutan’ maso di tampa lomba.

- Gara-gara Utu kong torang kalah, Kalo. – jawab tanta Onya babise.

- Hah ?!! itu kwa tu tanta Mien pe gatotel, kase iko pa Utu cuma lantaran Utu jago bahasa Inggris !! – om Kalo so taiko banafsu.

- Tantu jo itu dia jawab samua salah ?!! – sambung om Kalo.

- Torang so amper untung sebenarnya, mar pas di pertanyaan terakhir, kalu nyanda jawab, tu nilai kurang 1, kalu salah jawab, tu nilai kurang 10. Adoh kwa Kalo, pe gampang skali tu pertanyaan, Utu pi laju-laju manyao nyanda pake berunding !! – tanta Onya dapa lia manyasal skali.

- Apa so tu pertanyaan, Nya ? – om Kalo penasaran

- Tu pembawa acara kase soal ; ‘ Apa nama yang di berikan bagi orang yang tidak makan daging ? ‘ ngana tau dia pi manyao laju² :

‘ORANG MISKIN !!’

Ya dodo’ pa om Utu daaang !!!!!……………….

* Tukang ‘ketik’ di kampung alias administrasi – lht seri 3

LOUIS

Hi All!!...cerpen ini sudah pernah di publikasikan di sebuah Majalah Remaja, dan merupakan salah satu cerpen favorit aku juga. Kebetulan lagi buka arsip lama and found it, yah sudah..ku posting aja...Selamat menikmati..


LOUIS


Sekelompok turis Jepang melintas di hadapanku dengan gaya mereka yang sangat khas ; berbaju hampir semua sama, dengan Handycam dan kamera photo yang tergantung berjubel di pundak masing-masing. Sepertinya, satu kamera saja untuk setiap orang, tak cukup untuk mengabadikan semua yang mereka lihat.

Aku lalu meneruskan langkah² kakiku yang sempat terhenti oleh sekelompok turis Jepang tadi, memasuki Château de Versaille.

Walaupun sudah hampir 2 tahun aku tinggal di negeri anggur ini, kali ini adalah yang pertama kalinya aku menginjakkan kakiku di Château* yang terkenal hingga ke seluruh penjuru planet. Maklumlah, kantong mahasiswa yang hanya pas-pasan, apalagi tinggal di negeri yang harga makanannya selangit, membuatku harus berhemat-hemat. Sebenarnya, sudah lama aku ingin sekali pergi mengunjungi château de Versailles. Bagi seorang siswa yang bersekolah di Academie de Beaux Arts**, rasanya akan ada sesuatu yang kurang, jika tak mengunjungi galeri lukisan di château itu, yang memang terkenal dengan lukisan² karya pelukis-pelukis besar yang namanya menghiasi museum-museum ternama di dunia.

Setelah selesai membayar harga karcis, segera aku memulai kunjunganku di château itu. Setiap ruangan di situ, untukku adalah sebuah cerita. Aku tak henti²nya membayangkan dan mencoba berimajinasi tentang apa yang terjadi dulu, saat château itu masih di huni oleh raja-raja dan ratu-ratu Perancis dengan keluarga mereka. Berimajinasi tentang mimpi buruk yang pasti selalu menghantui ratu Marie-Antoinette akibat tidur di kamar tidurnya yang segede lapangan Volly. Aku sendiri tak akan pernah bisa membayangkan, tidur di dalam sebuah kamar yang besar seperti itu, sampai-sampai saat aku bersenandungpun, ada pantulan gema suaraku sendiri hiiiii…..

Yang paling membuat aku tercengang² karena kagum, adalah sebuah ruangan yang mempunyai lampu² kristal di sepanjang ruangan itu, yang kira-kira berukuran sekitar 25 atau 35 meter panjangnya. Entahlah, aku tak menyempatkan waktuku untuk menghitung panjang ruangan itu.

Akhirnya, tibalah aku di tempat yang sudah lama ku impi-impikan, yaitu galeri lukisan. Pemandangan yang menyambutku di sana sangatlah mencengangkan. Lukisan perang Kaisar Napoleon di depan Piramida di Kairo, Mesir. Lukisan-lukisan Renoir, benar-benar sebuah pesta bagi mata seorang pelukis yang masih amatir seperti aku.

Kelompok turis Jepang yang tadi berhambur masuk ke galeri, membuyarkan konsentrasiku. Aku mulai merasa jengkel, untung saja mereka tinggal tak terlalu lama di situ. Setelah mendengar penjelasan² singkat dari guide mereka, serta mengambil foto-foto, mereka langsung meninggalkan galeri, meninggalkan aku dengan dua atau tiga orang turis.

Aku sedang mengamati sebuah lukisan seorang wanita cantik bergaun mewah dengan seorang anak laki² di pangkuannya saat ku dengar sebuah suara menyapa hangat di sampingku,

- Lukisan itu bagus, ya ? – ujarnya dengan bahasa Inggris yang fasih, tapi beraksen Perancis (yang untuk mempermudah pembaca, sengaja ku terjemahkan)

Ku tolehkan kepalaku ke arah suara itu, ternyata seorang laki-laki muda yang tampan, tetapi berbaju sama seperti yang di pakai oleh orang-orang di lukisan di galeri itu. Aku tersenyum geli, membayangkan laki-laki ini pasti fans Renoir atau raja-raja Perancis, sampai dia berela-rela jadi tontonan orang dengan baju yang di pakainya itu.

- I..iya, aku suka sekali lukisan ini. – Jawabku dengan memakai bahasa Perancisku yang masih agak kaku terdengar. Tentu saja itu normal, orang Perancis asli sendiri memerlukan beratus-ratus tahun untuk melatih langit-langit lidah mereka untuk bisa mengucapkan bahasa mereka dengan sempurna dan indah sepeti sekarang, bagaimana dengan aku yang baru dua tahun di sini ?

- Ooo…desolé*** saya pikir kamu turis – dia seperti menyesali telah menyapaku dengan bahasa Inggris

- Nggak apa-apa. Oh ya, kenapa kamu berpakaian seperti itu ? – tanyaku ingin tahu.

- Aku guide berbahasa Inggris, untuk lebih menghayati pekerjaanku, aku sengaja berpakaian seperti ini, biar lebih seru ! – ujar laki-laki itu dengan mimik lucu, yang membuatku mengalami perasaan deja vu*

- Oh…kamu ini aneh juga, tapi orang perancis memang aneh-aneh ! – aku mulai merasa akrab dengan laki² itu

- Kamu adalah orang ke 125 yang bilang hal sama tentangku ! oh ya, namaku Louis, kamu siapa ? – dia mengulurkan tangannya, yang segera ku jabat, tangannya halus seperti tangan seorang putri. Aku menjadi agak malu, aku sendiri seorang gadis muda, tapi tanganku kasar kayak tangan milik tukang kebun, apalagi dengan jumlah cat-cat minyak yang ku sentuh tiap hari, tanganku jadi terkelupas di sana-sini.

- Namaku Shanti. Aku berasal dari Indonesia – balasku memperkenalkan diri

- Senang ketemu denganmu, Shanti. Oh ya, aku tadi tertarik untuk bicara denganmu, karena ku perhatikan dari tadi, kamu sudah hampir setengah jam berdiri di depan lukisan itu. Apa sih yang kamu sukai darinya ? – tanya Louis panjang lebar. Aku mendadak merasa sangat senang, ternyata laki-laki itu juga suka bicara tentang lukisan.

- Entahlah Louis, aku sendiri tak tahu. Sepertinya yang paling menarik untukku, adalah anak laki-laki kecil di pangkuan wanita itu. Dia seperti sengaja di lukis untuk kelihatan hidup, dan bahagia. Wajahnya memancarkan kebahagiaan anak-anak kecil dan anehnya, itu kelihatan sangat hidup – ku jabarkan pendapatku tentang lukisan itu.

- Tapi anak itu memang bahagia, dia adalah anak raja Fran̤ois I-er dari gundiknya yang ke 4, namanya Louis-Ferdinand. Рtukas Louis menerangkan

- Dan, wanita yang memangkunya, adalah Ibunya, Barones Marie-Elizabeth. – lanjut Louis.

- Tapi bagaimana kamu bisa tahu kalau anak itu bahagia ? – tanyaku heran

- Hehehe !! aku ini guide nona manis, terang saja aku musti tahu semua sejarah dan detail tentang ch̢teau ini beserta orang-orang yang tinggal di dalamnya sebelum Perancis menjadi negara Republik ! РLouis mentertawakan pertanyaanku, memarkan sederetan gigi putih bersih bagus miliknya.

- Iya-ya…bener juga kamu – aku merasa seperti seekor keledai dungu yang baru saja masuk lobang yang sama untuk kedua kalinya dengan pertanyaanku itu.

- Terus, apa yang terjadi pada anak itu ? ehm..maksudku, si Louis-Ferdinand ! – tanyaku ingin tahu. Aku mulai merasa penasaran dengan cerita anak di lukisan itu, hingga melupakan kunjunganku ke kamar raja Louis XIV yang konon memiliki lukisan yang luar biasa indahnya di langit-langit kamar.

- Louis-Ferdinand bertumbuh menjadi seorang laki² muda yang tampan, dan di gilai oleh banyak gadis-gadis bangsawan dari negera-negara tetangga. Sayang sekali dia meninggal bunuh-diri, karena dia hendak di paksa untuk menikahi putri raja Inggris. Dia hanya ingin menikahi gadis impiannya, yang sayang sekali tak pernah dia temukan sampai hari kematiannya. – ada nada sendu yang tersirat dalam suara Louis saat dia menceritakan kisah anak kecil di lukisan itu.

- Memangnya, siapa sih gadis impiannya itu ? – aku semakin menjadi ingin tahu

- Dia sendiri tidak tahu, konon, gadis impiannya adalah gadis yang selalu datang di mimpinya, dia hanya tahu bahwa gadis itu memiliki tanda _____ - Louis belum lagi menyelesaikan ceritanya, saat jam antik yang terletak di dekat pintu ruangan galeri berdentang kuat menujukkan pukul 3 sore hari.

- Maaf ya, Shanti. Aku masih ingin bicara lagi denganmu, tapi jam 3 ini ada grup turis Amerika yang harus ku pandu. Bagaimana kalau minggu depan jam 10 pagi kita bertemu di sini, aku bebas tugas hari minggu itu, ok ?! – tanpa menunggu jawabanku, Louis langsung menghilang di balik pintu yang bertuliskan ‘Personal authorized only’

Sepeninggal Louis, aku baru menyadari, bahwa aku masih harus mengunjungi kamar raja Louis XIV yang sangat terkenal itu, bergegas aku melangkahkan kaki, tapi baru saja aku beranjak kira-kira dua meter dari situ, tiba-tiba mataku terpaku pada sebuah lukisan anggun yang agak tersembunyi di dekat lukisan berjudul ‘Bataille de Bourgogne’, yaitu sebuah lukisan seorang laki-laki muda tampan, berbaju dan berwajah persis seperti….Louis !!!!!! pemuda yang sempat berbincang-bincang denganku tadi. Mendadak darahku mulai mengalir dengan cepat, dan bulu kudukku mulai berdiri. Namun, ku beranikan diriku untuk menghampiri lukisan itu, dan melihat keterangan yang tertulis di bawahnya : Louis-Ferdinand, putra raja François I-er, 1780-1798.

Sementara itu, sekelompok turis Inggris memasuki ruangan galeri, aku masih terpaku di depan lukisan itu, masih tak percaya dengan apa yang ku alami. Ku hampiri guide berwajah latin yg menemani kelompok turis itu dan bertanya perlahan padanya,

- Apakah anda tahu gadis impian pangeran Louis-Ferdinand itu memiliki tanda yang bagaimana ? -

Guide itu menatapku heran, tapi dia menjawab juga pertanyaanku,

- Gadis itu memiliki tahi lalat bulat merah di tengah-tengah kedua alisnya. -

- Terima kasih, Monsieur**** - jawabku tak bertenaga, sambil meraba tahi lalat merah bulat yang bersarang di dahiku, di antara kedua alisku, dan langsung mengambil langkah seribu, keluar dari Château de Versaille, yang sungguh mati takkan pernah ku injakkan kakiku untuk kedua kali lagi di sana, tak akan pernah !!

(Just my imajination...)

TAMAT

Keterangan :

Chateau* = Istana

Academie de beaux arts** = Akademi art terkenal, tempat belajar pelukis² modern yang terkenal, dan juga para perestorasi lukisan-lukisan tua berharga yang sudah mulai rusak.

Desolé*** = permintaan maaf seperti ‘oh, maaf ya !!’

Deja vu**** = perasaan sepêrti mengenal, atau sudah pernah lihat

Monsieur***** = Bapak

22 Agustus 2011 | By: nsikome

SOULMATE (???)

Setiap manusia tak pernah bisa menebak jalan hidupnya, termasuk aku. Tak perduli berapa jumlah IQ yg kita miliki, CINTA adalah suatu yg tak akan bisa terukur dengan logika. Aku adalah penganut paham LOGIKA yg fanatik, tapi aku juga menyerah...CINTA, akan selalu menjadi misteri terdalam yg tak terselami oleh manusia, yg hanya bisa dirasakan, dijalani, dinikmati, dan disyukuri...(NS)

SOULMATE (???)


Sendiri,
Kucoba basuh luka hati...
Dari sisa-sisa perih masa lalu,

Dan kau,
Dengan tawa dan senyum hangat itu,
Datang dan tawarkan cinta,
Dalam kesederhanaan sebuah kasih putih,
Aku terlena..............

Entahlah,
Ini cinta atau sekedar kasih semata,
Akupun terbawa, terhanyut oleh pesonamu...
Aku bisa tertawa dalam segenap kesedihan yang kupunya,
Dan menangis dalam kegembiraan yang ada,

Aku hanya........
Bahagia................????

Begitu sukar untuk terjelaskan,
Lewat kata, ataupun goresan puisi

Aku bahkan tak bisa bicara,
Hanya rasa dalam dada,
Kadang membuatku seperti melayang keangkasa,
Atau jatuh dari langit ketujuh

Ada hari dimana aku bertanya masihkah aku dialam nyata,
Namun juga detik dimana aku tak ingin melihat mentari pagi....

Kau, dengan sejuta rasa yang kau bawa,
Membuatku merasa............sempurna
Sebagai seorang manusia,
Sebagai seorang wanita,
Sebagai seorang kekasih jiwa...............

Entah jika esok tiba,
Kita akan berpijak dimana,
Aku tak berani untuk menerka.......

Biarlah,
Hidup membawa kita kemanapun juga,
Asal denganmu,
Kuyakin aku pasti bisa !!

La maison, 30 Juin 2007

( Untuk yang membuatku bahagia, sengsara, gembira, menangis, dan juga tertawa, yang membuatku sempurna sebagai seorang manusia, sebagai seorang perempuan, SST...)


10 Agustus 2011 | By: nsikome

DI BALIK SENYUM GABRIELLA

Kadang imajinasiku melanglang buana terlalu jauh, menghayalkan yang tidak ada, namun aku tahu itu bukan "tidak mungkin" dia ada..For the teenager, this one is for you..for my favorite "vampir", you're incredible!!

DI BALIK SENYUM GABRIELLA

Oleh : N.Sikome

Derry sedang sendirian di rumahnya. Hari senin, dia sudah harus masuk sekolah, dan berpikir tentang itu membuatnya senang setengah mati. Bagaimana nggak akan senang ? senin nanti, dia sudah bukan lagi anak culun yang memakai celana pendek biru tua, tapi sudah akan dengan celana panjang abu-abu. Sebenarnya tadi Mama mengajak Derry untuk ikut ke acara reuni keluarga, tapi Derry menolak. Sejak kemarin dulu malam, cowok itu sudah membuat ultimatum, bahwa mulai detik itu, dia tak akan lagi mengekori Mama dan Papanya ke reuni keluarga yang di adakan tiap bulan, itu kan kerjaan anak kecil, dan...dia bukan anak kecil lagi !!

Entah sudah ke berapa kali, Derry membongkar-bongkar tas barunya, memilih lagi buku yang akan dia bawa hari senin nanti. Dia kemudian bergumam lalu tertawa sendiri, tertawa dengan tingkahnya yang seperti orang nggak waras itu. Derry terlalu senang, senang karena sekarang dia sudah jadi anak SMU !!

Dia baru saja hendak mencoba celana panjang abu-abunya ( untuk yang ke 25 kalinya ) saat bel di pintu depan berdentang. Siapa lagi sih yang nekat bertamu di siang hari seperti ini ?? tanya Derry dalam hati, dia agak kesal karena acara mengetes celana abu²nya jadi terhenti. Derry lalu turun ke lantai bawah, menuju ke ruang tamu.

“ Selamat siang... “ sebuah suara halus menyapa Derry saat dia membuka pintu. Pemiliknya adalah seorang gadis berusia kira-kira sama dengan Derry, dan sepertinya dia berdarah campuran. Apapun campuran darahnya, dia cantik sekali

“ Selamat siang juga, cari siapa, ya ?? “ Derry bertanya, sementara matanya tak henti menatap mata gadis itu, warnanya biru. Seperti warna langit cerah.

“ Ehmm...maafkan saya...kami baru pindah, rumahku di depan rumahmu, dan__ “ gadis itu tak mampu meneruskan bicaranya, karena langsung di potong oleh suara seseorang,

- Biar saya yang ngomong, Non... - ternyata seorang wanita tua. Kelihatannya seperti pembantu gadis itu, kelihatan dari gaya bicaranya yang sopan terhadap gadis itu

- Anuu Den...Non saya mau pinjem sapu halaman, kami baru saja pindah, dan tak punya sapu untuk membersihkan halaman,.. - wanita tua itu menerangkan.

- Ooo...tentu saja boleh, tunggu sebentar, nanti saya carikan ya ?! - Derry segera berlari ke garasi dan mengambil sapu lidi. Tak sampai semenit, cowok itu sudah balik lagi ke depan.

- Ini sapunya... - Derry memberikan sapu itu pada gadis bermata biru, yang langsung mengambilnya.

- Terima kasih, nanti saya kembalikan setelah selesai membersihkan halaman.... - gadis itu berucap perlahan, seperti mengeja. Kentara benar dia masih susah untuk berbicara dalam bahasa Indonesia.

- Kami permisi dulu, ya Den..... - pamit wanita tua itu, sambil menggamit gadis di sampingnya. Mereka berdua lalu berbalik pergi, tapi Derry sempat mendengar wanita tua itu berkata,

- Non..kenapa keluar ? nanti ketahuan sama Bapak dan Ibu, Non pasti akan di hukum !! - nada bicaranya begitu cemas. Derry jadi heran, hanya keluar untuk pinjam sapu akan kena hukuman ? aneh....

Setelah gadis itu pergi, Derry merasa senang sekali, dia sekarang punya tetangga baru, cantik lagi !! dia berharap, mudah-mudahan dia akan sekolah di sekolah yang sama dengan-nya. Tapi, tentu saja itu hanya impian Derry, sebab dia tahu, anak-anak seperti itu, sekolahnya pasti di International school, tempat bersekolah anak² dari luar negeri, yang orangtuanya kerja di Indonesia.

Sayang sekali, Derry hanya sekali melihat gadis itu, saat dia datang untuk meminjam sapu. Hingga kesemutan cowok itu menunggu di teras depan, malah yang datang untuk mengembalikan sapu adalah pembantu tua itu.

Lusanya, saat Derry tengah menunggu oplet di depan rumahnya untuk ke sekolah, gadis bermata biru itu keluar bersama wanita tua itu. Kali ini, Derry bisa mengamati lebih jelas gadis itu. Kulitnya putih sekali, condong kepucat-pucatan. Mereka lalu menyeberang ke terminal tempat Derry tengah berdiri.

- Hai....!! - sapa Derry lebih dulu, wanita tua di dekat gadis itu menatap Derry dengan pandangan menyelidik, tapi dia tak berkata apa-apa

- Namaku Derry, kamu siapa ? - lanjut Derry bertanya, dia nggak mau lagi kehilangan kesempatan. Kemarin waktu dia datang untuk meminjam sapu, Derry menyesal habis-habisan karena tak sempat bertanya siapa nama gadis itu.

- Nama aku Gabriella, - jawabnya pelan

- Kamu tinggal di mana sebelum datang kesini ?? - tanya Derry lagi,

- Kami tinggal di Rumania, - dia menjawab agak takut-takut. Mungkin takut salah mengucapkan bahasa Indonesia

- Wah....di negerinya Count Dracula, ya ??!! – tukas Derry bercanda. Buku Bram Stroker yang sukses besar dengan ceritanya tentang Vampir itu memang adalah salah satu buku favorit Derry

Gabriella hanya tersenyum samar mendengar gurauanku. Derry ingin bicara lebih banyak dengan gadis manis itu, tapi oplet yang akan membawa-nya ke sekolah sudah datang. Derry lalu pamit pada Gabriella, dan masuk ke dalam oplet.

- Siapa itu, Der ? - Arnol bertanya menyelidik. Dia adalah teman sekampung Derry.

- Tetangga baru, - jawab Derry acuh tak acuh

- Boleh juga.... - komentar Arnol,

- Siapa sih namanya ? - tanya Arnol lagi. Derry menggeleng,

- Aku nggak tahu ! - dusta cowok itu. Si playboy kampungan itu pasti akan langsung memasang jeratnya jika dia tahu nama Gabriella.

Dan Derry tak harus menebak lama-lama apa yang akan di lakukan oleh Arnol berikutnya. Keesokan harinya, saat Derry baru saja keluar dari pagar rumahnya, di terminal sudah berdiri si playboy kampungan, Arnol.

- Tumben nunggu oplet-nya di sini, Ar ?? - tanya Derry berbasa-basi, karena dia tahu betul Arnol datang ke situ pasti untuk melihat Gabriella

- Sekali-kali jalan kesini kan nggak apa-apa, lagian jalan pagi itu baik untuk kesehatan badan kita ! - ucap Arnol berdiplomasi. Jalan sehat, nenekmu !! bilang aja pengen liat Gabriella...!! Derry berkata dalam hati.

- Ah...cewek yg kemarin menanyakan kamu, dia sempat ngeliat kita ngomong, lalu dia tanya siapa kamu, ku jawab aja teman sekampung, tinggalnya di ujung jalan... - cerita Derry. Mata Arnol langsung membulat,

- Bener Derr ?! - tanya Arnol antusias. Derry menganggukkan kepalanya meyakinkan.

- Iya...pagi ini dia katanya mau lari pagi di halaman GOR ! - mendengar itu, Arnol langsung meraih tasnya yang terletak di bangku terminal tunggu,

- Aku kok rasanya pengen jalan lagi,... - dia lalu berjalan menuju ke arah GOR yang terletak di dekat kantor Bupati. Derry tertawa dalam hati, umpannya kena juga. Biar si Arnol jalan sampai pegel, dia pasti nggak akan bertemu Gabriella, Derry hanya pengen ngerjain playboy kampungan itu.

Derry lagi menyiram bunga-bunga milik Mama-nya, saat Gabriella lewat. Seperti biasa, dia selalu bersama dengan pembantu tua-nya.

- Gabriella.... !! - panggil Derry. Gadis itu menoleh, dia lalu melihat kearah wanita tua yang selalu bersamanya. Perempuan itu menganggukkan kepalanya, mengiyakan. Gabriella lalu masuk ke halaman rumah Derry.

- Ada apa, Derr ? - tanya dia

- Ehmm....lusa nanti, aku ulang tahun, dan akan ada pesta kecil. Aku pengen ngundang kamu, emm...tentu saja kalau kamu mau datang... - Derry berharap gadis itu akan menganggukkan kepalanya, tapi dia langsung kecewa. Gabriella menggeleng, lalu berujar pelan,

- Sebenarnya, aku ingin sekali menghadiri pesta ulangtahun-mu, tapi aku harus minta ijin sama Bapak dan Ibu sebelumnya, - Dalam hati Derry bersyukur, itu artinya masih ada harapan. Dia akan berdoa, agar Tuhan menyentuh hati kedua orangtua gadis itu, lalu mengijinkan Gabriella untuk memenuhi undangannya.

- Mudah²an kamu di kasih ijin, Gab.... - tukas Derry. Dia juga berharap Gabriella di ijinkan datang ke pestanya, karena Derry sudah bercerita pada teman-teman sekelasnya, bahwa dia punya tetangga gadis cantik sekali, dan mereka bisa melihat dia di pesta ulang tahun Derry nanti.

Hari yang di tunggu Derry tiba juga. Semua kelihatannya sudah siap, DJ yang di sewa Kak Indy sudah datang dengan peralatannya, balon-balon dan kertas warna-warni sudah tergantung indah. Derry lalu segera bergegas untuk mandi, sebab jam sudah hampir menunjukkan jam 7 malam, sebentar lagi para undangan pasti akan berdatangan.

Satu persatu, teman² Derry mulai datang, teman sekelasnya semua pada hadir. Tak lupa, si playboy kampungan Arnol yang mulai wara-wiri menebar pesona, yang sayangnya nggak begitu sukses. mungkin karena dia menyiram hampir satu botol minyak wangi ke tubuhnya, yang bikin orang pusing saat dekat dengan Arnol.

Mata Derry tak lepas dari pintu masuk, dia masih menunggu satu orang, Gabriella. Dalam hati dia mulai putus harapan, kayaknya Gabriella nggak di kasih ijin sama orangtuanya untuk datang ke pesta Derry. Cowok itu menghela napas panjang, dia lalu melangkah masuk ke ruang tengah, bergabung dengan teman-temannya.

- Der...mana Gabriella-mu itu ?? - tanya Anton

- Iya.....kayaknya kita cuman di bo'ongin Derry selama ini, si cantik Gabriella tuh cuman imajinasi-nya semata !!! - tambah Handri, mereka lalu tertawa mengejek

- Enak aja, Gabriella tuh ada dan nyata, dia nggak datang karena nggak dapet ijin dari ortu-nya tau !! - Derry mencoba untuk membela diri,

- Pesta cuma di depan rumah, dan dia nggak di kasih____ - ucapan Handri terhenti, mulutnya menganga dan matanya mengarah ke arah pintu.

- Der...ada bidadari datang ke rumahmu.... - Handri menunjuk ke arah pintu. Derry menoleh, nampak orang yang dia tunggu tengah berjalan masuk. Gabriella, dia tampak cantik dan anggun sekali dengan baju sackdress putihnya. Wajahnya yang putih hanya di poles dengan bedak tipis, dan bibirnya di beri sentuhan lipstik berwarna alami. Cantik sekali, memang bagai seorang bidadari cantik yang di lukiskan di dongeng-dongeng anak-anak.

Gabriella tersenyum pada semua orang yang menyapanya, sedang gadis-gadis lain menatapnya iri. Derry masih terpana melihat Gabriella, hingga tak sadar gadis itu sudah berada di hadapannya.

- Selamat ulang tahun, Der... - ucapnya sambil menyodorkan sebuah kado. Derry

ingin menyalaminya, tapi yang dia dapat adalah sesuatu di luar imajinasi, Gabriella mencium kedua belah pipi Derry. Cowok itu tahu, saat itu semua sedang menatap dia dan Gabriella, pipi-nya langsung terasa panas. Tapi Derry langsung menepis pikiran bahwa gadis itu suka dia, kan dalam budaya barat sana, cium pipi itu adalah hal yang biasa ?

- Makasih, Gabby...boleh kan ku panggil kamu seperti itu ? soalnya namamu terlalu panjang, sih.... - tukas Derry bercanda. Gabriella mengedipkan sebelah matanya, lalu tersenyum manis sekali.

- Terserah kamu saja...sekarang, rasanya aku ingin mencicipi kue-kue buatan Mama kamu !! - dengan santai dan penuh percaya diri, Gabriella melangkah ke arah meja tempat semua makanan di letakkan, dia lalu mulai memilih-milih kue dan minuman. Derry terperangah, gadis itu kelihatan beda 160° dari yang dia kenal semenjak dia pindah di depan rumah Derry. Tanpa pembantu tua yang selalu menguntitnya, dia kelihatan beda sekali. Dalam hati Derry bertanya, kenapa Gabriella takut sekali pada wanita itu, dan kenapa wanita itu selalu menguntitnya ? Derry langsung menepis semua pikiran itu, dia lalu turun ke dancefloor dengan Gabriella, mereka berdansa bersama.

Pesta ultah Derry berlangsung dengan sukses. Yang paling sukses di pesta itu sebenarnya adalah Gabriella. Semua cowok pada berebutan mengajaknya berdansa.

Derry membuka matanya dengan berat, hari ini dia harus kembali pada kenyataan. Dia harus membersihkan bekas pesta semalam. Tiba-tiba dia teringat, bahwa tadi malam dia berjanji pada Gabby, bahwa pagi ini dia akan membawakan kue napolitain pada gadis itu. Cepat-cepat dia bangkit dari tempat tidurnya, lalu menuju kamar mandi.

Rumah Gabriella kelihatan sepi sekali. Berkali-kali Derry memencet bel pintu depan,

tapi tak ada yang keluar, dia lalu mencoba untuk mendorong pintu pagar itu, ternyata tak terkunci. Derry lalu melangkah masuk, langsung ke pintu depan. Dia mengetuk pintu, lalu menunggu. Lima menit setelah itu, pintu masih belum juga terbuka. Mungkin Gabriella masih tidur. Tapi, masak pembantunya juga tidur, walaupun hari minggu, jam sudah menunjukkan hampir pukul 11 siang. Mungkin pembantunya sedang ke pasar ? berbagai tanya memenuhi benak cowok itu. Dia lalu memutuskan untuk kembali ke rumahnya. Nanti sore dia akan balik lagi, pasti dia bisa bertemu dengan Gabriella, putus Derry. Baru saja dia hendak membalikkan badannya, tiba-tiba Derry di kejutkan oleh sebuah suara mengerang, datangnya dari arah belakang rumah. Di dorong oleh rasa ingin tahu, dia lalu memutari sudut yang di tumbuhi bunga-bunga aster, menuju ke belakang rumah. Suara mengerang itu semakin mengeras. Derry mencoba untuk mencari dari mana arah datangnya suara itu, ternyata datangnya dari sebuah pintu kecil, kelihatannya sebuah ruangan di bawah tanah.

Erangan itu semakin keras, dan kini Derry bisa mendengar dengan jelas, bahwa itu adalah erangan kesakitan. Lama cowok itu terdiam di depan pintu yang berukuran kira-kira tak sampai semeter itu. Dalam pikirannya, apapun yang terjadi di dalam situ , itu bukanlah urusannya. Tapi bagaimana bila itu Gabriella ? membayangkan Gabriella dengan senyum manisnya yang begitu menawan, Derry jadi tak sampai hati. Dia lalu mendorong pintu itu, tak tekunci juga. Cahaya matahari menelusup masuk ke dalam ruangan itu lewat pintu kecil yang kini terbuka. Derry mencoba untuk membiasakan matanya. Ada sebuah lorong di balik pintu itu, Derry lalu melangkah memasuki ruangan tersebut. Tiba-tiba terdengar suara seseorang berteriak marah,

- Sudah berapa kali Ibu dan Bapak bilang, kamu jangan bergaul dengan manusia, Gabriella ?? - suara seorang wanita

- Tapi aku juga manusia, Bu...aku perlu teman... - rintih Gabriella, Derry bisa mengenal suaranya

- Kamu hanya setengah manusia, dan tak lama lagi, kamu akan menjadi Vampir seutuhnya !! - bentak seorang lagi, kali ini suara seorang laki-laki

- Aku tak pernah ingin jadi seperti ini, Pak.... - terdengar suara Gabriella mulai berubah menjadi tangis. Suara laki-laki itu lalu terdengar lagi, tapi kali ini dia bersuara dalam bahasa yang aneh. Lalu, terdengar suara lecutan cemeti, di barengi oleh suara erangan kesakitan. Gabriella tengah di pukuli. Derry terhenyak, mereka , bicara tentang Vampir, benarkah itu ??

Derry berbalik, dia memutuskan untuk memberitahu Mama dan papanya tentang yang dia dengar, dan kalau mereka tak percaya, dia akan menelpon polisi, dan memberitahu bahwa tengah terjadi penyiksaan di rumah Gabriella. Tapi niatnya di urungkan oleh sebuah tangan yang menariknya kasar,

- Sedang apa kamu di sini ? - ternyata wanita tua itu.

- Aku hendak membawa ini pada Gabby, dan.... - Derry tiba-tiba merasa takut, dia menyodorkan bungkusan kue napolitain yang di pegangnya. Wanita tua itu menatap Derry, lalu menariknya agar masuk ke lorong itu. Derry mencoba untuk melepaskan diri, dan dia hampir berhasil, kalau saja laki² di dalam itu tak keluar.

- Ada apa di sini ?? - Derry menatap laki-laki itu. Dia terkejut sekali, terlihat taring yang menyembul dari di sela-sela bibirnya, mata laki-laki itu berwarna merah

- Dia mengintip, tuan... - jawab wanita tua sambil melepaskan pegangannya pada tangan tangan Derry

- Oooo....ini ya sahabat Gabriella yang membuat anakku jadi pembangkang ?? - laki-laki itu menyeringai. Derry makin ketakutan. Tiba-tiba, laki² itu meniupkan nafasnya ke arah Derry, sedetik kemudian, cowok itu jatuh pingsan tak sadarkan diri.

Derry terbangun, dia tengah berada di kamarnya. Uff...ternyata dia bermimpi. Untung saja itu bukan beneran, sebab pasti dia akan kehilangan senyum Gabriella. Ternyata hari sudah malam, dan sudah pasti Derry akan di omelin Mama-nya, karena dia ketiduran dan lupa membersihkan rumah.

Derry tengah sendiri di dapur. Mama-nya baru saja membeli seekor ayam yang akan di potong, sebab Papa-nya pengen makan ayam kampung yang di goreng. Mama-nya berpesan pada Derry, untuk menyembelih ayam itu, seperti biasanya, hanya Derry yang berani untuk memotong ayam di rumahnya, walaupun sebenarnya dia tak suka melakukan itu. Kata Kak Indy, Derry sadis. Tapi, kalau semua nggak bisa, gimana bisa makan ayam yang lezat itu ??

Dia lalu meraih pisau besar yang biasa di pakai untuk menyembelih ayam, lalu merenggut leher ayam. Darah mengalir dari leher binatang malang itu. Mata Derry membulat besar melihat darah berwarna merah yang mengalir, perlahan tangannya dia celupkan di baskom tempat menampung darah yang keluar, lalu mulai menjilati jari-jarinya. Cowok itu tidak bisa lagi mengendalikan dirinya, baskom itu diambilnya, lalu dengan rakus Derry mulai meminum semua darah di dalamnya. Tiba-tiba dia seperti tersadar, dan mulai gemetar. Derry merasa takut sekali, hal yang baru saja dia lakukan adalah sesuatu yang menakutkan, dan Derry tahu, bahwa yang dia alami di rumah Gabriella, itu bukanlah mimpi.

Segera dia berlari keluar, tapi tertahan di pintu, matahari tengah bersinar. Dan, menurut cerita, para Vampir akan hancur bila terkena cahaya matahari. Derry tak perduli, lebih baik mati dari pada hidup seperti itu. Dia lalu menerobos keluar, dan berlari menuju rumah Gabriella. Dia tak hancur oleh sinar matahari. Derry meneruskan langkah kakinya, dia lalu mencoba untuk membuka pintu depan rumah Gabby. Tak terkunci. Saat dia masuk, nampak Gabby tengah duduk di sofa panjang, wajah gadis nampak pucat.

- Gabby, bisa kau jelaskan padaku apa yang terjadi ?? - tanya Derry menahan tangis. Dia meminum darah, sungguh itu mengerikan sekali

- Maafkan aku, Der. Kamu di transformasi oleh Ayahku jadi 'setengah Vampir'... - jelas Gabby

- Kamu tak akan mati oleh sinar matahari, tapi kamu perlu darah untuk hidup, tak perduli darah manusia atau hewan... - lanjut gadis itu menjelaskan. Derry terpana, tak percaya dengan apa yang baru dia dengar.

- Mereka bukan orangtuaku yang sebenarnya, aku terpaksa ikut dengan mereka, karena hidupku sekarang bergantung pada mereka, kamu juga.... - Gabby menatap Derry kasihan.

- Kenapa aku harus ikut mereka, Gabby ?? - kali ini Derry tak bisa menahan airmatanya lagi, ide untuk meninggalkan keluarga yang dia sayangi, membuatnya sedih sekali.

- Karena kalau tidak, kita akan mati, karena setiap dua hari, mereka harus memberi darah mereka sebanyak dua tetes, itu seperti obat bagi kita. Sebenarnya, yang ada dalam darah makhluk² setengah Vampir seperti kita adalah seperti virus, kalau kita tak mendapat dua tetes darah mereka, kita akan sakit, dan mati... - terang Gabby. Derry terkulai lemah...dia menyesal sekali, kenapa harus terpikat dengan senyum Gabriella, dan mati-matian mencari cara agar bisa melihat gadis itu ??

Tapi Derry tak ingin pergi, dia tak ingin meninggalkan keluarganya, dan kalau dia harus mati, dia lebih memilih mati di dekat Papa dan Mama-nya.

Tapi tunggu dulu, bukankah mereka tetangganya ? dan Derry tak harus susah-susah tinggal dengan mereka. Kalau dia sudah perlu dua tetes darah itu, bukankah dia hanya pergi menyeberang, dan meminta ? satu hal yang pasti, Derry tahu...bahwa mulai saat ini, dia akan senang sekali bila di suruh Mama untuk menyembelih ayam !!!! (NS)